[caption caption="Sumber gambar: Veherba.com"][/caption]Salam sejahtera para pembaca kompasiana. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan istilah darah tinggi, merupakan suatu penyakit yang sangat banyak diderita oleh masyarakat. Di Amerika Serikat, sebanyak 75 juta orang dewasa mengidap penyakit ini, dan berisiko untuk terjadi stroke, penyakit jantung coroner dan gagal ginjal kronik.
Hipertensi adalah keadaan dimana Tekanan darah sistolik >140 mmHg, dan atau tekanan darah diastolic >90 mmHg. Pada kesempatan ini, saya akan membahas secara singkat dan jelas tentang hipertensi.
Hipertensi berdasarkan penyebab dapat dikategorikan sebagai hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Pada hipertensi primer, penyebabnya masih tidak diketahui, diperkirakan bahwa factor kekakuan pembuluh darah menjadi pencetus terjadinya hipertensi ini. Biasanya hipertensi primer ini diderita pada pasien usia lanjut.Â
Sedangkan pada hipertensi sekunder, biasanya ada penyakit lain yang mencetuskan, seperti penyakit pada ginjal, hyperaldosteronism, hipertiroid, dll. Biasanya hipertensi sekunder ini timbul pada usia yang relative muda, namun pada usia lanjut, dapat pula ditemukan.
Menurut JNC 7, hipertensi ini diklasifikasikan sebagai berikut:
Normal : sistolik < 120 mmHg dan diastolic < 80 mmHg.
Prehipertensi : sistolik 120 – 139 mmHg, diastolic 80 – 89 mmHg
Hipertensi grade I : sistolik 140 – 159 mmHg, diastolic 90 – 99 mmHg
Hipertensi grade II : sistolik > 160 mmHg, diastolic > 100 mmHg
Jika kita artikan, Hipertensi berarti tekanan dalam pembuluh darah tinggi. Kita bayangkan pembuluh darah kita seperti selang, jika dalam selang tersebut, terdapat volume air yang meningkat, tentu tekanannya akan meningkat, begitu pula apabila volume air tetap, namun, selangnya menjadi kaku, tentu saja tekanan di dalamnya akan meningkat. Kurang lebih seperti itu lah keadaan hipertensi, walaupun, masih banyak penjelasan-penjelasan ilmiah dari hipertensi ini.
Di atas kita sudah membayangkan bagaimana kira-kira hipertensi. Sekarang akan dibahas keadaan apa saja yang menyebabkan penambahan volume dan kekakuan pada pembuluh darah. Penambahan volume cairan dalam pembuluh darah, dapat diakibatkan oleh banyak penyebab, tapi salah satu yang paling sering terjadi di masyarakat adalah karena tingginya konsumsi garam.Â
Garam bersifat menarik air, sehingga, konsumsi garam berlebihan akan berpotensi menimbulkan hipertensi. Kelebihan garam ini dapat terjadi juga karena adanya penyakit pada ginjal, yang membuat aktivasi system RAAS (renin angiotensin aldosterone system) meningkat.
Kekakuan pembuluh darah, hal ini biasa terjadi pada pasien yang berusia lanjut. Pada pasien usia lanjut, biasanya remodeling dari endotel pembuluh darah terjadi gangguan dan kelenturannya sudah berkurang. Kekakuan juga dapat diakibatkan oleh kelainan bawaan, yang mengakibatkan struktur dari pembuluh darah tidak normal.
Nah, di atas kita sudah sedikit mengerti tentang Hipertensi, selanjutnya bagaimana pengobatannya?
Jika dilihat dari penyebabnya, maka kedua jenis hipertensi ini akan diobati dengan obat anti-hipertensi, walaupun pada hipertensi sekunder dapat kita atasi organ/kelainannya selain daripada pemberian obat anti hipertensi ini. Banyak sekali jenis obat antihipertensi, dokter akan memilih obat berdasarkan kondisi pasien masing-masing. Pada JNC-8, terapi awal untuk hipertensi ini adalah obat golongan ACE-inhibitor, ARB, dan diuretic. Selain itu adapula obat hipertensi seperti golongan CCB, Beta-blocker.
Kira-kira penjelasan diatas adalah sedikit gambaran pada penyakit hipertensi. Pola hidup sehat dengan mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin, serta mengurangi makanan-makanan berlemak, dan diimbangi dengan olahraga rutin, dapat mengurangi resiko terjadinya hipertensi ini.
Â
Semoga artikel ini bermanfaat
Â
 Dr. Nicholas Wijayanto, Sked
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H