Mohon tunggu...
Nihayatul Luluin Nihlah
Nihayatul Luluin Nihlah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga

Sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak Kedua Tuan

18 Mei 2022   11:36 Diperbarui: 25 Mei 2022   17:35 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tawaran pertemuanmu sungguh menggiurkan

Namun, apakah engkau lupa jika setan jauh lebih cerdas dari kita?

Ia bisa melalaikan kapan saja, dengan berbagai cara yang tak kita duga

Nona, kau inget kisah Habibie & Ainun yang amat kau gemari itu?

Apakah Habibie bersama Ainun ketika Ainun masih menjadi gula jawa?

Tidak....

Dua sejoli itu kembali dipertemukan ketika mereka sama hebatnya

Begitu pula kita

Kau harus menjadi perempuan hebat, Nona

Bukan seperti Wonder Woman atau Super Girl yang kumaksud

Namun, hebatlah mengendalikan dirimu sendiri

Hebatlah mengamalkan ilmu yang kau miliki

Hebatlah meneduhkan lingkungan yang kau tinggali

Hingga kelak kau layak untukku sandingi

Meski cinta tak butuh karena karena

Aku tak ingin kita bersama hanya berlandaskan syahwat semata

Karena kau bukanlah perempuan rendahan, maka aku juga harus memantaskan

Bukan bermaksud mengecewakan

Ku yakin kau pun paham ... bahwa ini ujian

Jika kita menang, naiklah derajat kita

Jika hawa nafsu yang menang, jadilah kita makhluk serendah-rendahnya

Bersabarlah lebih lama lagi, tiada batasan untuk bersabar bukan?

Suatu hari nanti jika memang ditakdirkan

Kita bisa bertemu setiap waktu

Saat fajar tiba,

Ketika terbit mentari

Pada tengah hari

Datang senja

Hingga pada saat bulan dan bintang menghiasi malam, kita bisa terus bersama

Bukan sekarang, Nona

Sekarang, jarak adalah yang terbaik

Tanpanya, kita hanya bagai matahari dan bumi,

Jika dekat, maka hancurlah seluruh jagat

Kau tak ingin seperti itu, kan?

Percayalah, Nona

Meski kilometer jarak kita akan semakin jauh nantinya,

Sejatinya aku dekat ... 

Bukankah di hatimu aku terus melekat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun