Berbeda dengan guru-guru yang mengajar di daerah perkotaan yang lulusan dari berbagai macam perguruan tinggi, baik itu perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta yang kualitasnya tidak kalah dengan perguruan tinggi negeri.Â
Di daerah pedesaan, kurikulum yang digunakan juga belum memenuhi standar membuat peserta didik kurang mendapatkan pendidikan yang seharusnya, seperti di daerah perkotaan.Â
Hal ini menjadi salah satu masalah dalam akses pendidikan. Keterlambatan informasi juga dapat menghambat proses seleksi guru, sehingga jadwal yang ditetapkan harus sedikit tertunda.
Tingkat pelayanan pendidikan di daerah seperti itu perlu mendapatkan perhatian yang serius, seperti di daerah pelosok, perbatasan, dan pedalaman.Â
Pendidikan yang kurang maju seperti ini juga mengakibatkan mayoritas masyarakat di daerah pedesaan hanya menempuh pendidikan sampai lulusan SD saja. Banyaknya masyarakat yang berpendidikan rendah mendorong angka pengangguran yang kemudian menyebabkan kemiskinan di daerah tersebut.
Jika anak-anak yang berada di daerah perkotaan dapat dengan mudah mengenyam pendidikan dengan fasilitas yang sudah lengkap, anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan patut bersyukur karena tidak ada kendala yang terjadi, seperti fasilitas yang kurang memadai dan akses transportasi yang sulit. Padahal tingkat pendidikan seseorang dapat menentukan kualitas seseorang tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H