Pikiranku seperti telah terinstall PuTTY, hingga seseorang dari jauh dapat dengan mudah mengendalikan jalan pikiranku; untuk terus memikirkan dia, mengingat dia yang sampai detik ini belum kupahami mengapa bisa setiap hari menjadi pribadi yang berbeda. Benarkah ini diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini. Seperti bukan hal yang urgent untuk diselesaikan, tapi aku masih penasaran.
"What does duality of man mean? The intutitive and psychological confusing nature of mankind to be twofold. The state of being in two qualities, (Sifat membingungkan manusia yang intuitif dan psikologis menjadi dua. Keadaan berada dalam dua kualitas)."
Darimana lagi aku mencoba menggali informasi dengan cepat dan tepat kalau bukan dari mesin pencari. Syukurlah jaringan internet wifi tetanggaku sampai di kamarku hingga aku bisa dengan cepat search informasi melalui perangkat apapun yang kugunakan. Ternyata cukup rumit memahaminya. Istilah 'duality' yang berdiri sendirian, tidak cocok dengan makna kata yang kucari. Sehingga aku putuskan untuk menambahkan kata 'of man' dibelakangnya, supaya jelas yang kumaksud adalah istilah duality dari karakter seorang manusia. Bukan duality yang mengarah ke dualisme. Oh no, filsafat bukan makul favoritku.
"Zaya."
"Iya. Belum tidur?"
"Belum bisa tidur."
"Kenapa? Mikiran apa?"
"Mikirin kamu".
Aku juga tidak tahu mengapa aku belum lupa semua kata-kata manisnya itu. Bila dihubungkan dengan pernyataan dokter, katanya orang akan mudah lupa pada hal-hal yang dianggap kurang penting, atau pada saat terjadinya komunikasi, pikiran kita sedang tidak fokus. Jadi maksudnya aku selalu fokus saat bersamanya? Dan semua yang dikatakannya adalah penting bagiku?
"Selamat Malam, Amor."
"Hai, selamat malam juga, Zaya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!