Mohon tunggu...
Nidaul Haq
Nidaul Haq Mohon Tunggu... Pustakawan - Me

Suka baca novel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Kebebasan

20 Juni 2024   12:58 Diperbarui: 20 Juni 2024   13:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buah kapuk putih yang ringan terbang  menerpa,

Berterbangan di sore hari yang mendung

Awan mengaraknya pergi menjauh dari induknya

Mungkin saja dia mencari kebebasan

Seolah seperti burung merpati yang terbang bebas,

Tiada terkekang dalam jeruji

Namun hujan badai kembali menghuni bumi

Membuat layu bulir-bulir kapuk yang terbang bebas kian kemari

Seperti dunia, semakin kau kejar,

Semakin kau rasakan dunia semakin tak berujung,

Jika kau fikir dunia ini adalah sebuah pencapaian duniawi,

Maka mungkin saja kau keliru,

Dunia tiada abadi, jika kau mengejarnya hingga kau terengah-engah,

Bisa jadi kau akan lelah, hingga jiwamu tiada berdaya.

18 Oktober 2022

Kembalilah pulang, hingga kau temukan kembali apa yang maha dari segala maha.

Semakin kau dahaga akan dunia, semakin tak dapat terpenuhi jiwamu akan rasa damai.

Setiap jiwa akan kembali, maka jalan manakah yang akan kau pilih?

Rancho, 18 Oktober 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun