Sebelum memasuki kawasan wisata Kembang Soka, parkir mobil di tepi jalan utama sementara untuk parkir motor bisa masuk hingga ke rumah pak Yono salah satu  perintis obyek wisata Kembang Soka.Â
Kembang Soka ini terletak di tengah perkebunan cokelat milik warga dengan jalanan turun yang cukup curam, menurut saya lebih baik tidak mengenakan alas kaki agar tidak terjatuh saat melewati jalanan yang licin. Selain jalanan berupa tanah berundak, ada beberapa wot (jembatan dari bambu) yang dibuat secara swadaya oleh warga.
Menurut penuturan pak Yono tempat ini dinamai Kembang Soka karena dahulu banyak pohon soka. Tetapi saat ini sudah tidak lagi ditemukan pohon Soka di kawasan Kembang Soka.Â
Saat melintasi separuh jalan tanah berundak yang curam, kami menemukan pancuran air bersih yang ditampung di sebuah gentong yang terbuat dari tanah yang bernama Toyo Tombo. Toyo berarti air dan tombo berarti obat, menurut pak Yono air ini dapat digunakan sebagai lantaran (perantara) untuk menyembuhkan orang yang sedang sakit bagi yang mempercayainya.
Kemudian menurut cerita leluhur beliau, saat perang Jawa Pangeran Diponegoro melintasi daerah Kembang Soka yang kemudian kuda Pangeran Diponegoro pernah dimandikan disini. Oleh karena itu petilasan
pemandian kuda Pangeran Diponegoro dinamai
Tuk Jaran.Â
Tuk berarti mata air, Jaran berarti kuda. Ada beberapa bunga yang mekar berwarna merah muda di dekat Tuk Jaran dengan air yang selalu mengalir jernih diantara bebatuan kapur membuat kami terpesona dengan keindahan obyek wisata Kembang Soka.
Ada 3 mata air utama di kawasan Kembang Soka yaitu Kembang Soka, Tuk Jaran dan Kalimiri. Ketiga mata air ini melewati sungai dengan batuan kapur dan membentuk air terjun. Pertemuan dua air terjun besar membentuk kolam yang bisa digunakan untuk berenang.Â
Kolam untuk berenang tidak pernah kering, terbukti ketika musim kemarau sekitar 8 bulan yang lalu, kolam tetap jernih berwarna biru dengan pasokan air yang memadai.Â
Warga sekitar Kembang Soka juga tidak pernah kekurangan air, supply air yang mencukupi didapat dari sungai bawah tanah. Sungai tersebut bernama sungai Mudal dari Gua Mudal dan sungai Bangki dari Gua Seplawan.
Obyek wisata Kembang Soka dibuka pada bulan Januari 2015 tetapi baru diresmikan oleh bupati Kulon Progo bapak dr. H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) pada tanggal 15 Juni 2015. Menurut para perintis, obyek wisata Kembang Soka didirikan secara swadaya oleh warga yang sadar akan wisata, jadi obyek wisata ini tidak ada dibawah dinas Kehutanan ataupun dinas Pariwisata. Warga bersama-sama membangun tempat wisata dengan harapan kedepan akan meningkatkan perkeonomian di desa Jatimulyo.
Wajah  Kembang Soka bersih dari sampah dan sudah disediakan tempat sampah dari bambu di sepanjang jalan menuju tempat pemandian. Tiket masuk menuju obyek wisata kembang soka sebesar Rp 4000/orang, namun apabila membutuhkan pelampung untuk berenang ditambahkan biaya sebesar Rp 2500/orang. Untuk harga tiket parkir roda dua sebesar Rp 2000 dan roda empat Rp 5000.
Lihat Travel Story Selengkapnya