Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cewek Membenci Asap Rokok, Salahkah?

27 Juni 2020   07:41 Diperbarui: 27 Juni 2020   08:32 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: instragram/aul.018

Seorang perokok tidak akan mungkin merokok satu minggu atau satu bulan sekali. Memangnya arisan. Pasti harus minimal sehari dengan jumlah batang rokok tertentu. Nggk kebayang kan paparan asapnya akan mengenai kita, anak-anak, dan anggota keluarga kita yang lain yang berada disekitarnya. Coba bayangkan bagaimana asap berbahaya itu akan merusak kesehatan seluruh anggota keluarga kita. Berapa banyak biaya yang akan dihabiskan untuk pengobatan mereka? dan sudah siapkah kita kehilangan orang-orang yang kita sayangi? Belum lagi kalau nanti kita hamil? Amat sangat beresiko sekali, girls.

Katakanlah apabila pasangan kita itu menyadari akan bahayanya, sehingga dia bersedia merokok di tempat tersembunyi supaya tidak mengenai anggota keluarga sebagai perokok pasif. Tapi tetap saja girls. Adalah dia yang akan terkena akibatnya sendiri. Dia akan terkena dampak dari rokok tersebut sendirian. Yang artinya kita akan melihat pasangan kita sakit-sakitan. Bukankah ini akan lebih merepotkan? Kenapa kita harus mau menerima kerepotan itu apabila bisa mencegahnya dari awal.

Itu yang terkait dengan dampak kesehatan. Sekarang yang berkaitan dengan urusan keuangan. Sebagaimana sudah terpaparkan diatas bahwa aktifitas merokok itu akan berlangsung setiap hari. Jadi, dia akan membeli sebungkus atau bahkan berbungkus-bungkus untuk konsumsinya setiap yang dia inginkan. Harga sebungkus rokok yang umumnya dikonsumsi oleh khalayak muda, itu minimal seharga Rp 12.000 ribu rupiah/bungkus. 

Atau berapalah itu, aku tidak terlalu paham. Anggap saja segitu harganya. Silahkan saja kalikan. Berapa uang yang akan dia habiskan untuk memenuhi kebutuhan merokoknya itu. Katakanlah dia merokok minimal menghabiskan 6 batang rokok sehari. Itu berarti, 1 bungkus rokok bisa untuk 2 hari. Maka dalam seminggu, dia akan menghabiskan minimal Rp 36.000, atau Rp 144.000 sebulan. Itu baru angka minimalnya. Bagaimana bila dia benar-benar memiliki tingkat kecanduan yang tinggi akan kebutuhan merokok setiap harinya? Bisa-bisa uang belanja sehari-hari kita akan kalah dengan pemenuhan kebutuhannya yang sama sekali tidak bermanfaat itu.

Bukankah survey juga sudah membuktikan, kalau seorang laki-laki yang perokok akan mengalami gangguan kesehatan lebih awal dari laki-laki non-perokok. Bahkan baru di usia 35 tahun, laki-laki perokok sudah mengalami ketidakberesan di dalam kesehatannya, meskipun baru penyakit yang sifatnya ringan. Seperti sesak napas, badan sering lemas, batuk, gigi rusak, dan lain sebagainya. Tetap saja yang namanya mengidap penyakit itu tidak enak.

Aku yakin, cewek yang paham akan pentingnya aset kesehatan keluarga seharusnya langsung menghindarkan diri dari gangguan asap mematikan ini. Minimal menanamkan di dalam diri sebuah komitmen besar untuk lebih baik tidak menjalin hubungan dengan cowok perokok. Apabila komitmen itu sudah tertanam, dengan sendirinya diri akan merasa harus menjauhi mereka dari pada akan terkena risiko kesehatan yang tidak pernah diinginkan oleh siapapun itu.

Kesimpulan

Jadi pilih mana? Mau jadi cewe realistis, yang lebih memikirkan kebaikan masa depan, demi memiliki kesehatan yang lebih baik, atau hanya memerdulikan hidup sekarang dan sengsara pada akhirnya?

Tidak perlu memedulikan pandangan orang lain soal ketidak-sukaan kita terhadap asap rokok. Toh niat kita sebenarnya baik, yaitu ingin sekali menghindarkan diri kita dan keluarga dari serangan penyakit.

Pilihan jatuh di tanganmu sendiri, girls. Terkadang pandangan orang memang berbeda-beda. Tergantung pada prinsip hidup masing-masing. Semoga dirimu bisa memutuskan yang terbaik untuk kebahagiaanmu sendiri. Sejatinya kita diberi pilihan untuk kebaikan kita nanti kedepannya. Tinggal bagaimana kita sebagai pemegang pilihan itu untuk mengaturnya.

Dan satu lagi, pesan untuk para perokok yang budiman. Mohon kerjasamanya. Jangan karena kesenanganmu sendiri, kamu senang membuat orang lain jadi insecure (tidak aman). Untuk kamu yang masih single, coba deh kamu tanya teman-teman cewekmu apakah mereka suka cowok perokok? Disitu kamu akan menemukan jawaban yang aku maksud.

Terima Kasih.

Salam sehat Nihayatu Sa’adah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun