Mohon tunggu...
Nihayatun Naja
Nihayatun Naja Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Seorang pelajar dengan hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yuk Cari Tau Seputar Kesehatan Mental!

18 Oktober 2023   01:14 Diperbarui: 18 Oktober 2023   01:40 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembaca yang Budiman, kalian tau gak sih apa itu kesehatan mental?

Pengertian sehat mental ga sebatas tidak ditemukannya gangguan mental pada diri individu loh.  Akan tetapi, sehat mental adalah dimana kondisi seseorang dapat menggunakan fungsi-fungsi dirinya sebagai manusia secara optimal. Lebih lanjutnya WHO (2022) menjelaskan bahwasanya kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana individu memiliki mental yang sejahtera, yang mana ditandai dengan kemampuan individu tersebut dalam menghadapi tekanan, menyadari potensi yang dimiliki, mampu belajar maupun bekerja dengan baik dan bisa ikut serta berkontribusi dalam masyarakat. 

Seiring berkembangnya zaman, semakin banyak edukasi yang diberikan dari berbagai komunitas baik melalui media massa maupun kampanye kesehatan mental untuk menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya mempunyai mental yang sehat. Namun, hal itu tidak menjamin semua manusia bisa mengatasi masalah mentalnya. Masih ada sebagian besar masyarakat yang menyepelekan dan bahkan menganggap sakit mental adalah suatu hal yang tabu untuk dibahas. Padahal, hal itu bisa membahayakan diri sendiri loh! Iya membahayakan, karena sakit mental yang dibiarkan begitu saja bisa menghambat fungsi otak, fisik, maupun sosial dan ga jarang juga bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Pada 10 Oktober 2023, yang mana merupakan hari peringatan kesehatan mental sedunia, sekelompok mahasiswa beserta jajaran dosen fakultas psikologi UMS ikut serta mengkampanyekan pentingnya kesehatan mental. Langkah awal dalam proses ini adalah dilakukannya survey menggunakan lembar angket yang disebarkan ke sejumlah mahasiswa random dari fakultas psikologi dan hukum UMS. Dari penyebaran angket tersebut bisa diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa psikologi dan hukum UMS terindikasi mempunyai tingkat kesehatan mental yang sedang. 

Sebab-sebab yang menjadikan kesehatan mental mereka terganggu diantaranya adalah karena tugas kuliah yang kian hari kian menumpuk, keadaan lingkungan yang mengharuskan jauh dari keluarga dan ga jarang menimbulkan homesick, mencemaskan masa depan, adanya permasalahan dengan orang lain yang ga segera terselesaikan, hutang yang tidak segera dilunaskan, serta memiliki harga diri yang rendah. Dari berbagai sebab di atas menandakan bahwa masih banyak mahasiswa psikologi dan hukum UMS yang kurang aware dalam mensejahterakan kesehatan mentalnya sehingga perlu segera diberi penanganan. 

Salah satu cara penanganannya adalah dengan diberikan pemahaman mengenai faktor apa aja sih penyebab kesehatan mental kita bisa terganggu, apa sih urgensinya, bagaimana cara mengurangi kadar sakit mental dan bagaimana cara meningkatkan kesejahteraan diri. Dalam artikel ini kita akan membahas secara singkat mengenai identifikasi gangguan mental yang dialami oleh mahasiswa beserta cara penanganannya. 

Selanjutnya, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi baik buruknya kesehatan mental mahasiswa yang mana terbagi menjadi 2 faktor, yaitu faktor resiko dan protektif. Yuk disimak!

  1. Faktor Resiko yang Tinggi

Faktor Resiko adalah faktor-faktor dari keturunan maupun lingkungan yang bisa meningkatkan kadar stres individu. Berdasarkan hasil survei kuesioner terbuka, beberapa faktor risiko yang paling banyak membuat seseorang merasa terancam yaitu disebabkan oleh lingkungan. Misalnya, salah satu jawaban dari subjek “Ketika memiliki masalah dengan orang lain sulit untuk diselesaikan”. ini menunjukan bahwa seseorang masih kesulitan dalam beradaptasi. Apalagi Subjek tersebut masih duduk di bangku kuliah semester 1, yang mana hal tersebut masih dalam proses adaptasi lingkungan, dan bisa jadi perbedaan budaya dapat membuatnya kesulitan dalam menyesuaikan diri, sehingga sulitnya menyelesaikan sebuah persoalan dengan orang lain.

  1. Faktor Protektif

Faktor Protektif merupakan faktor yang ada di dalam diri individu, meliputi keterampilan sosial seperti berkomunikasi, kemampuan menyelesaikan masalah, kecenderungan atribusi sosial (locus of 22 control) dalam menilai penyebab masalah, memiliki kontrol atas diri sendiri, dan tujuan hidup. Berdasarkan hasil tugas faktor protektif yang dialami individu banyaknya disebabkan karena tugas. hal ini menunjukan bahwa individu masih sulit dalam menyelesaikan sebuah masalah, serta belum memiliki kontrol terhadap dirinya.

Berdasarkan hasil survei mini yang dilakukan terdapat 47 mahasiswa psikologi dan 41 mahasiswa hukum semester 1, mengalami kesehatan mental yang sedang di universitas muhammadiyah surakarta. Oleh karena itu, urgensi artikel ini yaitu untuk membuat para pembaca diluaran sana, yang memiliki kesehatan mental dengan tingkat yang sama agar dapat mengatasi kesehatan mentalnya dengan meningkatkan Well-being.  Karena manfaat dari meningkatkan kesehatan mental yang tinggi dapat membuat seseorang mudah dalam menjalankan persoalan-persoalan dalam dirinya. Berikut cara meningkatkan well-being.

Setelah kita mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesehatan mental mahasiswa kurang baik, maka selanjutnya kita perlu mencari tahu hal apa sajakah yang dapat meningkatkan well-being pada mahasiswa agar kesehatan mentalnya dapat terjaga dengan baik.

 Sebelumnya, apa sih yang dimaksud dengan Well-Being? Siska (2019) menjelaskan bahwasanya Well-Being adalah suatu keadaan psikologi individu yang sehat dan bahagia yang mana bisa dicapai ketika individu dapat memenuhi harapan maupun kebutuhannya dalam kehidupan. Well-Being terdiri dari 6 aspek, yaitu aspek penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, mempunyai tujuan hidup yang jelas, mampu mengetahui potensi diri, dapat beradaptasi dengan lingkungan dan mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri. 

Dari hasil survey angket yang telah diberikan, terdapat beberapa usaha yang responden lakukan untuk tetap menjaga kesejahteraan mentalnya. Diantaranya adalah dengan menyelesaikan tugas satu persatu, istirahat yang cukup, ikut serta dalam kegiatan yang bermanfaat, bersantai bersama teman, olahraga, ibadah, healing, melakukan hal yang disukai, bercerita ketika ada masalah dan masih banyak lagi. Adapun berdasarkan beberapa sumber lainnya, cara meningkatkan Well-Being bisa dilakukan dengan beberapa hal berikut: 

  1. Istirahat yang cukup

Setiap manusia pastinya perlu untuk memulihkan kembali energi dalam tubuh yang mana didapatkan dengan istirahat yang cukup. Selain berdampak pada kebugaran fisik, istirahat yang cukup juga bisa memberikan dampak baik terhadap kinerja hormonal loh! Yang mana bisa menstabilkan emosi maupun suasana hati dalam tubuh. Seringkali individu yang kurang istirahat akan menjadi individu yang temperamen dan mudah tersulut emosi. Hal itu dikarenakan saat kita kurang istirahat, kinerja hormon dalam amigdala akan mengalami peningkatan hingga 60%. Tingginya peningkatan kinerja tersebut akan berdampak pada kemampuan otak dalam mengendalikan emosi. Oleh karena itu, dengan istirahat yang cukup dapat meningkatkan kesejahteraan pada diri karena bisa membuat emosi menjadi lebih stabil.

  1. Berlatih mindfulness

Mindfulness adalah salah satu teknik berpikir yang mana memfokuskan pikiran hanya pada masa sekarang (masa yang sedang dihadapi). Dengan berpikir secara mindfulness akan dapat menyadarkan kita bahwa apapun yang terjadi di masa lampau tidak dapat diulang dan apapun kejadian yang akan terjadi nantinya ga dapat kita prediksi begitu saja. Salah satu penyebab individu mengalami kecemasan, depresi maupun penyakit suasana hati lainnya adalah karena terus-terusan terjebak pada kenangan buruk di masa lampau, atau pun mengkhawatirkan masa yang akan datang. Berpikir mindfulness menjadi salah satu upaya yang dapat meningkatkan kesejahteraan mental, karena dengan melakukan mindfulness kita akan berfokus pada masa kini sehingga bisa hadir secara penuh dalam menghadapi segala hal yang terjadi di masa sekarang.

  1. Memakan makanan yang seimbang

Memakan makanan yang seimbang juga menjadi salah satu kiat menaikkan Well-being loh! Kenapa bisa gitu? Berbagai hasil penelitian menyatakan bahwa jumlah gizi yang dikonsumsi oleh individu, kekurangan atau kelebihan zat gizi, jenis makanan, kualitas dan jenis pola makan dapat memberikan dampak terhadap kesehatan mental dan kualitas tidur individu. Lebih lanjutnya, penelitian meta-analisis yang dilakukan oleh Firth et al. menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara peningkatan kualitas diet dengan gejala depresi dan kecemasan. Selain itu, kandungan dalam makanan ternyata juga dapat mempengaruhi mood kita loh! Carol Ottley menjelaskan, bahwasanya zat yang terkandung di dalam makanan dapat menimbulkan respon kimiawi dalam tubuh yang berpengaruh terhadap perubahan pada mood.

  1. Bersosialisasi dan mencari support system

Upayakan Anda selalu melakukan komunikasi dengan orang sekitar, atau setidaknya dengan teman dekat Anda. Karena dengan berkomunikasilah dapat menurunkan kadar stres. Selain bersosialisasi, kita juga perlu untuk mencari support system. Lingkungan yang positif akan memberikan dampak baik juga terhadap individu di dalamnya. Untuk itu, penting bagi kita untuk mencari lingkungan yang sehat yang mana sekiranya dapat menjadi support system kita disaat  sedang mengalami jatuh dalam hidup. Karena dengan support system yang baik bisa memberikan motivasi maupun memberikan hal-hal positif yang dapat membuat diri bangkit dari keterpurukan sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dalam diri kita.

  1. Berolahraga

Melakukan olahraga setiap harinya merupakan salah satu cara sederhana untuk meningkatkan kesejahteraan mental. Dengan aktif melakukan olahraga fisik, aliran darah maupun kadar oksigen dalam tubuh akan meningkat yang mana berdampak pada keadaan tubuh yang menjadi lebih segar, energik dan sehat mental. Lebih rincinya, dengan melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan sirkulasi darah ke otak yang mana berdampak pada beberapa area otak salah satunya pada hypothalamic-pituitary-adrenal axis (HPA). HPA menjadi perantara di beberapa area di otak, seperti sistem limbik yang mengatur suasana hati, amigdala yang menciptakan rasa takut ketika berhadapan dengan stres, dan hipokampus yang memiliki peran utama dalam pembentukan memori serta suasana hati dan motivasi. Selain itu, saat tubuh melakukan aktivitas fisik, tubuh juga akan melepaskan neurotransmitter dan hormon seperti endorfin, dopamin dan serotonin yang mana ketiga hormon tersebut bisa menciptakan perasaan senang.

Demikianlah pemaparan mengenai apa itu kesehatan mental, faktor yang mempengaruhi kesehatan mental beserta urgensinya dan apa saja yang dapat menaikkan kadar kesejahteraan mental individu. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua ya! Tetaplah aware dengan kesehatan mental, dan beri tahu kepada dunia bahwa sakit mental bukanlah hal yang tabu untuk dibahas. Yuk bersama gerakkan sehat mental!

Referensi:

Paramitha, S. D. (2019). Layanan Konseling Kelompok dalam Meningkatkan Psychological Well-Being Remaja di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Pangkalpinang. https://jurnal.lp2msasbabel.ac.id/index.php/sci/article/download/1015/399.

World Health Organization. (2023). Health and Well-Being. https://www.who.int/data/gho/data/major-themes/health-and-well-being

Adnani, N. B. (2019). Mudah Marah Akibat kurang Tidur, Mengapa?. Klik Dokter. https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/mudah-marah-akibat-kurang-tidur-mengapa

Adams, J. 9 Tested Tips to Improve Your Wellbeing and Quality of Life. The Wellbeing Project. https://wellbeing-project.org/9-tested-tips-to-improve-your-wellbeing-and-quality-of-life-post/

Sari, M. P. & Sharon Winardi. (2022). Makanan dan Kesehatan Mental, Bagaimana Hubungannya?. https://wellbeing-project.org/9-tested-tips-to-improve-your-wellbeing-and-quality-of-life-post/

Makarim, F. R. (2023). Alasan Olahraga Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental. Halodoc.com. https://www.halodoc.com/artikel/alasan-olahraga-baik-untuk-menjaga-kesehatan-mental

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun