Â
JEPARA- Kesegaran buah dan rujak yang dijual oleh Bapak Dayat setiap hari di halaman Masjid Agung Jepara selalu mempuaskan para pelanggannya.
Setelah beribadah, pengunjung masjid sering beristirahat di halaman masjid sembari menikmati kesegaran buah maupun rujak buatan Pak Dayat. Meskipun Pak Dayat hanya berjualan dengan gerobak kayu, beliau sangat menjaga kualitas buah dan rujak yang dijajakan.
Pak Dayat tidak hanya menjajakan buah dan rujak saja tapi Pak Dayat juga  menjual rujak serut, rujak serut ini buah di parut dengan parut khusus sehingga buahnya menjadi kecil kecil beda dengan rujak biasanya.
Menurut seorang pembeli, Vavha, berpendapat bahwa cita rasa rujak Pak Dayat enak  sesuai dengan selera orang Jepara. Bagi pelanggan yang tidak menyukai pedas di rujak Pak Dayat ini level kepedasan bisa disesuaikan dengan permintaan pembeli. Selain itu, pembeli juga dapat meminta buah yang diinginkannya dalam rujak tersebut.
"Rujaknya super enak. Pedesnya pas dan bikin nagih , pokonya enak banget. Saking enaknya, saya habis 4 porsi. Apalagi harga satu porsinya murah. Hanya 8000 Rupiah orang Jepara wajib nyoba" jelas Vava.
Pak Dayat telah berdagang rujak kurang lebih sepuluh tahun. Pak Dayat mengawali karir bejualan rujak sejak 2008, sehingga pengalaman Pak Dayat berjualan rujak mampu menciptkan bumbu rujak yang sesuai dengan selera orang Jepara.
"Saya ini perantauan, saya aslinya orang Kendal dan saya mengontrak rumah di daerah Pengkol. Saya berdagang rujak di Jepara kurang lebih sejak tahun 2008. Jadi sudah lebih dari 10 tahun." ungkap Pak Dayat.
Penghasilan Pak Dayat sebagai penjual rujak pun sangat menggiurkan. Sehari Pak Dayat mampu menjual kurang lebih 30 porsi rujak satu porsinya seharga 8000 Rupiah dan itu pun belum buah segar yang dijajakan Pak Dayat seperti nanas, melon, semangka dan sebagainya.
" Alhamdulillah bisa buat pulang kampung ke kendal saya pulang kampung setiap dua bulan sekali " ungkap Pak Dayat.
Rutinitas berdagang Pak Dayat dimulai setelah Subuh dengan membeli buah-buahan dan bahan-bahan rujak di Pasar Ratu Jepara. Kemudian mulai menjajakan dagangannya sekitar pukul 09.00 WIB sampai sore hari
" Saya mangkalnya pindah- pindah setelah dari Masjid Agung Jepara, siangnya saya pindah ke perempatan dekat Pasar Ratu Jepara. Tutur Pak Dayat.
 Kendala yang dihadapi Pak Dayat sebagai penjual rujak antara lain kondisi buah yang tidak bisa bertahan lama seperti melon dan semangka  dan ketika musim hujan datang. Buah yang tidak habis pada hari itu tidak dapat dijual kembali besoknya dan harus dibuang karena buah akan layu dan tidak segar lagi. Selain itu, ketika musim penghujan pelanggan rujak Pak Dayat berkurang.
"Musim hujan saya pulang ke Klaten untuk bertani dan berladang. Kembali lagi ke Jepara Jualan rujak hanya musim kemarau. " ungkap Pak Dayat.
Meski usia Pak Dayat tidak muda tapi semangat beliau untuk mengais rejeki dan menghidupi keluarganya sangat tinggi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI