Bahan:
- 2 ons gula merah
- 150 gram kulit buah
- 500 ml air
Berikut cara pembuatan ekoenzim:
- Haluskan gula merah.
- Potong-potong kecil terlebih dahulu kulit buah.
- Masukkan 500 ml air ke dalam botol plastik dan 2 ons gula.
- Kocok perlahan agar gula larut.
- Masukkan sisa kulit buat ke dalam wadah.
- Sisakan ruang untuk proses fermentasi. Oleh karena itu jangan isi botol hingga penuh.
- Â Kocok perlahan lagi agar kulit dan air gula merata.
- Buka tutup botol setiap hari selama 1 minggu pertama. Dalam 1 bulan pertama, gas akan dihasilkan dari proses fermentasi.
- Simpan wadah di tempat dingin, kering, dan memiliki ventilasi yang baik. Hindari sinar matahari langsung.
- Setelah 3 bulan, ekoenzim akan selesai dan dapat digunakan.
Setalah 3 bulan yakni bulan Januari saya mencoba membuka ekoenzim tersebut dan baunya lumayan agak wangi. Bila ekoenzim baunya seperti sampah berarti itu gagal atau ekoenzim tidak layak pakai.
Ekoenzim dapat digunakan sebagai pupuk cair organik tanaman, campuran deterjen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, dan sebagai bahan spa untuk membantu melancarkan peredaran darah.
Jadi di era ini alam memerlukan waktunya untuk istirahat dari manusia yang selalu merusak alam, kita sebagai manusia yang sadar akan lingkungan dan alam harus sering memanfaatkan sampah agar lingkungan bersih dan tidak terlalu banyak sampah yang nanti ditampung di pembuagan sampah. Dan di era pandemi ini pasti manusia sangat banyak menghasilkan sampah organik karena mereka membutuhkan buah dan sayuran untuk menjaga kesehatan tubuh.
Daripada membuangnya ayo kita memanfaatkannya agar lebih berguna dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Dengan membuat ekoenzim kita berpartisipasi dalam menjaga dan melestarikan lingkungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H