Mohon tunggu...
Ni Kadek Mira Pratiwi
Ni Kadek Mira Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Undiksha

Saya Mira Pratiwi mahasiswa Undiksha prodi Pendidikan Kimia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karma Phala dalam Kehidupan: Konsep Hindu yang Memengaruhi Nasib Kita

23 Oktober 2023   22:30 Diperbarui: 23 Oktober 2023   23:11 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Apa yang kamu tanam, itulah yang kamu tuai” sebuah ungkapan yang sudah pasti tidak asing kita dengar, sebuah ungkapan yang menggambarkan konsep bahwa apapun tindakan kita pasti memiliki konsekuensinya tersendiri. Jika kita melakukan tindakan yang baik maka hasil yang baiklah yang akan kita peroleh. Begitu pula sebaliknya, jika kita melakukan tindakan yang buruk atau negative maka sudah pasti hal buruklah yang akan menimpa diri kita. Ungkapan ini sering digunakan untuk menekankan pentingnya bertindak secara bijak dan bertanggung jawab, karena tindakan kita saat ini akan memengaruhi hasil yang akan kita alami di masa depan. Hal ini juga mencerminkan ide karma dalam beberapa tradisi spiritual, di mana perbuatan kita saat ini akan berdampak pada pengalaman hidup kita di waktu yang akan datang.

Agama Hindu mengajarkan lima keyakinan atau kepercayaan yang dikenal dengan istilah “Panca Sradha.” Adapun bagian Panca Sradha yaitu :

1. Percaya terhadap adanya Brahman atau Ida Sang Hyang Widhi 2. Percaya terhadap adanya Atman

3. Percaya terhadap adanya Karma phala

4. Percaya terhadap adanya Punarbhawa atau Samsara

5. Percaya terhadap adanya Moksa

Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia pasti menghasilkan konsekuensi dan akibat dan konsekuensi dapat bersifat baik atau buruk. Konsekuensi yang baik membawa kebahagiaan, sementara konsekuensi yang buruk menyebabkan kesulitan. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran untuk selalu berperilaku baik, karena semua orang menginginkan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup. Sebagai hasil dari tindakan tersebut disebut sebagai pahala. Hasil dari tindakan tersebut tidak selalu dapat dirasakan atau dinikmati secara langsung. Setiap tindakan meninggalkan jejak. Ada jejak yang konkret dan jejak yang bersifat tidak langsung (dalam pikiran dan abstrak), dan jejak tersebut disebut sebagai karma wasana. Sebagai umat beragama Hindu, manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi idep (pikiran), harus mampu mengingat hakekat diri untuk selalu berbuat kebaikan dalam hidup dalam menjalankan dharma, baik dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun.

Konsep Karmaphala yang menekankan akibat dari perbuatan kita juga memiliki hubungan dengan kehidupan kita selanjutnya (dalam ajaran agama Hindu disebut Punarbhawa). Jiwa ini keluar dari tubuh yang mati dan kemudian dilahirkan kembali dalam wujud yang berbeda. Kita meyakini bahwa kita hidup berulang- ulang dengan tujuan mencapai kebebasan yang disebut Moksa. Reinkarnasi ini juga terjadi karena karma dari kehidupan kita sebelumnya yang disebut karma wasana. Tujuan utama dari artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang Karma Phala dalam konteks agama Hindu dan bagaimana konsep ini

memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan umat Hindu serta masyarakat yang tertarik dengan filsafat dan ajaran Hindu.

Konsep Karmaphala dalam ajaran Agama Hindu adalah dasar keyakinan umat Hindu yang ke tiga. Dalam Kitab Slokantara dijelaskan Karma Phala Ngaran Ika Phalaning Gawe Hala Hayu. Kutipan Kitab Slokantara tersebut, mengandung arti bahwa Karma Phala adalah hasil dari pada baik buruknya suatu perbuatan (Adnyana, 2019:57). Ajaran Karma Phala merupakan ajaran yang memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada umatnya akan adanya gerak atau aktivitas kehidupan yang akan menerima pahala atau buahnya (Rupa, dkk., 1991:183). Konsep Karmaphala mengajarkan ada tiga jenis karma yaitu : 

Yang pertama Sancita Karmaphala ( Karmaphala yang mana Perbuatannya dilakukan di masa lampau, namun hasil atau pahalanya belum dapat dinikmati sepenuhnya dalam kehidupan sekarang), yang kedua Prarabdha Karmaphala (Karmaphala yang mana perbuatan atau karma yang dilakukan pada waktu itu hasil atau pahala dinikmati pada waktu ini juga), dan yang ketiga Kryamana Karmaphala ( karmaphala yang mana perbuatan atau karma yang dilakukan pada waktu sekarang ini, hasil atau pahalanya baru dapat dinikmati pada masa kehidupan yang akan datang). 

Jadi dalam kehidupan sehari-hari dapat kita simpulkan adanya orang yang menderita padahal selalu berbuat baik itu disebabkan karena Sancita Karmaphala atau karma buruk dari tindakan di masa lalu. Yang mana mau tidak mau kita harus merasakannya dalam kehidupan yang sekarang karena belum habis dirasakan di kehidupan terdahulunya. Sebaliknya orang yang berbuat curang atau cenderung tidak baik terlihat bahagia karena Sancita Karmaphala mereka yang baik di kehidupan terdahulu yang belum habis mereka nikmati. Namun cepat atau lambat, sekarang atau nanti hasil dari perbuatan yang kita lakukan pasti akan kita rasakan. Oleh kerena itu, hendaklah kita sebagai manusia yang memiliki akal mampu melakukan perbuatan baik karena pada hakikatnya perbuatan baik akan mendatangkan hidup yang bahagia.

Ajaran Karmaphala merupakan Hukum Sebab Akibat dalam Agama Hindu dapat dilakukan dengan menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha. Menurut Kemenuh (2019:82). Tri Kaya Parisudha merupakan ajaran dasar yang sangat luhur untuk megajarkan umat Hindu selalu berpikir, berkata, dan berbuat yang baik. Kitab Sārasamuccaya sloka 77 menyebutkan bahwa :

Kāyena manasā vācā yadabhiksnam niṣevyate,

tadevāpaharatyenam tasmāt kalyāṇamācaret.

Apan ikang kinatahwan ikang wwang, kolahanya, kangenangênanya, kocapanya, ya juga bwat umalap ikang wwang,

jênêk katahwan irika wih, matangnyan ikang hayu atika ngabhyas an, ring kāya, wāk, manah.

(Sārasamuccaya, 77)

Terjemahan : Sebab yang membuat orang dikenal, adalah perbuatannya, pikirannya, ucapanucapannya; hal itulah yang sangat menarik perhatian orang, untuk mengetahui kepribadian seseorang; oleh karena itu hendaklah yang baik itu selalu dibiasakan dalam laksana, perkataan, dan pikiran (Kajeng, 2010:67-68).

Kembali pada karma buruk yang merupakan akibat dari tindakan buruk di masa lalu. Tentu buah atau pahala dari perbuatan tersebut membuat hidup seseorang menderita. Karma buruk terjadi saat individu melakukan perbuatan yang melanggar norma-norma etika dan moral dalam Hinduisme, seperti berbohong, mencuri, menggunakan kekerasan, menyalahgunakan kekuasaan, atau tindakan jahat lainnya. Dalam konsep karma buruk agama Hindu, setiap tindakan memiliki konsekuensi, dan perbuatan buruk menghasilkan akibat negatif atau dosa. 

Akibat dari karma buruk dapat mengakibatkan penderitaan, kesulitan, atau pengalaman sulit baik dalam kehidupan saat ini maupun dalam kehidupan berikutnya dalam siklus reinkarnasi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya penebusan atau mengurangi karma buruk sebagai bagian dari praktik spiritual dalam Hindu. Pada hakikatnya, karma buruk dalam agama Hindu adalah bagian dari kepercayaan yang mengajarkan tanggung jawab pribadi, etika, dan konsekuensi tindakan individu dalam konteks siklus reinkarnasi.

Dalam ajaran agama Hindu, cara penebusan karma buruk adalah salah satu upaya untuk mengurangi dampak negatif dari karma buruk melalui tindakan-tindakan atau perilaku yang baik dan tidak melanggar moral dan etika dalam Hindu. Agama Hindu mengajarkan bahwa adanya kebahagiaan dan penderitaan dalam hidup kita bersumber dari diri sendiri. Dalam upaya untuk mencari kebahagiaan yang lebih tinggi daripada kedukaan, maka kita harus berusaha untuk mencari Tuhan atau mencoba untuk mengetahui diri kita sendiri. Jika kita terus berlatih, kita bisa mencapai kebahagiaan itu. Setiap aktivitas karma seseorang didasari oleh keinginan (Iccha). Keinginan yang ditimbulkan akan direspon oleh pikiran. Melalui pikiran inilah yang akan menentukan karena melalui pikiran keputusan diambil untuk melakukan tindakan dalam bentuk ucapan ataupun tindakan jasmani.

Garis nasib seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri dengan perbuatan dan juga hasil perbuatan mereka. Sederhananya yang menjadi dasar bagi kita dalam kehidupan adalah memperbaiki garis nasib dan selalu berbuat kebaikan. Hukum Karma sebagai Hukum Sebab Akibat memiliki pengaruh yang sangat luar biasa dan merupakan salah satu penentu kehidupan kita selanjutnya (samsara). Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pasti sudah lahir berulang- ulang. Namun, ketika di kehidupan yang sekarang mereka akan melupakan segala hal di kehidupan terdahulu dan menikmati hasil dari perbuatan mereka. 

Badan fisik kita tidak sama, tapir oh atau jiwatman kita tetap sama dan mereka yang melakukan samsara. Seburuk apapun garis nasib di kehidupan kita pasti dapat tertolong. Tuhan tidak akan memberikan cobaan pada hambanya diluar kemampuan hambanya. Kesadaran dan perubuahan diri merupakan kunci untuk merubah garis nasib dalam hidup. Tidak selamanya yang kaya akan kaya yang miskin tetap miskin jikalau memang dalam diri ingin melakukan perubahan, ingin hidup menjadi lebih bermakna dengan tetap berpegang teguh pada ajaran dharma.

Upaya mentaati ajaran Karma Phala sebagai Hukum Sebab Akibat dalam Agama Hindu dapat dilakukan dengan menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha, yaitu : a) Manacika mengajarkan umat beragama Hindu untuk berpikir yang baik. b) Wacika mengajarkan umat beragama Hindu untuk berkata yang baik. c) Kayika mengajarkan umat beragama Hindu untuk berbuat yang baik. Pentingnya kesadaran dan pemahaman akan hukum karma phala ini akan menjaddi landaasan dalam setiap tindakan yang kita ambil kedepannya. 

Oleh karena itu, kita sebagai umah Hindu harus sangat bersyukur karena memilikii ajaran karma phala yang menuntun kita dalam menjalani hidup dan garis nasib kehidupan. Tantangan yang ada dalam melaksanakan ajaran dharma bukan menjadi penghalang kita untuk terus menerapkannya. Karena dengan memahami konsep Karma phala daan menyadari pentingnya Karma phala bagi kehidupan yang akan kita jalani, maka kita pasti akan selalu menerapkan kebaikan di setiap tindakan kita dan kebaikan lah yang akan kita terima dalaam hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun