Mohon tunggu...
Nicson Poli
Nicson Poli Mohon Tunggu... Guru - Guru

Belajar itu Berjuang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Kristen

24 Agustus 2023   08:49 Diperbarui: 24 Agustus 2023   08:50 767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Pasal 10 ayat 1, menjelaskan bahwa Kompetensi Kepribadian adalah "kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik". Johnson, sebagaimana dikutip oleh Anwar, mengemukakan bahwa kemampuan personal guru mencakup penampilan sikap yang positif terhadap tugasnya sebagai guru, pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang harus dianut oleh seorang guru, serta kepribadian, nilai, dan sikap hidup yang ditunjukkan untuk menjadi panutan dan teladan bagi siswa (Qomari, 2004:63). Suharsimi Arikunto juga mengemukakan bahwa "Kompetensi personal mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh siswa" (Arikunto, 1993: 239).

Guru PAK juga harus memiliki kompetensi kepribadian seperti yang telah disebutkan di atas. Dengan kata lain, kompetensi kepribadian guru adalah kompetensi personal yang diperlukan agar menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang terkait dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri.

Dalam kompetensi kepribadian guru, terdapat tiga hal yang melibatkan sikap dan perasaan guru, yaitu:

  • Konsep diri (self-concept) guru, yang mengacu pada keseluruhan sikap dan persepsi guru terhadap dirinya sendiri. Harga diri (self-esteem) guru merupakan tingkat pandangan dan penilaian guru terhadap dirinya sendiri berdasarkan prestasinya. Guru yang profesional membutuhkan konsep diri yang tinggi. Sebagai contoh, guru dengan konsep diri yang positif cenderung memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk berkreasi, sedangkan guru dengan konsep diri rendah cenderung memiliki kecenderungan "berkicau" lebih banyak dan tidak memberi banyak peluang pada kreativitas siswa. Oleh karena itu, para guru perlu berusaha untuk mencapai prestasi akademik setinggi-tingginya melalui belajar yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan zaman.
  • Keyakinan diri (self-efficacy/personal teacher efficacy) guru terhadap efektivitas kemampuannya dalam membangkitkan semangat dan kegiatan siswa. Efficacy kontekstual merujuk pada kemampuan guru dalam menghadapi keterbatasan faktor eksternal ketika mengajar.
  • Sikap penerimaan terhadap diri sendiri (attitude of self-acceptance) dan penerimaan terhadap orang lain (others acceptance). Sikap ini mencakup sikap guru dalam menerima dan menghargai diri sendiri serta sikap guru dalam menerima orang lain (Syah, 2008: 232).

B. Kompetensi Kepribadian Guru PAK

Kompetensi kepribadian dalam konteks guru PAK dapat dirangkum sebagai berikut:

  • Prioritas aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik: Secara umum, guru memiliki prioritas pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Namun, untuk guru PAK, prioritasnya adalah pada pengembangan aspek afektif (emosional), kognitif (intelektual), dan psikomotorik (keterampilan fisik).
  • Mengenal latar belakang peserta didik: Guru secara umum tidak memiliki minat yang mendalam untuk mengetahui latar belakang peserta didik. Namun, sebagai guru PAK, penting bagi mereka untuk mengenal dengan baik sifat manusia berdasarkan ajaran Alkitab (1 Korintus 2:14-15).
  • Fokus pada kecerdasan intelektual: Secara umum, guru lebih fokus pada pengembangan kecerdasan intelektual siswa. Namun, bagi guru PAK, selain fokus pada kecerdasan intelektual, mereka juga sangat memperhatikan pengembangan kecerdasan spiritual siswa berdasarkan ajaran Alkitab (Yohanes 15:4-5, Kolose 4:6-7).
  • Teladan dalam pembentukan kepribadian: Secara umum, guru tidak memiliki tokoh sentral yang menjadi teladan dalam pembentukan kepribadian manusia. Namun, bagi guru PAK, Yesus Kristus menjadi pusat teladan utama dalam membentuk kepribadian siswa (Yohanes 14:17).

Kompetensi kepribadian pada guru PAK mengarah pada pengembangan aspek afektif, pengetahuan tentang sifat manusia berdasarkan ajaran Alkitab, perhatian pada kecerdasan spiritual, dan menjadikan Yesus Kristus sebagai contoh utama dalam pembentukan kepribadian siswa.

Dalam buku "Mengajar Secara Profesional" karya B.S. Sidjabat, dikutip pernyataan Howard G. Hendricks yang menyebut enam aspek kehidupan Yesus yang mengagumkan dan perlu diteladani oleh guru PAK. Aspek-aspek tersebut meliputi kesesuaian antara ucapan dan perbuatan Yesus, pengajaran yang sederhana, relasional dalam menjaga hubungan harmonis, ajaran yang bersumber dari Allah, motivasi kerja yang didasarkan pada kasih, dan penggunaan metode kreatif yang melibatkan orang lain (Sidjabat, 2011: 73). Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam kompetensi kepribadian guru PAK adalah konsep diri (self-concept). Konsep diri mencakup gambaran tentang diri sendiri yang meliputi bentuk fisik, perilaku, dan kedudukan dalam keluarga, komunitas, atau masyarakat. Guru PAK dengan kepribadian mantap, stabil, dewasa, dan menjadi teladan dikatakan memiliki konsep diri yang sehat. Sebaliknya, guru dengan konsep diri negatif cenderung mengalami perasaan minder dan terus membandingkan dirinya dengan orang lain, yang dapat berdampak pada perilaku yang tidak baik (Sidjabat, 2011: 58).

Sebagai pengajar, guru memiliki tanggung jawab mengelola kegiatan pembelajaran agar peserta didiknya dapat belajar secara efektif. Untuk itu, guru perlu melakukan persiapan, merencanakan tujuan, dan kompetensi yang akan menjadi panduan dalam proses pembelajaran. Semua persiapan ini sebaiknya dilakukan dengan kesadaran dan di bawah bimbingan Tuhan. Jika Tuhan memberikan hak untuk menjadi seorang guru, itu berarti kita sedang dipercayakan menjadi arsitek jiwa bagi orang lain. Sebagai guru, penting merencanakan bagaimana membentuk peserta didik menjadi individu yang berkembang. Guru PAK harus menjadikan pola pengajaran Yesus dalam Alkitab sebagai teladan hidupnya. Yesus sering kali terlihat mengajar dan memberitakan Injil dalam kehidupan-Nya (Price, 2011: 7). Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diciptakan sebagai gambaran dan teladan Allah.

Dalam buku "Seni Membentuk Karakter Kristen" karya Mary Setiawani dan Stephen Tong, disebutkan beberapa karakteristik jiwa seorang pendidik:

  • Jiwa yang luas: Seperti Yesus, pendidik harus memiliki jiwa yang luas dan mampu memahami berbagai sifat manusia yang berbeda-beda. Yesus memanggil murid-murid dengan karakteristik yang beragam, menunjukkan bahwa Tuhan menyayangi dan mendidik setiap individu dengan cara yang unik.
  • Jiwa yang berkorban: Manusia hanya mengenal dendam, benci, dan pembalasan, dan tidak sepenuhnya memahami arti kasih sejati hingga Yesus disalibkan. Kasih sejati hanya bisa dipahami melalui pengorbanan, seperti yang ditunjukkan oleh Kristus dalam kematian-Nya. Sebagai guru, penting untuk memahami arti sejati kasih melalui pengabdian dan pelayanan kepada sesama (Setiawani & Tong, 2010: 48-5).

Dalam pengalaman sehari-hari, status guru PAK sering kali tidak mendapatkan penghargaan yang tinggi dalam masyarakat. Guru sering harus berkorban dalam hal perasaan, menerima perlakuan sepele, bahkan dianggap remeh oleh peserta didik atau masyarakat. Sebagai guru PAK, penting melihat teladan Yesus dalam hal kesediaan untuk berkorban, bahkan menghadapi penolakan, termasuk di lingkungan sendiri. Teladan Paulus juga mengajarkan keteguhan dalam panggilan, di mana meskipun awalnya ditolak oleh murid-murid, Paulus tetap setia dan meneruskan tugasnya dengan keyakinan bahwa segala hal dapat ditanggung melalui Kristus yang memberikan kekuatan.

C. Pentingnya Kepribadian Guru Pendidikan Agama Kristen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun