Mohon tunggu...
Nico Valent Dwicahyo
Nico Valent Dwicahyo Mohon Tunggu... -

Menulis di kala senggang waktu melanda http://www.ceritamasvalent.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Pamit Dulu

24 Juli 2016   10:47 Diperbarui: 24 Juli 2016   10:54 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

9 Juli 2016

Terminal  Bandara Fiumicino,Roma,Italia

Diantara lalu lalang koper dan orang,terselip suatu kisah.

“Janji kalau kau tak akan melupakakanku?”

Tiba-tiba Dwi terdiam seribu bahasa mendengar perkataan Ariesta.Ia baru menyadari bahwa kisah yang baru mereka jalani selama 8 bulan akan menjadi kisah yang berlangsung antar samudera.Ya,Ariesta memutuskan untuk melanjutkan studi fashion ke Amerika Serikat sementara Dwi akan melanjutkan studi di kota Torino.

“Haruskah kau pergi sejauh ini,Ries?”,ujar Dwi dengan lirih.

“III…  Iya,Dwi.Aku hanya studi disana kok.Memang sudah keinginanku untuk pergi ke sana”,jawab Ariesta sambil menahan linangan air mata.

Sambil menatap wajah Ariesta yang cerah,Dwi memegang tangan Ariesta lalu memeluknya.Ia kini harus merelakan jarak dan samudra yang akan berada di antara mereka.Memang bukan kehendak Dwi maupun juga Ariesta,namun mereka harus ikhlas akan keadaan yang mereka hadapi.

“Ries.. Jikalau memang kau sudah memutuskan dan minatmu itu kesana,maka kejarlah.Itulah bintang yang kau cari! Sejatinya memang kita mengejar dua bintang”

“Jika tujuanku adalah salah satu bintang tersebut,manakah bintang yang lain?”,ujar Ariesta dengan polos

“Bintang yang lain adalah kita.Bagiku,kamulah bintangku dan bagimu,akulah bintangmu”,ujar Dwi sambil mengelap air mata Ariesta.

Mereka masih berepeluk hangat.Mereka kini menyadari bahwa ini akan menjadi pelukan terakhir sebelum mereka terpisah.

“Dwi..”

“Ya,Ariesta”

“Janji kalau kau tak akan melupakakanku?”

Dengan memegang tangan Ariesta dengan erat,Dwi berkata,

“Ariesta.. dari lubuk hati yang paling dalam,A.. A.. Aku tidak akan melupakanmu.Aku tidak akan melupakan semua kenangan yang kita jalani.Ariesta,jika ada waktu,aku akan mengunjungimu”

“Dwi.. Terima kasih sudah menjagaku selama ini.Dwi.. Aku pamit dulu ya.. sampai jumpa,semoga kita bisa bertemu”

Dengan berat hati,Dwi hanya menganggukkan kepala lalu melepas genggaman tangan Ariesta.Namun sebelum ia pergi,Dwi menyerahkan sebuah surat untuk Ariesta baca.Dan setelah itu,Dwi hanya melihat Ariesta menghilang.. menghilang.. dan bayangannya menghilang dari antara kerumunan penumpang..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun