Mohon tunggu...
Nico Erdi Purwanto
Nico Erdi Purwanto Mohon Tunggu... Penjelajah -

Ecclesia et Patria - Ora et Labora ||| Ikuti saya di Instagram melalui akun @nicopurwanto

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Pet Sematary", Kadang Kematian Memang Lebih Baik

10 April 2019   16:58 Diperbarui: 10 April 2019   17:27 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film tersebut juga adalah sebuah film yang kembali ditayangkan, setelah pernah difilmkan pada tahun 1989. Hanya, ada beberapa perbedaan, namun tidak terlalu mencolok dan dengan jalan cerita yang sama.

Dalam film tahun 1989, yang tewas kemudian dibangkitkan lagi adalah anak laki-lakinya, yaitu Gage, yang kemudian menjadi sosok haus darah. Tapi, di film versi remake, yang meninggal kemudian dibangkitkan adalah kakaknya, Ellie. Namun, jalan cerita tetap sama dan tidak mengurangi keseramannya. Bahkan, mungkin yang sekarang akan jadi lebih menakutkan.

Memang, menurut si penulis novelnya, Stephen King, cerita ini adalah cerita karangannya yang paling menakutkan. Bahkan, sampai-sampai ia awalnya tidak mau menerbitkannya karena unsur kesedihan dan ketakutannya. Namun, pada akhirnya --karena alasan bisnis-- novel ini jadi terbit di tahun 1983, yang kemudian seperti kita ketahui: difilmkan pada tahun 1989 dan kini dibuat film kembali di tahun 2019.

Anda masih ingat paragraf pertama tulisan ini? Kalau tidak ingat, mari dilihat dan dibaca lagi.... Ya, 'Sometimes, dead is better. Kadang-kadang, kematian itu lebih baik.'

Saya menebak, Anda akan jadi setuju dengan ungkapan ini setelah menonton film Pet Sematary, atau membaca novelnya. Saya kira Anda akan memilih opsi pertama. Menonton film, lebih menarik dan menyenangkan, kadang dianggap juga lebih murah, daripada opsi yang kedua. Benar? Jika jawabnya "ya", berarti benar survei yang menyatakan bahwa Indonesia peringkat 2 terendah dari 61 negara dalam hal literasi.

_____________________________

Instagram: @nicopurwanto

Twitter: @nicoerdi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun