Aku menoleh, ayah sedang di ambamg pintu. Jeritannya terdengar murka sekali. Kakiku sampai gemetaran, dan dalam gerimis yang rintiknya semakin deras, aku tak sengaja melepas kunang-kunang yang sudah susah payah kutangkap.
Aku terseok-seok ke depan ayah. Aku menunduk ketika disuruh masuk rumah. Beliau terus mengomel bahkan setelah aku sudah ganti baju dan mandi supaya tidak masuk angin dari kena air hujan. Pesta ultahku sampai dibatalkan, dan aku dilarang ketemu Pia selama seminggu.Â
Hari Senin tiba dan Pia menghampiriku di meja kelas. Aku senang sekali punya kesempatan untuk kembali bermain mencari serangga bersamanya. "Akan kucarikan kunang-kunang untukmu, Pia!" Janjiku. Dia menggeleng dan menyodorkanku sekotak korek api dan membuka isinya, "Aku sudah ketemu kunang-kunangnya! Untukmu Tika!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H