"Berapa harganya?"
Tanya perempuan paruh baya itu dengan suara terdengar ketus dan jijik memandang nasi bungkus yang kupegang.
"Tiga ribu rupiah,"
"Kok murah? Kalau murah begitu biasanya  pakai micin,"
"Iya. Nggak apa-apa. Saya lagi lapar. Uang saya cukupnya buat beli ini,"
"Kalau saya sih nggak mau beli makanan yang pakai micin,"
Aku menghembuskan nafas panjang untuk mengusir rasa kesal yang mendadak muncul
"Iih, bodoh amat kalau kamu nggak suka. Yang makan kan aku,"pekikku dalam hati.
Kulanjutkan mengunyah makanan tanpa menggubris perkataannya tadi.
"Aah, dia datang!"gerutunya seraya bergegas bangkit dari duduknya. Ia langsung berjalan menuju kamar suaminya di rawat dengan mulut bersungut kesal.