Setelah merasa cukup berpengalaman, Mas Bejo memutuskan untuk mencoba peruntungannya sendiri dengan berjualan mie bakso secara keliling menggunakan gerobak. Ia mulai menjajakan dagangannya di berbagai tempat strategis seperti Taman Makam Pahlawan, Gedung Sate, Gasibu, Taman Lalu Lintas, dan lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa untuk mengembangkan bisnisnya secara lebih efektif, ia membutuhkan tempat yang tetap agar pelanggan dapat dengan mudah menemukan produknya.
Dengan demikian, Mas Bejo mulai merencanakan untuk membuka warung permanen, yang tidak hanya akan memberikan kenyamanan bagi pelanggan tetapi juga meningkatkan visibilitas dan reputasi usahanya. Keputusan ini menjadi langkah penting dalam perjalanan karirnya di dunia kuliner, karena ia ingin memastikan bahwa produk mie bakso yang ditawarkannya dapat diakses dengan lebih mudah dan konsisten oleh masyarakat.
Perjalanan Menuju Lembang
Perjalanan Mas Bejo menuju Lembang sebenarnya terjadi tanpa disengaja. Saat itu, ia mengelola sebuah toko di Setrasari Mall dan mendapatkan banyak pelanggan dari Puskesmas Lembang, termasuk kepala puskesmas dan suaminya yang sering mengunjungi Mie & Bakso Bejo hampir setiap minggu. Hal ini membawanya pada kesempatan untuk mengantarkan 30 pesanan mie bakso ke Puskesmas Lembang, yang menjadi titik awal perjalanan barunya.
Setelah kejadian tersebut, Mas Bejo diperkenalkan kepada pemilik tempat yang sebelumnya menjadi lokasi penjualannya di Lembang. Meskipun ia sempat mengalami masa sulit setelah berhenti bekerja sama dengan pemilik tempat itu dan menganggur selama dua minggu, ia tidak menyerah. Dengan tekad yang kuat, Mas Bejo akhirnya berhasil mendapatkan kontrakan baru di depan alun-alun Lembang untuk jangka waktu setengah tahun. Kesempatan ini memberinya harapan baru dan semangat untuk melanjutkan perjuangannya di dunia kuliner.
Setelah setengah tahun berlalu dan merasakan kesulitan dalam mencari pekerjaan baru, Mas Bejo kembali berbicara dengan pamannya mengenai keinginannya untuk bekerja lagi. Pamannya memberitahu bahwa ada seseorang di kampungnya yang bersedia membantu orang-orang dalam kesulitan finansial, yakni Almarhum Bapak Sakiran beserta istrinya. Ini menjadi titik balik bagi Mas Bejo untuk kembali bangkit.
Dengan dukungan Almarhum Bapak Sakiran beserta Almarhumah istrinya, Mas Bejo melanjutkan kontrak usahanya dengan sistem bagi hasil hingga tahun kesembilan sebelum pemilik tempat tersebut wafat. Setelah itu, Mas Bejo berbicara dengan Almarhumah istri dari Bapak Sakiran mengenai sisa kontrak yang hanya tinggal tiga bulan lagi. Namun, Almarhumah menolak kerja sama secara halus, dikarenakan ingin menikmati masa tua dan masa pensiunnya. Setelah itu, Mas Bejo tetap melanjutkan usaha tersebut sendiri dengan tekad kuat dan cara yang halal. Sejak saat itu hingga kini, Mie & Bakso Bejo telah berjalan selama 15 tahun sejak 2004 dan terus berkembang berkat kerja keras serta dedikasi Mas Bejo dalam menjaga kualitas produk dan layanan kepada pelanggan.
Prinsip Kerja dan Tantangan
Dalam menjalani bisnisnya, Mas Bejo selalu berpegang pada prinsip untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal. Ia percaya bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan sebaik mungkin dan tidak boleh menunda-nunda tugas yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Prinsip ini membuatnya selalu berusaha memberikan produk berkualitas tinggi kepada pelanggan.
Selama perjalanan karirnya, Mas Bejo menghadapi banyak tantangan yang menguji ketahanan dan komitmennya dalam berbisnis. Salah satu tantangan terbesar adalah isu formalin dan boraks yang sempat melanda industri bakso, yang menciptakan keraguan di kalangan konsumen mengenai keamanan produk. Meskipun demikian, Mas Bejo tetap yakin bahwa bakso yang dijualnya, tanpa bahan pengawet, akan tetap diminati oleh pelanggan setianya. Keyakinan ini didasarkan pada prinsipnya untuk menjaga kualitas dan keaslian produk, serta membangun hubungan kepercayaan dengan pelanggan.
Pandemi COVID-19 juga menjadi tantangan tersendiri ketika pemerintah menerapkan aturan pembatasan sosial yang melarang makan di tempat. Namun, Mas Bejo tetap optimis dan mencari cara agar usahanya bisa bertahan melalui inovasi layanan pesan antar.