Tupai menghentikan langkahnya lagi, tapi belum ingin mengajukan pertanyaan apapun.
“Aku bisa membawamu kembali ke rumah majikanmu.” Lanjut rayuan Rakun meyakinkan.
“Kamu kenapa sih masih saja mengikutiku? Tolong jangan makan aku. Aku ingin pulang.”
“Percayalah aku tidak akan memakanmu. Aku hanya ingin menolongmu. Sebutkan saja alamatmu, aku mungkin tahu.”
Dengan raut muka ragu-ragu tapi mau, Tupai segera meng-iyakannya. Mereka kemudian berangkat ke alamat yang disebutkan Tupai dengan berjalan beriringan.
“Kamu tahu darimana alamat tinggal majikanku? Kamu seperti tidak asing dengan alamat itu.” Tupai menjadi pihak yang berganti penasaran tentang si Rakun.
“Iya, aku tahu. Ayo jalan saja.” Jawab Rakun percaya diri.
Sesampainya di gang jalan menuju rumah si Tupai, Tupai menghentikan langkahnya. Ia curiga dan semakin penasaran mengapa si Rakun bisa tahu alamat rumahnya. Bahkan dia yang sebetulnya memiliki maksud tersembunyi kepada Rakun belum menyebutkan secara spesifik alamat rumah yang dimaksud.
“Siapa kamu sebenarnya?” Tanya Tupai tanpa basa basi.
“Apa maksudmu?” Rakun juga ikut berhenti dan menjawab pertanyaan Tupai enteng.
“Darimana kau tahu jalan menuju rumah majikanku?” Tupai bertanya dengan nada menggertak.