Tidak seperti biasanya Ryo terlihat gembira. Namun, karena bel istirahat telah berbunyi dengan waktu yang sangat singkat, maka Beni mengabaikan rasa ingin tahunya.
Ryo berjalan dengan cepat mengelilingi setiap kelas lalu menuju kantin. Ia masih belum menemukan Sandra. Langkahnya kali ini menuju belakang sekolah, taman yang belum pernah ia datangi. Saat itulah ia mendengar kembali suara tangis yang menyayat hati. Suara tangis seorang perempuan yang seolah sedang menyesali sesuatu.
Langkahnya terhenti saat ia tiba di depan gazebo taman yang terlihat sunyi. Matanya menangkap sosok yang selama ini ia rindukan. Segala rasa berkecamuk dalam hatinya. Amarah dan sakit hatinya bercampur menjadi satu. Ia bimbang, antara mendekatinya atau tidak. Kakinya terasa berat untuk melangkah. Hatinya terlalu sakit, kala teringat isi surat dan sikap Sandra yang menghindar selama ini.
"Sandra!" panggil Ryo lembut dan tak percaya dengan sosok di hadapannya.
              -bersambung-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H