Perguruan Tinggi Umum terbagi menjadi 2 berdasarkan kepemilikannya. Ada Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta.
Perguruan Tinggi Negeri atau PTN merupakan Perguruan Tinggi yang berada di bawah naungan pemerintah. Penerimaan mahasiswa biasanya dilakukan melalui 3 jalur yaitu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Mandiri.
Sedangkan Perguruan Tinggi Swasta atau PTS merupakan Perguruan Tinggi yang dikelola oleh yayasan atau lembaga non-pemerintah. Semua Perguruan Tinggi Swasta berada di bawah sebuah badan bernama Kopertis (Koordinator Perguruan Tinggi Swasta). Penerimaan mahasiswa dilakukan sesuai dengan peraturan Perguruan Tinggi masing - masing. Beberapa jalur penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Swasta yaitu jalur undangan, jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK), jalur tes tertulis, jalur prestasi, jalur Ujian Saringan Masuk (USM) dan masih banyak lainnya.
2. Perguruan Tinggi Kedinasan
Perguruan Tinggi Kedinasan merupakan Perguruan Tinggi yang berada di bawah naungan badan, kementerian atau lembaga pemerintah lainnya. Untuk masuk ke Perguruan Tinggi Kedinasan, kamu perlu melalui beberapa tahapan. Sekolah Kedinasan menggunakan sistem gugur dalam melaksanakan penerimaan mahasiswa baru.
Umumnya tahap seleksi di Sekolah Kedinasan terbagi menjadi 3, yaitu Seleksi Kemampuan Dasar (SKD), Psikotes dan wawancara. Seleksi Kemampuan Dasar sendiri mencakup 3 aspek yaitu Tes Wawasan kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), dan Tes Karakter Pribadi (TKP). Selain itu, ada juga Sekolah Kedinasan yang mengharuskan tes fisik dan tes kesamaptaan. Kamu bisa cari tahu lebih banyak seputar Sekolah Kedinasan di artikel saya sebelumnya yaitu Mengenal Sekolah kedinasan.
Menurut data pada tahun - tahun sebelumnya, sebagian besar peserta gugur pada tahap Seleksi Kemampuan Dasar. Oleh karena itu, sebaiknya kamu mempersiapkan diri sejak dini untuk mengikuti SKD. Kamu bisa berlatih menggunakan soal - soal SKD tahun sebelumnya atau ikut bimbingan belajar khusus untuk menghadapi SKD.
Itulah beberapa pilihan yang bisa kamu lakukan setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas. Ingat, setiap langkah pasti ada konsekuensinya masing - masing. Jadi, pikirkan dengan matang sebelum mengambil keputusan. Jangan lupa untuk selalu meminta saran kepada orangtua dalam mengambil keputusan. Semoga kita termasuk orang - orang yang bijak dalam membuat keputusan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H