Senada dengan ketika saya memesan makanan dengan rating cukup rendah tapi rasanya enak, ada hal lain yang saya sadari, yaitu porsinya yang sedikit.
Sehingga rating yang disematkan pada setiap penjual makanan di aplikasi ojek online memang mempresentasikan banyak kategori. Bukan hanya soal rasa makanan, namun juga porsi, harga, kebersihan, keamanan kemasan. Â
Penilaian berupa bintang atau rating penjual makanan di aplikasi ojek online memang tidak selengkap simbah (read: google), yang menyediakan penilaian lebih lengkap beserta review dari individu yang sudah mengonsumsinya.
Pada aplikasi ojek online hanya berupa rating namun tidak menyediakan ulasan dari konsumen-konsumen sebelumnya.
Sehingga ketika mempertimbangkan penjual yang akan dituju untuk memesan makanan, konsumen hanya bisa mendasarkan besaran rating atau bintang yang didapatkan tanpa ulasan di baliknya.
Tapi seperti kata mutiara yang marak beredar, bahwa segala hal membutuhkan proses. Begitu pula perihal rating dan review dalam layanan pemesanan makanan melalui ojek online.
Bagi saya pribadi, memilih makanan untuk dipesan pada layanan ojek online sangat menggiurkan. Bagaimana tidak, saya seperti menjelajah dari satu restoran ke restoran lainnya sekaligus mengetahui menu beserta harganya tanpa keluar rumah, bahkan bisa saya lakukan sambil rebahan.
Tidak hanya itu, dalam menjelajah antar restoran via aplikasi ojek online ini tidak akan menghasilkan sapaan bernuansa teguran dari pelayan atau penjual dengan kata-kata seperti "Pesan apa Kak?" yang membuat kita sungkan untuk memilih makanan lebih lama.
Sehingga "kegojek" rating tidak masalah sepertinya, berikutnya lebih teliti saja dalam membeli. Nah, ngomongin soal "kegojek" dari rating makanan di aplikasi ojek online kamu pernah punya pengalaman apa nih?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H