Hal tersebut merupakan isu yang paling kerap di angkat menjelang pemilihan umum namun perlahan dirinya mulai menempatkan posisi sebagai seorang negarawan yang nasionalis yang mendapatkan atensi publik yang cukup tinggi ketika dirinya bergabung di dalam kabinet pemerintahan Jokowi yang menjadi rivalnya dalam dua kali kontestasi politik memperebutkan jabatan sebagai presiden.
Dengan kehadirannya di dalam internal pemerintahan membuat dirinya lebih leluasa untuk melakuk kerja-kerja politiknya dan membuat sorotan media tidak akan berpaling darinya.Â
Dirinya kerap menampilkan personal branding yang menjadi trending topic seperti saat pembahasan anggaran pembelian alutista bersama DPR RI hingga kerap terlihat mendampingi Jokowi di sejumlah tugas kenegaraan yang menjadi tanggungjawab dirinya sebagai menteri.Â
Eksistensi Prabowo semakin stabil ketika Jokowi kerap melakukan endors terhadap Prabowo di sejumlah kesempatan, sehingga beredar tanggapan bahwa pendukung Jokowi akan ada yang berpihak kepada Prabowo di pemilihan umum mendatang.
Anies Baswedan
Seorang cendikiawan dan merupakan menteri di era Jokowi namun saat ini menjadi berlawan dengan Jokowi membuat ruang gerak dirinya semakin sempit karena melawan kekuasaan.
Semasa dirinya menjabat sebagai gubernur DKI membuat dirinya kerap menjadi sorotan media dan pembicaraan publik mulai dari program OKOC, DP 0 % atau 0 Rupiah, hingga upayanya mengatasi banjir. Sederet fakta tersebut membuat dirinya kerap menjadi korban bully netizen.Â
Di lain sisi dirinya kerap dianggap sebagai wadah perlawanan terhadap berbagai pihak yang tidak sependapat di rezim Jokowi saat ini.
Namun pasca habisnya masa jabatan sebagai Gubernur DKI membuat dirinya berpikir keras untuk tetap mempertahankan eksistensi dirinya di kancah perpolitikan Indonesia, terlebih dirinya beberapa kali menempati posisi calon presiden dengan elektabilitas tinggi di sejumlah lembaga survei yang digadang-gadang dapat menjadi calon presiden potensial di pemilu mendatang.
Pasca dideklarasikannya Anies sebagai calon presiden dari Partai Nasdem membuat posisi tawar dan elektabilitasnya menguat, namun pasca deklarasi tersebut nampaknya manuver politik Anies cenderung stagnan.Â
Banyak spekulasi beranggapan bahwa hal tersebut diakibatkan karena dirinya diusung oleh salah satu partai pendukung pemerintahan yang menempatkan dirinya di dalam keterbatasan dan ruang yang sangat sempit karena tidak memungkinkan bagi dirinya untuk mengkritik pemerintah, sedangkan partai pendukungnya bukan oposisi pemerintah.