Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghadapi Negative People dengan Teknik Appreciative Inquiry

5 Februari 2024   13:54 Diperbarui: 7 Februari 2024   10:54 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu malam, aku berpapasan dengan seorang teman di koridor asrama. Aku menyapanya begini, “Apakah kamu mendengar seseorang sedang memainkan pianica di lobi?”. Jawaban dia begini, “Iya. Siapa yang memainkannya? Ini sudah jam 9 lebih bukan? Tunggu. Biar aku tegur”

Sontak aku kaget dengan jawabannya. Padahal maksudku bukan karena aku keberatan pianica dimainkan pada saat itu, yang sesuai peraturan asrama memang tidak boleh membuat kebisingan pada jam 9 malam keatas. Setelah kembali dari menegur teman yang sedang bermain pianica itu, aku sampaikan padanya bahwa maksudku tadi, aku ingin mengatakan bahwa cara dia memainkan pianica sangat bagus. Dia terlalu terburu-buru.

“Si A itu sampai sekarang belum menikah karena dulu pernah menolak cintanya si B. Jadi mungkin dia kualat. Banyak orang bilang kalau menolak cinta itu tidak baik,” kata seseorang kepadaku. 

Dalam hati aku tidak mengerti. Bagaimana bisa jalan pikiran seperti itu muncul di benaknya. Kenapa tidak dipikirkan dari sisi yang baik saja?  Misalnya, Si A sampai sekarang di usianya yang ke 30-an tahun belum menikah karena memang belum dipertemukan dengan jodohnya oleh Allah. Dia ingin menjaga dirinya dengan tidak pacaran. Penolakan yang pernah dia berikan adalah sebuah pilihan, dan itu hak setiap orang untuk memutuskan masa depan sesuai keinginannya. Bukankah pandangan semacam itu lebih indah? Dan endingnya tidak akan menyakiti hati orang lain.

Hidup ini memang seunik itu. Sudah penuh cobaan dan tantangan, malah ditambah dengan kehadiran orang-orang negatif yang bisa ditemui dimana saja.  Kelihatannya bukan hal penting. Beberapa orang terkadang tidak menyadari contoh sikap diatas sebagai suatu sikap negatif. Akan tetapi ketika diri merasa sikap tersebut bertentangan dengan keyakinan dan nilai-nilai sikap positif yang kita pegang, sah-sah saja kita mengategorikan orang tersebut sebagai orang negatif (negative person) dan memutuskan untuk menghindarinya.

Bapak Psikologi dari Amerika, William James, mendefinisikan sikap positif adalah suatu keadaan mental seseorang yang selalu memandang segala sesuatu dengan cara yang optimis dan pikiran yang baik. James memandang, dengan sikap dan pikiran yang positif, seseorang dapat lebih mudah mencapai tujuan dan memperoleh banyak keberuntungan dalam hidupnya.

Maka, sikap negatif sebagai kebalikannya, dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang selalu mengedepankan sikap pesimis dan Jalan pikirannya selalu memandang hal yang ia hadapi dari sisi yang buruk. Padahal menurut analisis kesehatan, sikap negatif sangat tidak baik karena sangat menguras energi dan pikiran sehingga rentan stres dan mendatangkan kecemasan.

Tentu saja sikap negatif tidak hanya tentang jalan pikiran kita, tapi juga terkait tindakan, perbuatan, dan aksi. Karena apabila pikiran negatif telah menguasai diri, maka akan memperngaruhi tindakan, perbuatan, dan aksi kita yang mengarah pada hal-hal yang buruk.

Apakah kamu termasuk Negative people? Coba tes dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut: 

  • Setujukah kamu bahwa masalah yang muncul pada hari ini merupakan akibat dari kesalahan di masa lalu?
  • Apakah kamu akan nyaman berteman dengan seseorang yang dalam setiap harinya tidak berhenti membicarakan keburukan orang lain?
  • Bagaimana sikapmu ketika ada seseorang yang meragukan cita-citamu?
  • Ketika mengikuti suatu perlombaan, apakah kamu selalu yakin akan menjadi juara?
  • Apakah kamu bahagia melihat kebahagiaan orang lain?
  • Apakah kamu senang berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada orang lain tanpa pamrih?
  • Apakah kamu pernah sengaja mengerjai temanmu?
  • Apabila seseorang menyakiti hatimu apakah kamu akan marah dan merencanakan pembalasan?
  • Apakah kamu selalu berusaha untuk belajar demi perkembangan diri?
  • Ketika sedang berhadapan dengan seseorang yang memasang muka masam, apakah kamu merasa dia sedang membencimu?

Simpan jawabanmu untuk refleksi diri sendiri.

Teknik Appreciative Inquiry dalam Menghadapi Negative people!

Setelah menjawab pertanyaan diatas, setidaknya sedikit ada gambaran tentang contoh memiliki sikap positif dan negatif. Kita bebas untuk tetap berada pada nilai yang kita pegang dalam menentukan sikap kita sehari-hari. Hanya saja, timbul pertanyaan, apakah lebih nyaman bersikap positif atau bersikap negatif? Apakah kamu bisa merasa lebih bahagia, lebih tenang, dan lebih optimis dalam menjalani kehidupan ini dengan pilihan bersikap negatif? Syukurlah bila kita selama ini termasuk orang dengan cara berpikir dan bersikap yang baik (positive people).

