Mohon tunggu...
Niken Djokosuratno Suratman
Niken Djokosuratno Suratman Mohon Tunggu... Editor - Just me

Bekal menjadi seorang profesional diawali dengan mendengarkan dan belajar....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Suatu Ketika Dalam Sebuah Jeda

18 Oktober 2021   19:52 Diperbarui: 18 Oktober 2021   19:55 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Derai hujan mengisi lengangnya malam.

Aku terdiam dalam diam dan menekuri kehampaan yang menjadi sebuah pertanyaan tanpa jawab.

Ada apa dan bagaimana?

Siapa dan mengapa?

Terus bergulir dan membuatku terjeda.

Lelahnya membuatku mual.

Tapi tetap kutelan. Setiap tegukannya, seperti pil pahit yang membuatku terasa tertancap pada tanah tempatku berdiri.

Berlumut dan berakar.

Haah... bagai barang usang dan berdebu. 

Hatiku menua seiring dengan usiaku.

Berapa juta kali aku menghela?

Menghitung penyesalan atas suapan-suapan yang tak kutelan. 

Atas tegukan-tegukan yang kumuntahkan. 

Letihku membunuhku perlahan. 

Namun aku tertopang berdiri. 

Menghadap matahari dan tak menepi walau hujan membasahi.

Jika satu persatu aku bisa menjelaskan tentang semua yang telah terjadi, mungkin akan ringan beban ini...

18/10/2021 19:10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun