Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembalinya Naskah yang Dijarah Raffles di Pameran Naskah Keraton

5 April 2019   22:54 Diperbarui: 5 April 2019   23:15 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naskah kuno Keraton Yogyakarta. Dok : Sains Kompas


29 Maret 2019

Mataku berkaca-kaca di depan gambar ilustrasi yang tertempel di dinding Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta. Ada rasa yang menyesakkan dada melihat guratan kesedihan sang raja saat keratonnya dijarah oleh pasukan Inggris pimpinan Raffles.

Masih terekam jelas oleh ingatanku gambar ilustrasi mengenai jatuhnya Keraton Yogyakarta ke tangan pasukan Inggris sampai aku menuliskannya saat ini. Terima kasih aku ucapkan kepada Kompasianer Jogja yang telah membawaku ke Bangsal Pagelaran, Keraton Yogyakarta.

Ilustrasi penyerangan Keraton dimulai dari Benteng Keraton oleh pasukan Inggris. Dok : FIB UGM
Ilustrasi penyerangan Keraton dimulai dari Benteng Keraton oleh pasukan Inggris. Dok : FIB UGM

Geger Sepoy (Sepehi)

Peristiwa penyerangan Kraton Yogyakarta oleh tentara Inggris pada 20 Juni 1812 dikenal dengan nama Geger Sepoy. Geger (bahasa Jawa) berarti perang dan Sepoy menunjuk sebuah kawasan di India, asal dari para serdadu bayaran dalam pasukan Inggris. Menurut website Kraton Jogja, tentara Inggris melakukan serangan besar-besaran sejak jam 5 pagi dibantu oleh Legiun Mangkunegaran.

Babad Sepehi juga menuliskan bahwa bagian sisi timur laut benteng Kraton tidak dijaga kuat sehingga pasukan Sepoy dengan mudah meruntuhkannya. Pasukan Inggris kemudian masuk melalui plengkung Nirbaya sampai akhirnya tiba di plataran Bangsal Srimanganti yang membuat Sri Sultan Hamengku Buwono II menyerah. Dengan menyerahnya sang raja maka Keraton pun diubrak-abrik oleh pasukan Inggris dan banyak naskah kuno yang dijarah.

Kenapa Keraton diserang? Jawaban singkatnya sebagai berikut.

Tanah-tanah milik penduduk yang diambil oleh Belanda semasa pemerintahan Daendels, kembali diambil alih Raffles sehingga penduduk kehilangan hak atas tanahnya. Hal ini yang membuat Sri Sultan Hamengku Buwono II geram sampai akhirnya secara terang-terangan mengecam aturan sewa tanah yang diterapkan Raffles.  

Pameran Naskah Keraton Yogyakarta. Dok : Star Jogja
Pameran Naskah Keraton Yogyakarta. Dok : Star Jogja

Acara Pameran Naskah Keraton Yogyakarta dan Kembalinya Naskah yang Dijarah Raffles

Dalam acara puncak peringatan 30 tahun Sri Sultah Hamengku Buwono X bertahta, Keraton Yogyakarta mengadakan pameran naskah yang berlangsung sejak tanggal 7 Maret 2019 sampai 7 April 2019.

Bertempat di Bangsal Pagelaran, Pameran Naskah Keraton Yogyakarta bisa dikunjungi sejak pukul 09.00 sampai pukul 21.00. ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat akan mengunjungi pameran naskah diantaranya tidak diperbolehkan membawa smartphone, kamera dan tas ke dalam ruang pameran.

Pameran naskah ini menghadirkan berbagai naskah kuno dari Perpustakaan Kraton Yogyakarta Widyabudaya, Widyapustaka Pakualaman, Balai Bahasa dan Museum Sonobudoyo. Menurut penuturan guide yang bertugas, ada sekitar 27 naskah asli yang untuk pertama kalinya dipamerkan kepada masyarakat umum.

Serat Jayalengkara Wulang koleksi British Library. Dok : impresa.id
Serat Jayalengkara Wulang koleksi British Library. Dok : impresa.id
Naskah-naskah kuno tersebut ditempatkan dalam kotak kaca dalam posisi terbuka, bertuliskan huruf-huruf jawa yang indah. Bahkan ada naskah yang di halamannya dihiasi oleh ornamen-ornamen tertentu, tentu saja ada artinya dari hiasan ornamen.

Naskah-naskah yang ditampilkan disini menceritakan tentang Babad Giyanti (tentang perjanjian Giyanti tahun 1755 yang membelah Mataram menjadi 2 kerajaan yaitu Surakarta dan Yogyakarta), Babad Ngayogyakarta, Geger Sepoy(Spehi), para raja yang pernah bertahta, prajurit Keraton, tembang macapat, kisah pewayangan dan berbagai macam serat salah satunya serat Pawukon yang berisi tentang ramalan.

Tidak  bisa baca tulisan jawa juga tidak menjadi masalah ketika mengunjungi pameran karena ada keterangan kecil yang tertulis di sekitar naskah. Kalau masih kurang puas dengan penjelasan yang ada di dekat naskah, ada para petugas yang siap untuk direpotin, tenang aja.

Sementara itu 75 naskah kuno yang dijarah Raffles dalam peristiwa Geger Sepoy dikembalikan ke Keraton Yogyakarta dalam bentuk digital oleh British Library. Penerimaan secara simbolis dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 7 Maret 2019. Naskah digital ini ditampilkan salam sebuah layar di Bangsal Pagelaran bagian barat. Sebagian besar naskah dituliskan menggunakan huruf Jawa.

Selain naskah, disini kita juga disuguhi ilustrasi geger sepoy, wayang dan lukisan-lukisan yang berkaitan dengan Keraton Yogyakarta. Tidak  bisa baca tulisan jawa juga tidak menjadi masalah ketika mengunjungi pameran karena ada keterangan kecil yang tertulis di sekitar naskah.

Profesor Oman Faturrahman pernah mengatakan bahwa naskah kuno seperti permata yang belum digosok. Untuk menggosoknya itu diperlukan para filolog yang berasal dari generasi muda karena bisa saja naskah kuno merupakan sumber primer bagi penulisan sejarah.

Jadi sebagai generasi muda, tidak pernah rugi ketika mengunjungi pameran naskah kuno seperti Pameran Naskah Keraton Yogyakarta karena disana banyak sekali sejarah yang bisa kita pelajari.

Foto bersama setelah berkeliling bangsal Pagelaran. Dok : Kompasianer Jogja
Foto bersama setelah berkeliling bangsal Pagelaran. Dok : Kompasianer Jogja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun