"Bahas Matematika lagi? Bilang aja loe kangen Susi." Toni meledek.
Ryo hanya mengacuhkan dan berjalan kembali ke kelasnya setelah mengintip ke ruangan tempat Susi belajar. Ternyata guru Susi sudah datang sehingga Ryo mengurungkan niatnya.
                      ***
Keesokan harinya, Ryo datang agak terlambat karena menunggu Susi berangkat. Namun, rupanya Susi tidak masuk disebabkan demam tinggi.
"Hei, Yo! Tumben loe telat?" seru Beni yang menunggu kedatangannya di dekat gerbang sekolah.
"Loe telat juga, Ben? Toni mana?" Ryo mencari Toni di antara para siswa yang tergesa-gesa masuk ke dalam lingkungan sekolah.
"Gue udah dateng dari tadi, pas liat ke kelas loe sama Toni belum dateng. Ya udah gue tungguin di gerbang. Kayaknya Toni gak masuk deh. Tadi dia kirim chat ke WA gue, katanya pusing." Beni menjelaskan, Ryo hanya menganggukkan kepala.
Mereka berjalan beriringan dan tanpa sengaja Ryo melihat wajah seseorang yang sangat dikenalnya. Namun, sosok tersebut menghilang terhalang oleh tubuh para siswa yang berbondong-bondong memasuki kelas masing-masing. Tak lama bel masuk berbunyi, Ryo akhirnya memilih memasuki kelas.
Selama jam pelajaran berlangsung, pikiran Ryo terus teralihkan oleh sosok yang selama ini dirindukannya. Cassandra. Ia yakin telah melihat perempuan yang selama ini mendiami hatinya. Setelah sekian lamanya mencari kini ia yakin telah menemukan Sandra. Ryo bertekad untuk mencarinya pada jam istirahat.
"Yo, gue enggak ikut ke belakang dulu ya. Tadi ada janji sama Bella. Hehe, doain gue ya berhasil nembak dia." Beni mengatakan dengan malu-malu. Ryo pun hanya mengacak rambut Beni dan tertawa.
"Sukses deh, ya. Gue juga mau cari seseorang, nih. Doain ya," pinta Ryo dengan wajah berseri-seri dan membuat Beni sedikit heran.