Mohon tunggu...
Nicola Cornelius A Simarmata
Nicola Cornelius A Simarmata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Mencoba menuangkan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dekonstruksi Stereotip: Menyingkap Peran Literasi Media Digital Pada Optimalisasi Pemberdayaan Perempuan dalam Politik

12 Agustus 2024   21:53 Diperbarui: 13 Agustus 2024   11:23 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang Dimaksud Pada Literasi Media Digital Dan Pengoptimalan Pada Gerakan Politik

Menurut hasil riset Google, perempuan masih mengalami kesenjangan akses digital. Literasi digital menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan teknologi digital bagi perempuan. 

Menurut riset yang dilakukan Google pada tahun 2019 pada beberapa negara termasuk Indonesia, dengan tajuk Toward Gender Equity Online, menunjukan akses internet sudah makin terjangkau tetapi kesenjangan akses digital antara laki-laki dan perempuan cukup timpang. Untuk mengurangi kesenjangan tersebut dibutuhkan literasi digital

Penelitian yang ada menyoroti rendahnya minat perempuan terhadap pendidikan formal politik dibandingkan dengan laki-laki. Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa isu politik perempuan kepentingannya secara kualitatif berbeda dengan kepentingan laki-laki. Ada beberapa hambatan terhadap keterlibatan dan kemajuan perempuan di bidang formal politik yang 'representatif'.  

Menurut UN Women (2023) pula, partisipasi perempuan dalam kepemimpinan, politik dan ranah publik penting untuk mencapai Sustainable Development Goals pada tahun 2030. Namun, data global menunjukkan perempuan tidak terepresentasi di semua lini dan pencapaian paritas gender masih sangat jauh.

Media baru dapat digunakan dengan berbagai cara baik, Alat-alat media baru memberikan kesegeraan dalam mengambil tindakan yang seringkali berguna bagi perempuan memungkinkan perempuan untuk bertindak ketika marah atau tertarik pada suatu masalah. Alat media baru sangat penting dalam membantu organisasi membangun jaringan dukungan mereka dan basis kekuatan

Contohnya ada pada penelitian di Selandia Baru, penggunaan media untuk aktivisme online pada Wanita. Pada Jurnal Gender Representations and Digital Media yang dipublikasikan pada The 6th International Conference Edu World 2014 "Education Facing Contemporary WorldIssues", 7th - 9th November 2014, berdasarkan 40 wawancara dengan perempuan segala usia yang peduli dengan isu-isu politik perempuan di Negara Selandia Baru, saya mengidentifikasi kesenjangan generasi dalam cara perempuan-perempuan ini berpartisipasi dalam kegiatan feminis dan saya berpendapat bahwa aktivisme online adalah bentuk partisipasi utama bagi banyak perempuan muda. 

Dari konklusi tersebut aktivisme online hanya dapat dilihat oleh mereka yang menggunakannya, bentuk partisipasi ini menyembunyikan banyak aktivitas perempuan muda dari masyarakat luas dan dari perempuan generasi tua yang aktif secara politik. Hal ini menyimpulkan bahwa kerja politik online menawarkan banyak peluang bagi partisipasi feminis secara tidak langsung.

Literasi Media Digital Memungkinkan Perempuan untuk Membawa Perspektif yang Beragam dan Inklusif dalam Politik

Penelitian yang telah dilakukan pada Jurnal "Invisible feminists? Social media and young women's political participation" menunjukkan bahwa literasi media digital memiliki dampak positif pada pengetahuan perempuan tentang isu-isu politik. 

Sebuah studi yang dilakukan oleh Julia Schuster  di Universitas Vienna tahun 2013 menemukan bahwa perempuan yang memiliki tingkat literasi media digital yang lebih tinggi cenderung lebih terinformasi tentang isu-isu politik kunci. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun