Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berbagi Kebahagiaan Tidak Harus dengan Harta

10 Desember 2020   06:47 Diperbarui: 10 Desember 2020   06:50 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata orang, bahagia itu sederhana. Kita bisa merasa senang, hati tentram, pikiran kita terbebas dari hal-hal yang menyusahkan, dan merasa penuh cinta; itu semuanya bisa kita rasakan dengan mudah dengan cara yang paling sederhana.

Yup, setuju sekali dengan itu. Karena bahagia bisa diciptakan. Bahagia itu berada di dalam hati masing-masing individu. Aku bisa bahagia karena aku menciptakannya sendiri. Begitu pula kamu (juga) bisa bahagia apabila mau menciptakan kebahagiaan itu sendiri di dalam hatimu. Dengan cara apa? simpelnya yaitu dengan tetap bersyukur dan menjadi pribadi yang sederhana, menjadikan segala sesuatu tidak rumit, keinginan tidak muluk-muluk, selalu memperbaiki suasana hati (mood), dan selalu puas dengan apa yang telah kita kerjakan.

Bukankah kita memiliki standar bahagia yang berbeda-beda? Apabila kita ingin bahagia, maka target apapun yang telah dicapai, sikapilah dengan hati dan perasaan yang menyenangkan. Misalnya saja, sudah berhasil merilis satu artikel di K setelah melalui segala kegalauan yang muncul dari mulai menentukan judul sampai selesai,- -sikapilah dengan bahagia, tidak peduli tulisan kita akan dinilai menarik atau tidak menarik.

Misalnya lagi, bisa mendapatkan nilai tujuh puluh di mata pelajaran matematika, kita sikapi dengan perasaan bahagia dan tetap bersyukur, meskipun itu masih jauh sekali dari target nilai sempurna. Termasuk dalam list kebahagiaan yang tidak memulu tentang berhasil mencapai sesuatu, adalah tidak pernah mendengarkan komentar negatif orang lain terhadap diri kita. 

Seharusnya kita bisa menganggapnya biasa saja. Meyakinkan dalam diri bahwa selagi kita masih hidup bermasyarakat, lingkungan yang bertahun-tahun kita telah hidup didalamnya, maka komentar orang-orang pasti akan selalu ada. Tergantung cara kita menyikapinya saja.

Hal ini jelas bahwa inti dari kebahagiaan yang sederhana itu adalah tergantung bagaimana kita menganggap itu sebuah kebahagiaan, atau sebaliknya, menyikapinya sebagai keruwetan. Memang kenyataannya kita tidak bisa memulu egois untuk mewujudkan kebahagiaan kita sendiri. 

Tapi kita yang hidup ditengah-tengah masyarakat wajib bahkan secara tidak langsung juga dituntut untuk mewujudkan kebahagiaan orang lain. Orang lain artinya diluar diri kita sendiri. Siapa sajakah itu? Ada orang tua, keluarga besar yang mencintai kita, atasan dan kolega di perusahaan  kita bekerja, serta orang lainnya lagi yang membutuhkan peran kita untuk mereka.

Tapi untuk mencapai kebahagiaan sempuna itu, kita harus dan wajib membahagiakan diri sendiri dulu, baru dapat membahagiakan orang lain. Ciptakan kebahagiaanmu sendiri, baru bisa kita mewujudkan kebahagiaan orang lain. Itu baru sempurna. Seperti yang dikatakan oleh Blogger sekaligus Influencer Pete Wiley dalam Blognya blockoflife,“The foundation of Happiness is bringing happiness to others by making ourselves happy first” (Landasan kebahagiaan adalah membawa kebahagiaan untuk orang lain dengan membahagiakan diri sendiri terlebih dahulu).

unsplash.com
unsplash.com

"Berbagi kebahagiaan tidak harus dengan harta"

Berbicara mengenai berbagi kebahagiaan atau mewujudkan kebahagiaan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain, saya percaya bahwa hal itu tidak harus dilakukan dengan HARTA.  Kita tidak melulu harus Berbagi, Memberi, dan Menyantuni dengan takaran harta yang kita miliki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun