Mie & Bakso Bejo, yang terletak di Jl. Pasar Panorama No. 32, Lembang, Bandung, telah menjadi salah satu destinasi kuliner yang paling dicari di kawasan Lembang. Dikenal dengan cita rasa bakso yang kenyal dan mie yang lembut, tempat ini menawarkan pengalaman kuliner yang tidak bisa dilupakan bagi setiap pengunjung. Namun, lebih dari sekadar hidangan itu, Mie & Bakso Bejo menyimpan cerita inspiratif tentang kerja keras dan ketekunan. Dengan dedikasi tinggi dan semangat untuk menyajikan yang terbaik dan telah menjadi simbol keberhasilan dalam dunia kuliner. Kisah perjalanan Mie & Bakso Bejo akan dijelaskan lebih lanjut dalam biografi ini.
Mas Bejo, yang memiliki nama lengkap Hadi Sunarto, lahir pada 12 September 1970 di Cilacap, Kecamatan Maos, Jawa Tengah. Sejak kecil, Mas Bejo tumbuh dalam lingkungan dan keluarga yang serba sederhana, di mana nilai-nilai kerja keras dan kegigihan diajarkan oleh orang tuanya. Meskipun cita-cita yang menggelora dalam dirinya adalah menjadi seorang guru, yang dipupuk oleh pengaruh positif dari sosok guru yang bermanfaat bagi banyak orang, perjalanan hidup Mas Bejo ternyata membawa arah yang berbeda dari yang ia impikan.
Seiring berjalannya waktu, berbagai tantangan dan kesempatan yang muncul di hadapannya membentuknya untuk mengambil langkah-langkah baru yang tidak terduga. Dengan semangat dan ketekunan yang diwarisi dari orang tuanya serta lingkungannya, ia pun beradaptasi dan menemukan ambisinya di dunia kuliner, yang pada akhirnya membawanya pada kesuksesan sebagai seorang pengusaha. Kini, Mas Bejo tidak hanya mewujudkan impian masa kecilnya untuk memberi manfaat bagi orang lain, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan memberikan inspirasi kepada banyak orang melalui usaha kulinernya yang berkembang pesat.
Masa Kecil dan Pendidikan
Masa kecil Mas Bejo dihabiskan di desa, di mana ia tumbuh dan belajar banyak tentang kehidupan dari orang-orang di sekitarnya, terutama dari pengalaman sehari-hari yang mengajarkan nilai-nilai penting mengenai kerja keras, kejujuran, dan tanggung jawab. Lingkungan pedesaan yang sederhana ini memberikan banyak pelajaran berharga yang membentuk karakternya, salah satu pengalaman yang sangat berkesan dalam hidupnya adalah ketika ia membantu ayahnya menggiring kambing untuk dijual ke pasar, saat itu Mas Bejo berada di bangku kelas 6 Sekolah Dasar.
Sebuah momen yang tidak hanya menjadi kenangan manis tetapi juga menanamkan dalam dirinya pemahaman yang mendalam tentang dunia perdagangan dan pentingnya usaha serta ketekunan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pengalaman ini memberikan pelajaran bahwa setiap usaha yang dilakukan, sekecil apapun, memiliki makna dan pengaruh besar terhadap kehidupan seseorang, serta mengajarkan bahwa keberhasilan tidak datang dengan mudah, melainkan melalui kerja keras dan dedikasi yang berulang.
Setelah menyelesaikan pendidikan formal hingga tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Mas Bejo berharap untuk melanjutkan ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG). Sayangnya, harapannya tidak terwujud karena tidak diterima di sekolah tersebut. Kecewa dengan hasil tersebut, ia memutuskan untuk merantau demi mencari pengalaman dan peluang baru. Keputusan ini menjadi titik awal perjalanan karirnya.
Awal Karir di Dunia Kuliner
Setelah merantau, Mas Bejo mencoba berbagai pekerjaan untuk menghidupi dirinya sendiri. Ia bekerja di berbagai restoran selama tujuh tahun dan sempat juga bekerja di bengkel selama lima tahun. Namun, dengan keadaannya yang sudah memiliki dua anak, Mas Bejo merasa bingung dengan arah hidupnya dan berbicara dengan pamannya tentang keinginannya untuk belajar lebih dalam mengenai dunia perdagangan.
Sebelum terjun ke dunia kuliner secara mandiri, Mas Bejo mendapatkan pelajaran berharga dari keluarganya, terutama dari pamannya yang juga berkecimpung di bidang kuliner. Ia bekerja selama satu setengah tahun di rumah makan milik saudaranya, di mana ia mempelajari seluk-beluk bisnis mie dan bakso, termasuk teknik memasak, manajemen operasional, dan cara melayani pelanggan dengan baik. Pengalaman ini menjadi fondasi penting bagi karirnya di dunia kuliner, membekalinya dengan pengetahuan praktis yang diperlukan untuk menjalankan usaha sendiri.
Setelah merasa cukup berpengalaman, Mas Bejo memutuskan untuk mencoba peruntungannya sendiri dengan berjualan mie bakso secara keliling menggunakan gerobak. Ia mulai menjajakan dagangannya di berbagai tempat strategis seperti Taman Makam Pahlawan, Gedung Sate, Gasibu, Taman Lalu Lintas, dan lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa untuk mengembangkan bisnisnya secara lebih efektif, ia membutuhkan tempat yang tetap agar pelanggan dapat dengan mudah menemukan produknya.
Dengan demikian, Mas Bejo mulai merencanakan untuk membuka warung permanen, yang tidak hanya akan memberikan kenyamanan bagi pelanggan tetapi juga meningkatkan visibilitas dan reputasi usahanya. Keputusan ini menjadi langkah penting dalam perjalanan karirnya di dunia kuliner, karena ia ingin memastikan bahwa produk mie bakso yang ditawarkannya dapat diakses dengan lebih mudah dan konsisten oleh masyarakat.
Perjalanan Menuju Lembang
Perjalanan Mas Bejo menuju Lembang sebenarnya terjadi tanpa disengaja. Saat itu, ia mengelola sebuah toko di Setrasari Mall dan mendapatkan banyak pelanggan dari Puskesmas Lembang, termasuk kepala puskesmas dan suaminya yang sering mengunjungi Mie & Bakso Bejo hampir setiap minggu. Hal ini membawanya pada kesempatan untuk mengantarkan 30 pesanan mie bakso ke Puskesmas Lembang, yang menjadi titik awal perjalanan barunya.
Setelah kejadian tersebut, Mas Bejo diperkenalkan kepada pemilik tempat yang sebelumnya menjadi lokasi penjualannya di Lembang. Meskipun ia sempat mengalami masa sulit setelah berhenti bekerja sama dengan pemilik tempat itu dan menganggur selama dua minggu, ia tidak menyerah. Dengan tekad yang kuat, Mas Bejo akhirnya berhasil mendapatkan kontrakan baru di depan alun-alun Lembang untuk jangka waktu setengah tahun. Kesempatan ini memberinya harapan baru dan semangat untuk melanjutkan perjuangannya di dunia kuliner.
Setelah setengah tahun berlalu dan merasakan kesulitan dalam mencari pekerjaan baru, Mas Bejo kembali berbicara dengan pamannya mengenai keinginannya untuk bekerja lagi. Pamannya memberitahu bahwa ada seseorang di kampungnya yang bersedia membantu orang-orang dalam kesulitan finansial, yakni Almarhum Bapak Sakiran beserta istrinya. Ini menjadi titik balik bagi Mas Bejo untuk kembali bangkit.
Dengan dukungan Almarhum Bapak Sakiran beserta Almarhumah istrinya, Mas Bejo melanjutkan kontrak usahanya dengan sistem bagi hasil hingga tahun kesembilan sebelum pemilik tempat tersebut wafat. Setelah itu, Mas Bejo berbicara dengan Almarhumah istri dari Bapak Sakiran mengenai sisa kontrak yang hanya tinggal tiga bulan lagi. Namun, Almarhumah menolak kerja sama secara halus, dikarenakan ingin menikmati masa tua dan masa pensiunnya. Setelah itu, Mas Bejo tetap melanjutkan usaha tersebut sendiri dengan tekad kuat dan cara yang halal. Sejak saat itu hingga kini, Mie & Bakso Bejo telah berjalan selama 15 tahun sejak 2004 dan terus berkembang berkat kerja keras serta dedikasi Mas Bejo dalam menjaga kualitas produk dan layanan kepada pelanggan.
Prinsip Kerja dan Tantangan
Dalam menjalani bisnisnya, Mas Bejo selalu berpegang pada prinsip untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal. Ia percaya bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan sebaik mungkin dan tidak boleh menunda-nunda tugas yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Prinsip ini membuatnya selalu berusaha memberikan produk berkualitas tinggi kepada pelanggan.
Selama perjalanan karirnya, Mas Bejo menghadapi banyak tantangan yang menguji ketahanan dan komitmennya dalam berbisnis. Salah satu tantangan terbesar adalah isu formalin dan boraks yang sempat melanda industri bakso, yang menciptakan keraguan di kalangan konsumen mengenai keamanan produk. Meskipun demikian, Mas Bejo tetap yakin bahwa bakso yang dijualnya, tanpa bahan pengawet, akan tetap diminati oleh pelanggan setianya. Keyakinan ini didasarkan pada prinsipnya untuk menjaga kualitas dan keaslian produk, serta membangun hubungan kepercayaan dengan pelanggan.
Pandemi COVID-19 juga menjadi tantangan tersendiri ketika pemerintah menerapkan aturan pembatasan sosial yang melarang makan di tempat. Namun, Mas Bejo tetap optimis dan mencari cara agar usahanya bisa bertahan melalui inovasi layanan pesan antar.
Pengalaman Membanggakan
Salah satu pengalaman paling membanggakan bagi Mas Bejo adalah ketika ia berhasil masuk dalam daftar catering bakso untuk acara-acara besar seperti Sespim dan Sesko AU meskipun tanpa melakukan uji rasa terlebih dahulu, Ia juga pernah hampir bertemu dengan Ia juga pernah hampir bertemu dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat itu, tetapi Bapak SBY tidak datang dalam acara tersebut dan digantikan oleh Menteri Pertahanan. Selain itu, Mas Bejo juga pernah bertemu dengan tokoh-tokoh terkenal seperti Hotman Paris, Ridwan Kamil dan lainnya di Mie & Bakso Bejo.
Kehidupan PribadiÂ
Mas Bejo sangat terinspirasi oleh sosok Akung dari Bandung, seorang pelopor usaha bakso kaki lima yang kini memiliki restoran besar dengan kapasitas hingga 200 kursi di pusat kota. Ia melihat perjalanan Akung sebagai motivasi untuk terus berkembang dalam bisnis kuliner.
Di luar pekerjaan, Mas Bejo kini mulai menikmati waktu luang setelah mendelegasikan sebagian tugas kepada timnya. Ia menyadari bahwa untuk membangun usaha besar diperlukan kerja sama tim yang solid serta sistem manajemen yang baik. Saat ini ia bisa meluangkan waktu bersama keluarga serta melakukan aktivitas lain seperti berwisata kuliner atau mengikuti kelas kewirausahaan.
Fakta menarik tentang Mas Bejo adalah sifatnya yang ramah dan selalu ingin memberikan kontribusi positif kepada orang-orang di sekitarnya tanpa memanfaatkan mereka. Ia ingin dikenang melalui pencapaian-pencapaian serta berasal dari latar belakang keluarga sederhana hingga mencapai kesuksesan saat ini.
Refleksi atas Karir
Melihat perjalanan karirnya dari awal hingga sekarang membuat Mas Bejo merasa bersyukur atas semua pencapaian yang diraihnya. Ia percaya bahwa setiap usaha tidak akan sia-sia jika dilakukan dengan tekun dan tidak mudah menyerah meskipun menghadapi berbagai rintangan.
Keinginan terbesar Mas Bejo adalah agar Mie & Bakso Bejo dapat memiliki sepuluh cabang meskipun bukan dirinya yang mencapainya secara langsung; ia berharap anak-anaknya dapat meneruskan impian tersebut.
Pesan untuk Generasi Muda
Pesan terakhir dari Mas Bejo kepada generasi muda adalah agar tidak mudah menyerah dalam menjalani usaha apapun serta terus berusaha keras dan tekun karena keberhasilan tidak datang begitu saja tanpa usaha yang maksimal.
Melalui biografi ini, Mas Bejo ingin menunjukkan bahwa meskipun berasal dari keluarga sederhana dan mengalami banyak rintangan dalam hidupnya, semua pencapaian ini adalah anugerah luar biasa dari Tuhan serta hasil kerja kerasnya sendiri dalam memberikan manfaat bagi orang lain melalui usaha kulinernya.
Dengan segala pengalaman hidup dan pelajaran berharga yang didapatkan sepanjang perjalanan karirnya, Mas Bejo berharap dapat terus menginspirasi generasi berikutnya untuk berani bermimpi besar dan bekerja keras demi mencapai impian mereka masing-masing.
Kisah hidupnya adalah inspirasi bagi kita semua bahwa setiap orang memiliki potensi untuk mencapai impian mereka jika mereka mau berusaha dan tidak takut menghadapi tantangan hidup. Melalui biografi ini, semoga banyak generasi muda terinspirasi untuk mengejar impian mereka sendiri dengan semangat juang yang tinggi seperti yang telah ditunjukkan oleh Mas Bejo sepanjang hidupnya hingga saat ini.
Menghadapi Rintangan
Dalam setiap perjalanan menuju kesuksesan pasti ada rintangan-rintangan yang harus dilalui. Bagi Mas Bejo sendiri, tantangan terbesar muncul ketika isu formalin dan boraks menghantui industri bakso beberapa tahun lalu. Banyak penjual bakso lainnya terpaksa gulung tikar karena kehilangan kepercayaan konsumen akibat isu tersebut. Namun demikian, Mas Bejo tetap teguh pada prinsip menjual produk berkualitas tanpa bahan pengawet berbahaya tersebut. Ia percaya bahwa konsumen akan menghargai kejujuran dan kualitas produk yang ditawarkan.
Pandemi COVID-19 juga membawa dampak signifikan terhadap bisnis kulinernya ketika pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada tahun 2020. Aturan larangan makan di tempat membuat banyak pengusaha kuliner mengalami kesulitan finansial bahkan terpaksa menutup usahanya secara permanen. Namun bagi Mas Bejo, situasi ini justru mendorong kreativitasnya untuk mencari solusi alternatif agar usahanya tetap berjalan lancar, ia mulai menawarkan layanan pesan antar serta memperluas jaringan pemasarannya melalui media sosial.
Inspirasi bagi Generasi Muda
Mas Bejo sangat percaya bahwa generasi muda memiliki potensi besar untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa jika mereka mau bekerja keras dan tidak takut gagal. Ia melihat generasi muda sebagai sumber inovasi dan kreativitas yang tak terbatas, yang dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat. Dalam pandangannya, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar yang memberikan pelajaran berharga.
Harapan Masa Depan
Melihat ke depan, harapan terbesar Mas Bejo adalah agar Mie & Bakso Bejo dapat memiliki sepuluh cabang meskipun bukan dirinya yang mencapainya secara langsung. Ia berharap suatu hari kelak anak-anaknya dapat meneruskan impian tersebut sambil menjaga kualitas produk serta nilai-nilai luhur perusahaan keluarga mereka. Ia juga bercita-cita agar bisnis kulinernya bisa terus berkembang sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Sebuah kontribusi nyata bagi perekonomian lokal sekaligus membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar Lembang.
Mas Bejo percaya bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu ia selalu berusaha menjalankan usahanya dengan prinsip keberlanjutan serta memperhatikan dampak lingkungan dari setiap aktivitas bisnis yang dilakukan.
Kisah hidup Hadi Sunarto atau lebih dikenal sebagai Mas Bejo adalah contoh nyata bagaimana ketekunan dapat membuahkan hasil meskipun dilalui berbagai rintangan dalam perjalanan hidup seseorang menuju kesuksesan. Dengan segala pengalaman hidup serta pelajaran berharga yang didapatkan sepanjang perjalanan karirnya. Baik suka maupun duka, Mas Bejo berharap dapat terus menginspirasi generasi berikutnya untuk berani bermimpi besar sekaligus bekerja keras demi mencapai impian mereka masing-masing.
Melalui biografi ini pula kita diajak merenungkan betapa pentingnya sikap positif terhadap setiap tantangan kehidupan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya tetapi justru langkah awal menuju keberhasilan sejati jika kita mau belajar darinya serta terus bergerak maju tanpa henti demi cita-cita mulia kita masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H