Saya menulis ini berangkat dari sebuah kegelisahan, mengapa begitu banyak orang-orang dengan sikap negatif di sekitar. Tidak bisakah masalah dihadapi dan diselesaikan dengan cara yang tidak mengundang kegelisahan, kekhawatiran, kesedihan dan pertikaian? Padahal benar, menghadapi segala sesuatu dengan pemikiran yang baik itu sangat membahagiakan. Bukankah kita tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang? Kita tinggal berpikir segala hal dari sisi yang baik, akan terjadi hal-hal yang baik kedepannya, apa susahnya sih?

Tipikal orang positif tidak akan dengan cepat memberikan penilaian bahwa orang dengan sikap dan pemikiran negetif tersebut sangat buruk. Dia tidak pantas dijadikan teman, dia pantas dijauhi, dan bentuk penghakiman cepat lainnya. 

Singkatnya, orang dengan sikap positif tidak langsung menghindari orang dengan sikap negatif, tapi akan memilih menghadapinya terlebih dulu. Dia akan lebih dulu berpikir, oh, mungkin orang dengan sikap negatif tersebut sedang memiliki masalah. Kita perlu memberinya kesempatan untuk berpikir hingga dapat mengubah sikapnya. Orang dengan sikap positif tahu bahwa ini hanya bagian dari permasalahan sosial dan dia tahu bagaimana membuat langkah yang lebih bijaksana.  

Ternyata Teknik itu Bernama Appreciative Inquiry. Teknik ini diusulkan dapat menjadi salah satu cara menghadapi orang dengan sikap negatif. Teknik Appreciative Inquiry menawarkan beberapa sikap dalam caranya menghadapi orang negatif, yaitu:

  1. Selalu mengarahkan percakapan ke hal-hal positif. Memulai dari dirinya sendiri, orang positif akan memberikan contoh perilaku positif.
  2. Mengasumsikan bahwa setiap hal memiliki inti kekuatan yang positif.  Jadi, seburuk-buruknya orang, dia hanya sedang dalam emosi sesaat dan suatu hari dia akan menyadari pemikiran dan perilakunya yang negatif itu dan bisa berubah ke hal yang positif.
  3. Mendengarkan dengan empati. Saat berinteraksi dengan orang dengan sikap negatif, dengarkan ceritanya dengan penuh perhatian. Lalu tanggapi dengan sudut pandang yang positif.
  4. Menjaga Jarak Emosional. Saat berhadapan dengan orang negatif, hindari terbawa ke dalam situasi negatif. Tidak perlu melibatkan diri secara emosional. Tetaplah berpegang teguh pada pemikiran yang baik.

Sejatinya, berada di sekitar orang-orang dengan sikap negatif itu tidak nyaman. Beberapa orang yang tidak lagi nyaman akan memilih pergi bila tidak ada perubahan. Namun orang dengan sikap positif tetap percaya bahwa yang tidak membuat nyaman bukan orangnya, tapi pemikiran dan sikapnya.

Nyatanya, menjadi orang positif pun tidak mudah. Pengalaman pahit  dalam hidup mendistraksi dan menguasai diri untuk berpikir dan bersikap tidak baik. Tapi masih bisa diusahakan dengan latihan dan terus berpikir dari sisi positif.

Percayalah bahwa masalah yang muncul pada hari ini tidak ada hubungannya dengan kesalahan yang kita buat di masa lalu. Karena setiap insan pasti pernah khilaf. Apapun masalah yang kita hadapi hari ini adalah kehendak Allah untuk mengangkat derajat kita menjadi manusia yang lebih kuat.  Dan tidak perlu kuatir karena roda kehidupan akan berputar, orang dhalim pasti akan mendapat balasannya.

Ketika menghadapi seseorang yang meragukan kepercayaanmu untuk dapat meraih mimpi, cukup lontarkan senyuman sambil tidak berhenti berusaha dan berdo'a. Lihatlah keajaiban yang terjadi kedepannya.

Ketika mengikuti suatu perlombaan, tidak ada yang tidak mungkin kamu bisa menjadi juara. Walaupun pada akhirnya tidak menjadi juara, tapi dengan berpikir baik, kamu bisa bahagia dan terhindar dari kecemasan berlebihan.

Ketika kamu melihat kebahagiaan orang lain, ikutlah berbahagia sambil berusaha dan berdo'a semua suatu hari nanti kamu bisa mendapatkan kebahagiaan yang sama bahkan lebih. 

Ketika sedang berhadapan dengan seseorang yang memasang muka masam padamu, berpositiflah dia sedang dalam masalah atau menghadapi kesulitan. Karena bila kamu berpikir dia membencimu, itu hanya akan mendatangkan ketidaknyamanan.
 
Terkadang menjauhi orang-orang negatif lebih baik daripada memiliki banyak teman tapi tidak membawa kebahagiaan.

Busan, 5 Februari 2024


Further reading:
id.wikihow.com
www.kompasiana.com/jsmnhmr/6120c98206310e2d080cfdd2/berkenalan-dengan-appreciative-inquiry

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun