Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menyesal, Mengapa Saya Tidak Menulis Sejak Kecil

20 Oktober 2020   20:40 Diperbarui: 22 Oktober 2020   10:56 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, saya ingin mengatakan bahwa saya mengagumi semua kompasiners disini. Selain tulisannya berlembar-lembar, Ide dan kekayaan bahasanya sudah sangat luar biasa banyak.

Hingga saya mengatakan mengapa kemampuan menulis itu penting, tanpa mengadopsi teori apapun, alasan sederhananya adalah karena dizaman ini komunikasi tulisan itu lebih banyak digunakan daripada bahasa lisan dan isyarat. 

Hampir disemua bidang kehidupan di zaman ini. Di dunia bisnis, pendidikan, social kemasyarakatan, hampir semuanya tidak akan melewatkan kemampuan menulis.

Kita mengenal komunikasi surat menyurat yang dianggap lebih formal daripada komunikasi lisan. Kita juga mengenal hasil penelitian yang dilaporankan dengan bahasa tulisan. 

Kita pengenal penulisan artikel non ilmiah dan ilmiah, opini di surat kabar, makalah, berita suatu peristiwa, laporan pelaksanaan kegiatan, buku, dan masih banyak lainnya. 

Bukankah semua itu ditulis oleh para penulis hebat? yang tentu saja proses yang mereka jalani untuk menghasilkan karya tulis itu tidak mudah dan tidak singkat. Atau apabila mereka sudah tidak mengalami kesulitan apapun ketika proses menulis, itu berarti mereka telah melewati masa sulit itu.

  • Percayalah, kemampuan menulis itu tidak instan dimiliki.

freepik.com
freepik.com
Sampai keberanian saya muncul untuk menulis di kompasiana ini, semua berawal dari nekat. Sebetulnya saya masih malu dan canggung dengan tulisan saya sendiri karena saya menyadari hasil tulisan saya masih payah dan masih belum sebagus senior-senior kompasiana yang sudah menerbitkan ribuan artikel. Mencoba membandingkannya sendiri saja, antara tulisan saya dengan tulisan mereka. Wow, Jauh sekali. 

Sebagai junior dan pembaca, saya amat mengakui kalau saya masih harus melanjutkan upaya keras untuk bisa menulis sebagus mereka. Kalau kata mereka sih, simple saja caranya, yaitu dengan tetap menulis, lanjut terus menulis, dan percaya diri menulis. 

Tentu saja harus diimbangi dengan rajin membaca juga. Menulis tanpa membaca, bagaikan mencuci piring tanpa cairan pencuci piring. Bisa bersih namun tidak maksimal.

Entah berapa lama juga perjalanan para idola saya dikompasiana, untuk bisa menulis semengagumkan itu. Kira-kira dimulai sejak kapan mereka melatih dirinya menulis. Saya hanya yakin sekali, itu tidak bisa dilalui hanya dengan  satu/dua/tiga tahun saja latihannya. 

Oh iya, saya ingat pernah membaca sebuah kutipan tentang menulis, namun saya lupa siapa yang mengatakannya. Bahwa menulis itu bukan tentang kepandaian seseorang untuk belajar menulis, namun menulis adalah tentang kebiasaan. Membiasakan diri menulis, sampai waktulah yang akan menjawab kualitas karyanya dari usaha keras dan periode panjang yang telah dilaluinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun