Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Jejak Kolonial di Kota Semarang: Menikmati Keindahan Lawang Sewu

13 Agustus 2016   05:48 Diperbarui: 13 Agustus 2016   11:47 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="gedung lawang sewu"][/caption]

Semarang merupakan kota pelabuhan yang terletak di Jawa Tengah memang memiliki banyak bangunan tua yang merupakan jejak kolonial. Bahkan Semarang memilki kota lama yang dikenal sebagai Little Netherland yang sudah saya bahas di artikel sebelumnya. Namun landmark kota ini adalah Lawang Sewu, gedung peninggalan kolonial yang sempat terbengkalai dalam waktu lama hingga akhirnya dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). 

Jika ada pertanyaan kenapa yang mengelola adalah PT KAI, jawabannya tentu karena di gedung ini juga cikal bakal PT KAI berdiri. Gedung ini dulunya milik NISM (Nederland Indische Spoorweg Maatscapij) salah satu perusahaan kereta terbesar milik swasta di Nederland Indie (Indonesia). Letak gedung di jalan Pemuda, dekat dengan bundaran Tugu Muda, kota Semarang.

Pada saat akan membuat Lawang Sewu, direksi NISM menghubungi profesor Jakob F Klinkhamer dan B.J Ouëndag untuk membuat rancangan gedung NISM, perancangan semuanya dilakukan di Amsterdam baru cetak birunya dibawa ke Semarang. Jadi yang merancang gedung ini tidak pernah datang ke Semarang untuk melihat hasil rancangannya. 

Pembangunan dimulai tanggal 27 Februari 1904 dengan nama Het hoofdkantor van de Nederland Indische Spoorweg Maatschappij. Gedung ini mulai dibuka untuk kantor pada tahun 1907 dan benar-benar selesai dibangun pada tahun 1919. Gedung NISM ini hingga sekarang terkenal dengan nama Lawang Sewu karena memilki banyak pintu dan jendela yang besar sehingga seolah-olah seperti pintunya sampai sewu (seribu).

Lawang Sewu dengan gedung A sebagai gedung utama yang dapat dilihat dari jalan raya dan memiliki beberapa menara.  Gedung ini berbentuk huruf L, di lantai 2 gedung utama terdapat kaca patri yang menceritakan kemakmuran dan keanekaragaman hayati di tanah Jawa, kemudian juga menceritakan bahwa saat itu Semarang dan Batavia berada di bawah kekuasaan kerajaan Belanda.  

Kaca patri ini bukan replika tetapi asli didatangkan dari Belanda. Sebelum tangga di dekat kaca patri menuju lantai 2 terdapat sebuah prasasti menggunakan batu marmer sebagai penanda pembangunan Lawang Sewu.

[caption caption="prasasti"]

[/caption]

[caption caption="langit-langit"]

[/caption]

Lawang sewu konstruksinya tidak menggunakan besi, atap lawang sewu dibuat melengkung setengah lingkaran setiap setengah meter berfungi untuk megurangi tekanan. Tetapi untuk gedung yang paling akhir dibangun menggunakan besi dan material lokal karena sulit mendatangkan material dari Belanda yang sedang terkena imbas dari perang dunia satu. 

Tembok lawang sewu tidak dibangun mengggunakan semen melainkan menggunkaan bligor, campuran pasir, kapur dan batu bata merah. Kelebihan bligor adalah bangunan tidak mudah retak, lebih awet dan menyerap air sehingga keadaan di dalam ruangan menjadi sejuk.

Sistem pendingin ruangan di dalam gedung dibuat dengan rancangan yang benar-benar unik. Rancangan ini berupa pipa-pipa yang mengalirkan air hujan menuju lorong bawah tanah sehingga udara akan tetap dingin, berbeda dengan udara di luar ruangan. Lorong bawah tanah lawang sewu berisi tampungan dari air hujan yang digunakan untuk mendinginkan bangunan yang besar. 

Ada sedikit sejarah kelam mengenai lorong bawah tanah bangunan. Pada masa penjajahan Jepang, lorong ini digunakan sebagai penjara jongkok dan penjara berdiri baik pribumi maupun Belanda ketika Jepang berhasil menduduki Lawang Sewu. Selain itu di lantai 3 gedung A adalah merupakan bekas tempat penjagalan massal oleh kempetai (polisi rahasia Jepang) terhadap orang-orang Belanda pada saat Jepang mulai masuk ke kota Semarang.

[caption caption="foto"]

[/caption]

Memasuki ruangan-ruangan megah di dalam lawang sewu akan disuguhi berbagai macam sejarah mengenai perkeretaapian. Mulai dari miniatur lawang sewu, miniatur lokomotif dan foto para direktur NISM dapat dijumpai di berbagai ruangan. 

Tangga besi dengan bentuk mengular menuju lantai 3 sangat klasik, bangunan ini dirancang dengan sangat detail dan indah. Selain tangga, kita juga akan menemukan wastafel asli buatan Belanda yang umurnya sama dengan lawang sewu.

Sementara untuk wc diletakkan jauh di belakang dengan pertimbangan kesehatan. Hingga saat ini kamar mandi dan wc tidak bisa dimasuki oleh wisatwan dengan berbagai pertimbangan. Wc juga dekat dengan sungai kecil yang mengelilingi lawang sewu. 

Sungai ini tidak bisa dipisahkan dengan sejarah kelam Lawang Sewu. Banyak jasad-jasad orang Belanda maupun pejuang kita yang dibuang di sungai ini ketika pendudukan Jepang. Penggalan kepala dan mayat mayat, serta aliran air dari penjara jongkok atau berdiri akan membawa mayat-mayat tahanan menuju sungai ini.

Ada juga gedung C dibagian agak tengah dekat miniatur kereta uap yang menyimpan barang-barang Lawang Sewu. Disana ada perbandingan genteng asli dan replika, serta foto Lawang Sewu dari masa ke masa. Foto dipasang di dinding-dinging gedung menceritakan bagaimana proses pembangunan Lawang Sewu hingga pemugaran yang dilakukan oleh PT KAI. 

Ada perbandingan daun pintu Lawang Sewu yang asli dengan replika. Gedung C ini dahulunya adalah tempat pencetakan tiket dan jadwal kereta api semasa NISM, tetapi sempat digunakan sebagai gedung pengelolaan program proyek pembangunan gedung A (utama).

Lawang sewu juga merupakan saksi bisu pertempuran 5 hari di Semarang. Pertempuran 5 hari ini terjadi pada tanggal 15 Oktober-19 Oktober 1945 sebagai pertempuran mempertahankan kemerdekaan RI melawan tentara Jepang. 

Melihat banyak sekali sejarah yang ada di Lawang Sewu maka pemerintah kota Semarang melalui surat keputusan walikota nomor 650/50/1992 memasukkan Lawang Sewu sebagai bangunan bersejarah yang patut dilindungi. Hingga akhirnya saat ini pengelolaannya dibawah unit heritage PT KAI sejak unit ini dibentuk oleh Bapak Ignasius Jonan yang saat itu menjabat  Dirut KAI. 

Revitaliasasi Lawang Sewu ini memakan waktu hampir 3 tahun dimulai sejak tahun 2009 hingga 2011, PT KAI bekerjasama dengan unit hetitage Universitas Katolik Soegijapranata dan pemkot Semarang dan dipandu oleh Paul Hunter dari New York University. Setelah pemugaran selesai, Lawang Sewu dibuka untuk umum dan kemegahan bangunan kolonial ini bisa kita nikmati.

Indonesia beberapa hari lagi akan memasuki usia yang ke 71 tahun. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Mengunjungi bangunan bersejarah merupakan salah satu cara untuk menghargai jasa para pahlawan. 

Lawang sewu yang berarsitektur kolonial dirancang oleh pihak Belanda tetapi tangan-tangan yang membangun pasti orang pribumi jadi jangan beranggapan ketika mengunjungi Lawang Sewu dan bangunan peninggalan kolonial lainnya adalah rasa nasionalisme kita dipertanyakan. Pahlawan-pahlawan tak dikenal yang membangun Lawang Sewu atau gugur di Lawang Sewu juga perlu kita hargai dengan berkunjung ke bangunan tersebut. 

Bangunan-bangunan peninggalan kolonial seharusnya dapat kita manfaatkan, bukan untuk dijadikan ajang uji nyali, sekedar welfie atau dibiarkan terbengkalai hingga akhirnya rusak karena bangunan-bangunan ini merupakan saksi bisu sejarah bangsa Indonesia.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun