Mohon tunggu...
Nida an Khofiyya
Nida an Khofiyya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Saya adalah seorang mahasiswa S1 Psikologi di Universitas Sebelas Maret

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cara Mengelola Stress di Masa Quarter Life Crisis

11 Desember 2021   21:15 Diperbarui: 11 Desember 2021   21:29 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://unsplash.com/photos/bmJAXAz6ads; photo by Elisa Ventur

Di usia 20-an, mungkin kita tak lagi asing dengan ucapan

"duh, aku stress banget"

"aku ga punya siapa-siapa"

"aku capek banget akhir-akhir ini"

"emang, aku bisa ya?"

Hmmm.... Terdengar familiar ya? Tahu ga sih, krisis emosional yang terjadi pada usia 20-an termasuk salah satu tahap perkembangan yang akan dialami manusia. Tahap perkembangan ini disebut masa dewasa awal. Masa dewasa awal seseorang akan penuh dengan tantangan dan perubahan baru. Tuntutan sosial dan tanggung jawab yang semakin bertambah kerap mewarnai masa dewasa awal dan menimbulkan krisis emosional atau yang biasa disebut quarter life crisis. Apa sih itu quarter life crisis?

QUARTER LIFE CRISIS

Quarter life crisis adalah suatu perasaan takut terhadap kelanjutan hidup di masa depan termasuk urusan karier, relasi, dan kehidupan sosial yang muncul ketika individu berusia 20-an. Quarter life crisis ini mungkin muncul ketika seseorang baru menginjakkan kaki di dunia pekerjaan, ketika seseorang masih berkuliah, atau ketika seseorang baru saja lulus dari perkuliahan. Biasanya, ketika seseorang mengalami fase ini mereka akan merespon dengan reaksi seperti frustasi, panik, khawatir, dan tidak tahu arah.

Pada tahun 2010, ada sebuah penelitian yang meneliti tentang respon apa aja sih yang muncul ketika seseorang mengalami fase quarter life crisis. Nah, dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ketika kita mengalami quarter life crisis kita mungkin berperilaku cemas, frustasi, bimbang, dan gelisah.

Lalu, bagaimana sih cara kita menghadapi masa quarter life crisis ini?

STRESS

Pada masa quarter life crisis, mungkin kita tidak akan bisa menghindari datangnya masalah. Tapi, tenang aja gais. Karena, kita itu punya kendali atas respon yang akan kita berikan terhadap masalah yang kita hadapi. Dengan kata lain, masalah boleh saja besar, tapi stres atau tidak itu adalah kendali kita. Sayangnya, terkadang kita bisa aja gagal dalam merespon suatu masalah. 

Akibatnya, mungkin kita merasa gelisah, sedih, putus asa, yang berujung pada stress. Apa itu stress? Stress adalah ketegangan, beban yang menarik seseorang dari segala penjuru, tekanan yang dirasakan pada saat menghadapi tuntutan atau harapan yang menantang kemampuan seseorang untuk mengatasi atau mengelola hidup.

Stress yang gagal dikelola dapat berujung pada semakin rumitnya masa quarter life crisis untuk dihadapi. Penyebab stress atau yang biasa disebut stressor biasanya berasal lebih dari satu pemicu. Pemicu stress dapat berasal dari akademik, interpersonal, intrapersonal, atau lingkungan secara bersamaan.

Percaya atau ngga, stress bisa berdampak pada kesehatan fisik, lho!

Suatu penelitian yang melibatkan 64 partisipan di Kota Depok, membuktikan bahwa stress berdampak paling tinggi terhadap kondisi fisik seseorang. Kondisi fisik ini meliputi kelelahan, lemas, migrain, gangguan makan dan tidur, nyeri badan, otot yang tegang, mudah sakit, serta sakit perut. Disamping memliki dampak pada kesehatan fisik, stress juga dapat berdampak pada kondisi emosi seperti mudah menangis, suasana hati buruk, dan mudah tersinggung. Stress juga berdampak pada perilaku dan kognitif seseorang. Hubungan dengan orang lain mungkin bisa menjadi renggang akibat stress yang dirasakan. Stress yang dialami juga dapat berdampak pada munculnya pikiran-pikiran negatif, mudah lupa, dan kurang teliti (Musabiq & Karimah, 2018).

CARA MENGELOLA STRESS

Nah, dalam menghadapi masalah di masa quarter life crisis kita perlu belajar mengelola stress. Pengelolaan stress ini biasanya berhubungan dengan strategi koping. Koping dapat membantu individu menghilangkan, mengurangi mengatur atau mengelola stress yang dialami. Berikut cara mengelola stress menurut beberapa sumber:

Berpikir positif

Yap! Berpikir positif. Berpikir positif adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan pikirannya sangat berpengaruh dalam proses pengelolaan stress. Untuk lebih jelasnya, berikut cakupan dari berpikir positif yang dimaksud

  1. Kepuasan hidup, yaitu bagaimana seseorang bersyukur atas hidupnya dan menumbuhkan rasa puas atas apa yang ia miliki ditengah-tengah masalah yang ia hadapi.
  2. Harga diri, yaitu bagaimana seseorang menganggap dirinya berkualitas dan yakin akan kemampuannya untuk menghadapi masalah.
  3. Optimisme, yaitu bagaimana seorang individu memiliki harapan akan masa depannya kelak.

Efikasi Diri (Self efficacy)

Hmmm efikasi diri? Apa itu?

Efikasi diri adalah keyakinan seorang individu mengenai kemampuannya dalam mengorganisasi dan menyelesaikan suatu tugas yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Tingkat efikasi diri ini memiliki perbandingan yang terbalik dengan tingkat stress yang dialaminya. Maksudnya, kalau kita memiliki keyakinan tinggi bisa melewati masalah yang dihadapi (efikasi diri tinggi) maka kita cenderung akan memiliki tingkat stres yang rendah. Sebaliknya, ketika individu memiliki efikasi yang rendah, ia cenderung kesulitan menghadapi masalah yang ia hadapi dan berujung mengalami stress.

Melakukan hobi dan relaksasi

Pas kita lagi stress, terkadang kita menjadi penuh emosi dan kurang rasional dalam mengambil keputusan. Oleh sebab itu, ada pentingnya berhenti sejenak dan melakukan hal-hal yang kita sukai. Selain melakukan hal-hal yang kita sukai seperti hobi, melakukan relaksasi juga dapat menjadi alternatif lain. Relaksasi ini dapat berupa mendengarkan musik, menyalakan lilin aroma terapi, atau menjauh sementara dari sumber stress.

Nah, itu dia beberapa cara mengelola stress di masa quarter life crisis. Penting banget nih buat kita untuk sadar bahwa semua yang kita alami itu tergantung persepsi kita. Masalah pekerjaan, hubungan, atau keluarga mungkin ga akan pernah berhenti. But, doesn't mean kita ga bisa melewati itu semua. Berat atau ngga, mampu atau ngga itu tergantung keyakinan dan kemampuan yang kita punya. Perlu diingat juga nih, berbagai kemungkinan buruk yang terlintas dalam pikiran kita itu belum tentu akan terjadi. Sebab, apa yang terjadi di masa depan ditentukan oleh diri kita sendiri saat ini. Jadi, jangan biarkan pikiran negatif menguasai diri kita, ya! Karena kita memliki kontrol atas diri kita sendiri. Terakhir, sebagai penutup, ingatlah bahwa

Semua peristiwa itu netral, sedih atau beratnya suatu masalah tergantung persepsi diri kita sendiri dan fokuslah pada hal-hal yang bisa dikendalikan, bukan mencemaskan hal yang justru menghambat kita berfikir rasional.

Sumber:

Adicondro, N., & Purnamasari, A. (2011). Efikasi Diri, Dukungan Sosial Keluarga Dan Self Regulated Learning Pada Siswa Kelas Viii. HUMANITAS: Indonesian Psychological Journal, 8(1), 17. https://doi.org/10.26555/humanitas.v8i1.448

Afnan, A., Fauzia, R., & Tanau, M. U. (2020). Hubungan Efikasi Diri Dengan Stress Pada Mahasiswa Yang Berada Dalam Fase Quarter Life Crisis. Jurnal Kognisia, 3(1), 23--29. https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/kog/article/view/1569

Kholidah, E., & Alsa, a. (2012). Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Psikologis. Jurnal Psikologi, 39(1), 67--75. http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/180

Murdhiono, W. R., & Wiyani, C. (2019). Manajemen Stres Sebagai Upaya Mengelola Stres Siswa SMP Negeri 2 Ngemplak Sleman Yogyakarta. 464--468.

Musabiq, S., & Karimah, I. (2018). Gambaran Stress dan Dampaknya Pada Mahasiswa. Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 20(2), 74. https://doi.org/10.26486/psikologi.v20i2.240

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun