"Iya sayang gak apa-apa,aku beneran ngerti kok. Apa hubungannya aku ngomong sedih sama ayahmu?" Tanya kyo lembut,sambil mempererat genggaman tangannya ditangan galvin.
"Ya dulu sebelum beliau meninggal aku ngerasa aku sering bikin dia sedih." Jawab galvin sambil tersenyum seribu arti.
Kyo membalas senyuman galvin dengan arti menenangkan.
Detik detik demi detik sisa hari itu mereka habiskan seperti ritual yang selalu mereka lakukan.
Belum sirna kekecawaan kyo,tpi dia memutuskan untuk menanam satu topeng untuk Sang Segalanya itu.
"Mungkin tanpa kamu sadar aku takkan pernah menjadi kyo yang kemarin kamu kenal galvin. Karena kamu telah menancapkan satu paku dalam diriku. Tapi aku akan tetap bersikap seperti yang kamu kenal. Aku tetap akan ada buat kamu dan mencoba ngerti kamu. Tapi kamu gak akan pernah tau,aku sudah tak bisa sama lagi seperti yang kamu kenal." Senyuman misterius itu hadir lagi ditopeng lembutnya...
to be continue...
terus disimak cerita nya guys,thankyou for attention dan selamat membaca :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H