"Paan nih?" tanya Ryo terkejut dengan tingkah aneh Toni.
"Baca! Pesan dari Mega, cewe yang udah lama naksir Loe."
Ryo pun membacanya.
"Ton, tolong sampein ke Ryo, dong. Gue naksir berat nih sama doi. Minta nomor hp-nya deh. Nanti gue hubungin Ryo. Salamin ya buat Ayang Ryo. -Mega Cuantieks-"
Ryo segera menyerahkan gawai Toni dan tidak berkata apa-apa. Hatinya sudah membeku sejak dua tahun lalu. Saat ia kehilangan cinta pertamanya. Penyebab kepindahan Ryo ke Jakarta pun karena perempuan yang selalu mewarnai hari-harinya saat itu.
"Cerita ke kita, Yo. Apa alasan Loe selalu nolak perhatian dari semua cewe?" selidik Beni yang kali ini memasang wajah serius.
Mendengar pertanyaan Beni yang berbeda dari biasanya membuat Ryo menarik napas. Ia bimbang, apakah pantas jika menceritakan masalah hati pada kedua orang yang selama satu tahun ini setia padanya? Pandangan penuh harap terpancar jelas dari wajah kedua temannya. Ia pun menghela napas, berusaha menjelaskan meskipun berat.
"Gue kapok sama cewe," jawab Ryo singkat. Membuat kedua temannya terkejut dan saling berpandangan.
                -bersambung-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H