Mohon tunggu...
Nico Erdi Purwanto
Nico Erdi Purwanto Mohon Tunggu... Penjelajah -

Ecclesia et Patria - Ora et Labora ||| Ikuti saya di Instagram melalui akun @nicopurwanto

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Swedia Siap Mengheningkan Lagu "Football is Coming Home"

6 Juli 2018   14:02 Diperbarui: 6 Juli 2018   14:05 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Swedia adalah negara yang disalahkan begitu fase grup Piala Dunia 2018 telah selesai. Mengapa? Penyebabnya adalah karena Swedia justru menjadi pemuncak klasemen grup F, yang tentu saja membuatnya lolos ke 16 besar, bersama Meksiko yang menduduki peringkat 2.

Tidak ada yang salah, kan? Memang, tetapi bila kalimat itu dilanjutkan dengan menuliskan fakta bahwa dalam grup tersebut terdapat sang juara bertahan Jerman, Blagult --julukan Swedia--- memang pantas disalahkan, oleh orang Jerman, fans Jerman, atau yang memasang taruhan untuk Jerman. Karena Swedia, sang juara bertahan harus merelakan harga dirinya diinjak-injak oleh tim negara Skandinavia tersebut.

Pada awalnya, di grup F tersebut, Jerman lebih diunggulkan, dan memang sangat diunggulkan, untuk lolos ke babak berikutnya, dengan Meksiko sebagai pendampingnya untuk lolos ke babak perdelapan final. Sedangkan satu tim lain, Korea Selatan, juga tidak diunggulkan untuk lolos dari grup.

Namun, Swedia mementahkan semua prediksi itu. Tim asuhan Janne Andersson itu secara mengejutkan mampu berbuat banyak di Piala Dunia 2018. Bahkan, yang terbaru Swedia mampu lolos ke babak 8 besar, setelah sebelumnya mengalahkan Swiss di babak 16 besar. Emil Forsberg menjadi pahlawan dengan torehan satu golnya.

Padahal, sekali lagi, Swedia tidak lebih diunggulkan dari Swiss. Jika melihat isi skuat Swedia, jika dibandingkan dengan Swiss pun akan terlihat begitu berbeda kualitas. Skuat Swiss mayoritas bermain di luar negaranya sendiri, kebanyakan di Bundesliga Jerman. Plus pemain bintang Swiss yang tidak hanya satu-dua orang saja. Dalam skuat Swiss pasti Anda sudah tahu di dalamnya terdapat Granit Xhaka (Arsenal), Xherdan Shaqiri (Stoke City, sebelumnya sempat bersama raksasa Jerman Bayern Muenchen, juga pernah bersama Inter Milan), dan pemain-pemain top lain.

Swedia? Mungkin saya akan menjawab Zlatan Ibrahimovic, atau Fredrik Ljungberg. Tapi, itu kalau dulu. Jika lebih kekinian, pemain Swedia di Piala Dunia 2018? Saya rasa mungkin Anda juga kesulitan menyebutkannya, apalagi sampai menyebutkan detail seperti bermain di klub mana atau umurnya berapa.

Jika mau menyebutkannya, mungkin yang pantas disebut adalah Emil Forsberg dan Victor Lindelof. Mungkin masih kurang familiar bagi yang tidak rutin mengikuti perkembangan sepak bola. Emil Forsberg bermain untuk RB Leipzig dan Victor Lindelof bermain untuk Manchester United.

Sebenarnya masih bisa menyebutkan John Guidetti. Pemain ini kini bermain di klub La Liga Spanyol, Celta Vigo. Guidetti sebelumnya pernah di Manchester City, hanya saja tidak pernah bisa menembus skuat utama The Citizen, karena saking banyaknya pemain bintang di City dan gagal bersaing.

Kembali ke Forsberg dan Lindelof. Forsberg kini bermain di Bundesliga Jerman bersama klub RB Leipzig. Klub ini terbilang klub 'ingusan' karena baru berdiri pada tahun 2009 lalu. Bahkan eksistensinya di kasta tertinggi Liga Jerman pun baru dua musim, atau tiga musim jika menghitung dengan musim depan, terhitung sejak promosi pada musim 2016/2017. Namun, tim ini sangat mengejutkan karena bisa menjadi runner-up Bundesliga dan tentu saja masuk ke Liga Champions musim 2017/2018.

Beralih ke kompatriotnya, Victor Lindelof berkarier di Premier League bersama Manchester United. Ia baru menjadi bagian The Red Devils mulai musim lalu. Dan sebagai orang baru, namanya masih tertutup pemain lain semacam Phil Jones, Marcos Rojo, Daley Blind, Chris Smalling, hingga Matteo Darmian. Dan posisinya adalah bek, posisi yang 'kalah' terkenal dengan striker atau gelandang.

Selebihnya mungkin pemain-pemain Swedia tidak banyak dikenal. Bahkan, mungkin kedua pemain tadi pun juga kurang begitu dikenal publik, karena media lebih banyak menyorot Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Neymar, serta belakangan Mohamed Salah.

 Nilai pasar skuat Blagult pun terbilang murah, hanya bernilai 2 triliun rupiah menurut info. Dan itu masih kalah dari tim yang tidak lolos ke perempat final lain seperti Meksiko, Nigeria, Mesir, Denmark, hingga skuat tim nasional Jerman.

Namun, Swedia bukan tim yang mengagungkan individu tertentu, seperti ketergantungan Portugal terhadap Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi yang diberi beban dan harapan tinggi oleh seluruh rakyat Argentina.

Jika masih ada Zlatan Ibrahimovic, pelatih Janne Anderson mungkin akan bergantung pada pemain dengan sapaan akrab Ibra tersebut. Ibra memang megabintang, meski tak sementereng Messi atau Cristiano Ronaldo. Hanya, ego dan kesombongannya bisa mengalahkan rasa nasionalismenya. Sebelum Piala Dunia dimulai, pemain yang kini berkarier di LA Galaxy itu sempat berujar bahwa Piala Dunia tanpa dirinya tidak pantas disebut sebagai Piala Dunia. Ibrahimovic memang dikenal sebagai sosok yang menganggap dirinya adalah dewa, bukan hanya sekadar raja.

Namun, di sisi lain, banyak orang juga merindukan sosok Zlatan Ibrahimovic. Saya pun awalnya beranggapan Swedia tidak akan berbuat banyak jika ada Ibra, apalagi saat ini tidak ada pemain jangkung tersebut. Banyak juga yang pasti menginginkan Andersson memanggil Ibra di Piala Dunia kali ini, dan mungkin terakhir baginya, karena usianya sudah 36 tahun. Tapi, Ibra dikesampingkan, padahal ia optimistis bisa berlaga di Rusia.

Swedia kini tanpa Ibrahimovic. Dan hebatnya, mereka mampu ke perempat final dan menantang Inggris. Swedia lebih mementingkan taktik dan kerjasama kolektif daripada mengandalkan satu pemain bintang saja.

Soal taktik, Swedia sempat dikritik oleh pelatih tim lawan seusai laga melawan Meksiko. Juan Carlos Osorio mengritik karena Blagult bermain hanya menggunakan fisik mereka yang sebagian besar bertubuh tinggi. Pemain Swedia sering memberikan umpan melambung dari belakang ke depan langsung. Dalam hal ini, pemain Meksiko tentu kalah karena postur pemain El Tri lebih pendek dan kecil dibandingkan pemain Swedia.

Namun, karena strategi pelatih dan kerjasama tim yang baik serta sudah move on dari ketergantungan Zlatan Ibrahimovic itulah yang mampu membuat Swedia menjadi kejutan dan mencapai babak delapan besar Piala Dunia 2018.

Kini, Swedia bersiap menatap perempat final, menghadapi Inggris. Sang lawan sudah dalam euforia tinggi usai menapak perempat final, dan euforia seluruh suporter Inggris yang tak henti-hentinya menyanyikan "Football is Coming Home". Lagi-lagi, Swedia bukan unggulan.

Inggris bukan Meksiko, Korea Selatan, atau Swiss. The Three Lions lebih kuat daripada ketiga tim itu. Inggris akan menunjukkan pada Swedia bahwa merekalah penemu sepak bola, dan akan membawa (trofi Piala Dunia) pulang ke rumahnya.

Dan sekarang, dengan permainan kolektifnya, Emil Forsberg dkk. harus menunjukkan pada Harry Kane cs. bahwa sepak bola adalah milik bersama, milik dunia, bukan hanya milik Inggris saja. Cukup pemain dan staf kepelatihan serta suporter Inggris yang pulang, tidak dengan trofinya. Mungkin begitu pikiran Janne Anderson saat ini.

Suporter Swedia harus lebih kencang bernyanyi dan mendukung, sehingga lagu "Football is Coming Home" terdengar lebih lemah atau justru sama sekali tak terdengar, bungkam! Caranya? Kalahkan Inggris, Swedia! Kejutkan Ibrahimovic dan dunia, masuk final seperti 1958, atau juara!

Dan selamat menyaksikan perempat final Piala Dunia 2018 Swedia melawan Inggris pada Sabtu, 7 Juli 2018, pukul 21.00 WIB yang dilangsungkan di Samara Arena. Tidak nonton langsung? Tidak masalah. Nonton di televisi atau nonton bareng, boleh saja kok, asal jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda, ya!

@nicopurwanto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun