2. Belajar dari budaya pribumi
Studi tentang budaya pribumi, seperti budaya Aborigin Australia atau suku Gwich'in di Lingkaran Arktik, dapat memberikan wawasan tentang pandangan dunia yang melihat manusia sebagai bagian integral dari alam semesta, termasuk tanaman, hewan, dan siklus kehidupan.
Pendekatan ini mengajarkan masyarakat bahwa kita dapat hidup harmonis ketika menghargai dan memperlakukan dengan baik bentuk kehidupan lainnya.
3. Menggunakan Google Earth atau teknologi serupa
Menggunakan alat seperti Google Earth untuk memungkinkan kita secara virtual 'mengunjungi' berbagai daerah di dunia. Ini membantu kita untuk memvisualisasikan dan memahami dampak dari kegiatan manusia di berbagai wilayah, seperti deforestasi atau polusi.
4. Menggunakan aplikasi teknologi seperti GoodGuide dan Fooducate
Aplikasi ini membantu dalam menyediakan informasi yang mudah dipahami tentang dampak produk rumah tangga terhadap kesehatan, lingkungan alam, dan kehidupan sosial. Hal ini memungkinkan kita untuk membuat pilihan yang lebih sadar dan berkelanjutan dalam konsumsi sehari-hari.
5. Berpartisipasi dalam jejaring sosialÂ
Melalui media sosial, kita dapat berkomunikasi dengan orang-orang di daerah-daerah terpencil atau yang terpengaruh dampak lingkungan tertentu. Hal ini membantu kita untuk mendapatkan pemahaman langsung tentang apa yang dialami oleh orang lain yang mungkin tidak terlihat atau tidak dirasakan kebanyakan orang.
6. Menerapkan prinsip kewaspadaan
Mengambil tindakan pencegahan ketika sebuah aktivitas akan memiliki dampak buruk terhadap lingkungan atau kesehatan manusia, meskipun belum ada hubungan sebab-akibat yang terbukti ilmiah. Ini berarti kita harus lebih berhati-hati dalam memilih produk, teknologi, atau praktik yang dapat berpotensi merusak lingkungan atau kesehatan.