Mohon tunggu...
Nico Erdi Purwanto
Nico Erdi Purwanto Mohon Tunggu... Penjelajah -

Ecclesia et Patria - Ora et Labora ||| Ikuti saya di Instagram melalui akun @nicopurwanto

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Swedia Siap Mengheningkan Lagu "Football is Coming Home"

6 Juli 2018   14:02 Diperbarui: 6 Juli 2018   14:05 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Nilai pasar skuat Blagult pun terbilang murah, hanya bernilai 2 triliun rupiah menurut info. Dan itu masih kalah dari tim yang tidak lolos ke perempat final lain seperti Meksiko, Nigeria, Mesir, Denmark, hingga skuat tim nasional Jerman.

Namun, Swedia bukan tim yang mengagungkan individu tertentu, seperti ketergantungan Portugal terhadap Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi yang diberi beban dan harapan tinggi oleh seluruh rakyat Argentina.

Jika masih ada Zlatan Ibrahimovic, pelatih Janne Anderson mungkin akan bergantung pada pemain dengan sapaan akrab Ibra tersebut. Ibra memang megabintang, meski tak sementereng Messi atau Cristiano Ronaldo. Hanya, ego dan kesombongannya bisa mengalahkan rasa nasionalismenya. Sebelum Piala Dunia dimulai, pemain yang kini berkarier di LA Galaxy itu sempat berujar bahwa Piala Dunia tanpa dirinya tidak pantas disebut sebagai Piala Dunia. Ibrahimovic memang dikenal sebagai sosok yang menganggap dirinya adalah dewa, bukan hanya sekadar raja.

Namun, di sisi lain, banyak orang juga merindukan sosok Zlatan Ibrahimovic. Saya pun awalnya beranggapan Swedia tidak akan berbuat banyak jika ada Ibra, apalagi saat ini tidak ada pemain jangkung tersebut. Banyak juga yang pasti menginginkan Andersson memanggil Ibra di Piala Dunia kali ini, dan mungkin terakhir baginya, karena usianya sudah 36 tahun. Tapi, Ibra dikesampingkan, padahal ia optimistis bisa berlaga di Rusia.

Swedia kini tanpa Ibrahimovic. Dan hebatnya, mereka mampu ke perempat final dan menantang Inggris. Swedia lebih mementingkan taktik dan kerjasama kolektif daripada mengandalkan satu pemain bintang saja.

Soal taktik, Swedia sempat dikritik oleh pelatih tim lawan seusai laga melawan Meksiko. Juan Carlos Osorio mengritik karena Blagult bermain hanya menggunakan fisik mereka yang sebagian besar bertubuh tinggi. Pemain Swedia sering memberikan umpan melambung dari belakang ke depan langsung. Dalam hal ini, pemain Meksiko tentu kalah karena postur pemain El Tri lebih pendek dan kecil dibandingkan pemain Swedia.

Namun, karena strategi pelatih dan kerjasama tim yang baik serta sudah move on dari ketergantungan Zlatan Ibrahimovic itulah yang mampu membuat Swedia menjadi kejutan dan mencapai babak delapan besar Piala Dunia 2018.

Kini, Swedia bersiap menatap perempat final, menghadapi Inggris. Sang lawan sudah dalam euforia tinggi usai menapak perempat final, dan euforia seluruh suporter Inggris yang tak henti-hentinya menyanyikan "Football is Coming Home". Lagi-lagi, Swedia bukan unggulan.

Inggris bukan Meksiko, Korea Selatan, atau Swiss. The Three Lions lebih kuat daripada ketiga tim itu. Inggris akan menunjukkan pada Swedia bahwa merekalah penemu sepak bola, dan akan membawa (trofi Piala Dunia) pulang ke rumahnya.

Dan sekarang, dengan permainan kolektifnya, Emil Forsberg dkk. harus menunjukkan pada Harry Kane cs. bahwa sepak bola adalah milik bersama, milik dunia, bukan hanya milik Inggris saja. Cukup pemain dan staf kepelatihan serta suporter Inggris yang pulang, tidak dengan trofinya. Mungkin begitu pikiran Janne Anderson saat ini.

Suporter Swedia harus lebih kencang bernyanyi dan mendukung, sehingga lagu "Football is Coming Home" terdengar lebih lemah atau justru sama sekali tak terdengar, bungkam! Caranya? Kalahkan Inggris, Swedia! Kejutkan Ibrahimovic dan dunia, masuk final seperti 1958, atau juara!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun