Mohon tunggu...
Nidha Khairunnisa
Nidha Khairunnisa Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa IAIN Palangka Raya

INTJ (Super Weirdo MBTI) and Loving Art

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perusahaan makanan terbaik di Indonesia? Analisis Perbandingan Laporan Keuangan 4 Perusahaan Makanan Terkemuka di Indonesia Tahun 2022

5 Desember 2023   21:30 Diperbarui: 6 Desember 2023   08:13 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

MINI RISET ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Analisis Laporan Keuangan melalui Perhitungan Rasio Keuangan Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas (Studi kasus pada 4 perusahaan Makanan di Indonesia Tahun 2022)

Objek riset

:

Rasio likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas yang bersumber pada laporan keuangan perusahaan :

PT Siantar Top Tbk (STTP)

PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD)

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Tujuan riset

:

Mengetahui perbedaan (secara deskriptif) kondisi keuangan antara empat perusahaan makanan di atas.

Menganalisis laporan keuangan antara empat perusahaan di atas.

Tahun riset

:

Tahun 2022

Batasan

:

Rasio Likuiditas yang hitung adalah Rasio Lancar dan Rasio Kas.

Rasio Solvabilitas yang dihitung adalah Debt to Equity Ratio (DER).

Rasio Profitabilitas yang dihitung adalah Gross Profit Margin/GPM Margin.

Data awal

Berikut grafik perkembangan ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset pada tiga perusahaan makanan di Indonesia dari 31 Desember 2021 sampai dengan 31 Desember 2022 :

Gambar 1. Grafik Perkembangan Ukuran Perusahaan Makanan di Indonesia

Tahun 31 Desember 2021 s.d 31 Desember 2022

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

 

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa PT Indofood CBP Sukses Makmur TBK (ICBP) lebih unggul dibandingkan tiga perusahaan pesaingnya yaitu PT Siantar Top Tbk (STTP), PT Garudafood Putra Putri Jaya TBK (GOOD), dan PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI) jika dilihat dari total asetnya. Dari 31 Desember 2021 -- 31 Desember 2022, jumlah aset STTP dan GOOD mengalami kenaikan secara meski tidak signifikan, sedangkan perusahaan ROTI dan ICBP mengalami penurunan.

 

 

Penyajian data 

Tabel 1. Tabel data yang dibutuhkan untuk Analisis Rasio Keuangan

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

 

Rasio Likuiditas 

Rasio yang digunakan adalah rasio lancar dan rasio kas. Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

Rasio lancar                             =  

Rasio lancar adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban lancarnya dengan menggunakan seluruh asset lancarnya. Menurut Irham Fahmi, rasio lancar adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo. (Irham Fahmi, 2014)

Tabel 2. Tabel Perhitungan Rasio Lancar/Current Ratio STTP, GOOD, ROTI dan ICBP

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Gambar 2. Diagram Rasio Lancar/Current Ratio STTP, GOOD, ROTI dan ICBP

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Berdasarkan diagram diatas, rasio lancar STTP pada 31 Desember 2021 adalah 4,16 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 4,16 aset lancar. Kemudian pada 31 Desember 2022 mengalami kenaikan menjadi 4,85. Kemudian pada GOOD rasio lancarnya 1,48 pada 31 Desember 2021, yaitu mengalami kenaikan menjadi 1,74. Jika dibandingkan dengan rata-rata industrinya, kondisi likuiditas GOOD juga kurang baik karena rasio berada di bawah rata-rata industri.

Pada ICBP memiliki nilai rasio lancar sebesar 2,52 mengalami kenaikan yang paling signifikan di bandingkan ketiga perusahaan lainnya menjadi 3,10. STTP, GOOD dan ICBP naik ini artinya semakin signifikannya jaminan aset lancar dalam menutupi utang lancar dari ICBP tersebut. Sedangkan ROTI yang perhitungan pada 31 Desember 2021 memiliki nilai 2,65 mengalami penurunan di 31 Desember 2022 menjadi 2,10 yang menandakan semakin turun jaminan dari aset lancar dalam menutupi utang lancarnya.

Rasio kas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas. Rasio ini dikatakan sehat jika tidak dibawah 50%.

Rasio kas                  =  

Akan tetapi jika terlalu tinggi, sebagaimana telah dijelaskan diatas yaitu ada indikasi, salah satunya penimbunan kas artinya kas tidak digunakna secar abaik dan efektif dalam menghasilkan laba. Maka, untuk dapat memperkuat atau memperjelas kewajaran dari tinggi atau rendahnya rasio cepat dapat digunakan salah satunya rasio perputaran kas. (Bambang Riyanto, 2011)

Tabel 3. Tabel Perhitungan Rasio Kas/Cash Ratio STTP, GOOD, ROTI dan ICBP

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Gambar 3. Diagram Rasio Kas/Cash Ratio STTP, GOOD, ROTI dan ICBP

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Berdasarkan diagram diatas, rasio kas STTP dpada 31 Desember 2021 adalah 0,44 artinya setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh Rp 0,44 kas dan setara kas. Kemudian pada 31 Desember 2022 mengalami kenaikan menjadi 0,46 yang berarti kemampuan kas dan setara kas dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin tinggi.

Kemudian pada GOOD rasio kasnya 0,51 pada 31 Desember 2021, yang berarti setiap Rp 1 utang lancar dijamin oleh 0,51 kas dan setara kasnya juga, semakin baik karena semakin tinggi jaminan dari aset lancar, selanjutnya mengalami kenaikan 0,58.

Pada ROTI yang perhitungan pada 31 Desember 2021 memiliki nilai likuiditas 1.57 turun menjadi 1,02 menandakan turunnya jaminan kas dan setara kas terhadap aset lancarnya.

Terakhir pada ICBP memiliki nilai 1,08 yang naik signifikan menjadi 1,57 dalam periode satu tahun. Yang berada di bawah rata-rata industry dari rasio kas terdapat STTP dan GOOD.

 

 

 

Rasio Solvabilitas

Rasio yang digunakan adalah Debt Ratio yang artinya Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.

Debt Ratio                                =  

Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang. (Gischanovelia Makiwan, 2018)

Tabel 4. Tabel Perhitungan Debt to Equity Ratio STTP, GOOD, ROTI dan ICBP

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Gambar 4. Diagram Debt to Equity Ratio STTP, GOOD, ROTI dan ICBP

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Berdasarkan diagram diatas, rasio DER baik STTP, GOOD dan ICBP  turun dari awal periode sampai akhir periode tahunannya, hanya ROTI yang mengalami kenaikan. STTP dari 0,19 menjadi 0,17, GOOD dari 1,22 menjadi 1,19, ROTI dari 0,46 menjadi 0,54, dan ICBP dari 1,15 menjadi 1,01. Artinya STTP, GOOD dan ICBP memiliki penurunan modal perusahaan yang dibiayai oleh hutang yang maknanya pengeolaan hutang ketiga perusahaan tersebut semakin baik, sedangkan pada ROTI hutang untuk modal perusahaannya naik yang menandakan pengelolaan hutang yang kurang efisien.

 

Rasio Profitabilitas

Rasio yang digunakan adalah Profit Margin Ratio atau Gross Profit Ratio. Rumus rasio tersebut adalah sebagai berikut:

                Profit Margin Ratio (GPM)               =  

Gross  profit  margin (GPM)  adalah  rasio atau  perimbangan  antara gross  profit (laba  kotor)  yang  diperoleh  perusahaan  dengan  tingkat penjualan  yang  dicapai  pada  periode  yang  sama  (Ridwan & Fajar,  2020).


Tabel 5. Tabel Perhitungan Gross Profit Margin/GPM Margin Laba Kotor STTP, GOOD, ROTI dan ICBP

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Gambar 5. Diagram Gross Profit Margin/GPM Margin Laba Kotor STTP, GOOD, ROTI dan ICBP

Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)
Sumber: Data sekunder diolah peneliti (2023)

Berdasarkan diagram diatas, hanya ROTI yang mengalami kenaikan rasio GPM dalam satu periode tahunan yang menandakan semakin baiknya kinerja keuangan perusahaan tersebut dari 0,12 menjadi 0,15, sedangkan STTP, GOOD dan ICBP mengalami penurunan, STTP dari 0,18 menjadi 0,15, GOOD dari 0,07 menjadi 0,06, dan ICBP turun signifikan dari 0,18 menjadi 0,12, yang memaknai kinerja kurang baik sehingga profitabilitas atau kemampuan perusahaan menghasilkan profit menurun.

Kesimpulan

 Kesimpulan yang dapat saya berikan disini yaitu dari ke 4 perusahaan di atas mengalami berbagai kondisi yang bisa kita lihat dari perhitungan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas. Pertama-tama Rasio Lancar terlihat STTP, GOOD dan ICBP mengalami kenaikan jaminan dari aset lancar maupun kas dan setara kasnya dalam menutupi hutang lancarnya, sedangkan ROTI menurun. Rasio Solvabilitas lagi-lagi hanya ROTI yang mengindikasikan kurang baiknya dalam pengelolaan hutang dibanding tiga perusahaan lainnya. Terakhir Rasio Profitabilitas terlihat disini kebalikannya yaitu STTP, GOOD dan ICBP mengalami penurunan dalam menghasilkan profit, sedangkan ROTI mengalami kenaikan. Diantara keempat perusahaan tersebut tidak ada perusahaan yang lebih baik maupun lebih buruk.karena masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri dan terus berkembang seiring perkembangan waktu.

Referensi

https://www.idx.co.id/id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan

Irham fahmi. Analisis Laporan Keuangan (Bandung : Alfabeta, 2014)

 

Bambang Riyanto. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. (Yogyakarta : BPFE, 2001)

Gischanovelia Makiwan. Analisis Rasio Leverage Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. (Jurnal Bisnis, Manajemen dan Informatika Universitas Hasanuddin, JBMI Vol. 15 No. 2 Oktober 2018)

Ridwan & Fajar. Analisis  Pertumbuhan  Penjualan,  Gross  Profit  Margin,  DanShrinkage Terhadap Pertumbuhan Laba. Jurnal Sain Manajemen, 2 (2). (2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun