Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Saatnya Kembali Belajar Tahun 2021? Begini Kabar Guru Les Selama PJJ

3 Januari 2021   14:55 Diperbarui: 3 Januari 2021   15:08 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir mendapatkan angin segar selama beberapa bulan sebelum akhir tahun 2020, bersamaan dengan digaungkannya kabar baik untuk kembali mengadakan pembelajaran tatap muka. Namun di pertengahan bulan Desember 2020, ditemukan klaster baru penyebaran Covid yang ternyata adalah dari klaster sekolah, dimana di sekolah tersebut sedang dijadikan uji coba pengadaan kelas tatap muka untuk persiapan kembali ke sekolah awal tahun baru. Maka sebagai respon cepatnya, keputusan ditutupnya kembali sekolah mau tidak mau harus dilakukan dan PTM kembali ditunda.

Tangkapan layar kasus Covid-19 di Jepara (www.corona.jepara.go.id)
Tangkapan layar kasus Covid-19 di Jepara (www.corona.jepara.go.id)
Tangkapan layar status Kabupaten Jepara sebagai Zona Merah (www.corona.jepara.go.id)
Tangkapan layar status Kabupaten Jepara sebagai Zona Merah (www.corona.jepara.go.id)

Lalu bagaimanakah respon akhir orang tua yang paling banyak mencatatkan diri di kubu Kontra PJJ?

Dapat dikatakan bahwa orang tua adalah pihak yang paling galau. Mereka bimbang dengan keputusan diantara PJJ atau PTM. Apabila pembelajaran terus-terusan dilakukan secara non-tatap muka, antusiasme belajar anak jadi berkurang. Orang tua juga terepotkan dengan kehadiran mereka yang selalu dibutuhkan untuk mendampingi belajar anak. 

Sedangkan di lain sisi, apabila PTM mereka paksakan untuk dilakukan, sedangkan keadaan wilayah masih belum mendukung, mereka dapat dikatakan dengan sengaja menempatkan orang yang mereka sayangi dalam bayang-bayang kekhawatiran. Tidak menutup kemungkinan bahaya paparan virus ini siap mengintai di lingkungan sekolah.

Dari sinilah kemudian saya tertarik memaparkan kabar dari guru les selama PJJ berlangsung. Dapat kita catat bahwa PJJ telah berlangsung selama kurang lebih 10 bulan (terhitung dari bulan pertama penetapan sekolah daring). Mungkin di 5 bulan pertama, orang tua masih kuat menghadapi situasi ini. Mereka dengan besar hati meluangkan waktu mendampingi belajar anak di rumah di tengah kesibukan harian yang sama pentingnya. 

Namun setelah 5 bulan, kepanikan mulai muncul. Tentu saja kepanikan tersebut disebabkan keadaan yang terus-terusan memaksa mereka standby mendampingi belajar anak. Padahal seharusnya bukan itu tugas utama mereka setiap harinya. Malah masih ditambah dengan fakta lain yang dirasa lebih menggalaukan mereka lagi. Yaitu, seperti kesulitan membagi waktu, kesulitan materi bahan ajar yang diluar kemampuan orang tua, fakta anak yang susah nurut belajar dengan orang tua, anak yang cenderung menganggap enteng pembelajaran selama PJJ, dan lain sebagainya.

Maka yang menjadi salah satu bentuk solusi yang diambil orang tua selama masa PJJ ini adalah menitipkan belajar anak kepada seorang guru les. Simak berikut kabar dari guru les selama masa PJJ.

1. Guru les menjadi alternatif orang tua. Sebagai informasi bahwa ada dua bentuk guru les yang menjadi pilihan orang tua selama PJJ ini. Yaitu guru yang datang ke rumah murid (visiting tutor) dan sebaliknya, murid yang datang ke rumah guru (visited tutor).  

Tentu kita tidak akan menyebutkan les yang atas nama lembaga, sebab itu sama halnya dengan belajar ke sekolah yang perlu adanya pengetatan protokol kesehatan di dalamnya. Guru les yang dimaksud disini juga cenderung guru yang tidak berada jauh jarak tempuh dari rumahnya ke rumah murid. Mungkin alasannya adalah jarak tempuh minimal diyakini dapat meminimalkan pula pembawaan virus dari luar.

Pada intinya, Guru les di musim pandemi ini sangat dibutuhkan kehadirannya untuk mengganti peran orang tua mendampingi keefektifan belajar anak. Hal ini dibuktikan dengan jumlah anak les yang lebih banyak daripada sebelum pandemi. Juga dibuktikan dari pengakuan para orang tua yang baru-baru ini mendaftarkan anaknya les karena mereka menemui kesulitan dalam materi belajar yang diluar kemampuan mereka.

2. Ekstra dalam memberi penjelasan. Kebetulan saya sudah menjalankan profesi sampingan sebagai guru les sejak lulus SMA. Baik menjadi visiting tutor maupun visited tutor, keduanya telah saya jalani. Namun kebetulan saja akhir-akhir ini saya lebih fokus menjadi visited tutor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun