Mohon tunggu...
Nico Andrianto
Nico Andrianto Mohon Tunggu... -

Bersyukur dalam kejayaan, bersabar dalam cobaan......

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Deja Vu Nusantara

17 Desember 2015   12:42 Diperbarui: 21 Desember 2015   10:00 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Novel karya Nico Andrianto ini membawa saya untuk mengembara ke sebuah seberang laut. Dengan gambaran yang begitu detail, penulis seolah-olah menjadikan kaki dan mata kita menelusuri sudut-sudut kota Canberra. Deja Vu! Novel ini juga mengajak kita berpetualang dalam sejarah, peperangan intelektual dan isu-isu kontemporer. Saya terdorong untuk terus membaca novel ini karena enriching dan entertaining, dan tentu saja rasa penasaran mencari ujung kisah cinta Alfatih Ronggolawe dan Cankaya Hayrunnisa”
—Pungkas Bahjuri Ali
(Peneliti Bappenas)

“Seperti halnya barang, manusia zaman sekarang sulit dikenali “merk” warga negaranya. Bisa jadi, seseorang adalah warga negara A, tapi sebagian besar waktu hidupnya justru tinggal di negara B, C, D, dan seterusnya. Pada awal abad 20, sebagian besar orang mendiami tempat lahir sampai ajal menjemput. Hari ini, banyak orang yang berdiam di tempat kelahiran hanya beberapa saat saja, bahkan tak sampai ulang tahun pertama dirayakan. Mobilitas warga sedemikian masifnya, bukan cuma antardaerah, tapi antarnegara, melintasi benua. Akibatnya, persilangan peradaban makin intensif, demikian pula dengan gesekan gagasan. Pengetahuan tercampur dengan nilai-nilai lokal, budaya “asli”, dan seabrek aspek kehidupan lainnya. Novel ini dalam banyak segi mampu merekam perubahan-perubahan “transnasional” tersebut dengan latar belakang cerita yang memikat.”
—Ahmad Erani Yustika
(Akademisi Universitas Brawijaya, Direktur Eksekutif Indef)

“Novel Déjà vu Nusantara adalah oleh-oleh untuk bangsa Indonesia dari penulis setelah menyelesaikan studinya di Australia. Hadirnya menjadi penyemangat ditengah proses penulisan disertasi saya. Tom Clancy mengatakan "Perbedaan antara fiksi dan realitas adalah bahwa fiksi harus masuk akal," Novel ini sangat masuk akal dari sisi fakta sejarah dan segala potensi yang dimiliki bangsa ini. Penulis berhasil memodulasi idealismenya dalam alur cerita fiksi. Saya yakin Indonesia pada saatnya nanti akan menjadi bangsa yang besar dan maju, seperti cita-cita penulis dan kita semua rakyat Indonesia. Kita percaya maka kita bisa.”
—Letkol Laut (E) Lukman Yudho Prakoso., S.IP., M.A.P
(Perwira TNI AL, Surabaya)

“Alhamdulillah. Akhirnya ada anak muda muncul lagi dengan semua gagasannya yang menjulang-julang berani keluar batas normalitas keadaan, berhasil membebaskan diri dari pakem. Nico seolah sedang mimpi liar dan indah, seindah perjalanan Lawe memburu edelwisz-nya, Cankaya.
Nico memprovokasi pembaca seolah dia adalah dalang semua peristiwa lintas waktu dan tempat itu. Dan itu hampir masuk akal karena pengelanaan intelektualnya yang meluap ruah. Strategi propagandanya berhasil memberitahu betapa besarnya kita dan memperingatkan betapa ringkihnya saat bersamaan. Itulah perlunya sebuah buku, sebagai pemberitahu dan pemberi sinyal.
Kitab ini penting bagi semua kalangan dan generasi untuk menyegarkan kembali semangat kejuangan kebangsaan, menyadarkan kita bahwa 'misi belum selesai'. Selamat untuk karya yang mencerahkan, Provokator Nico.”
—Andy Soebjakto
(Hamba Allah, Umat Muhammad, Nawak Nico)

Testimoni —V
Pengantar —IX
Daftar Isi —ix
1. Perjalanan ke Negeri Selatan —1
2. Global Citizenship —13
3. Turbulensi Pemikiran —27
4. Blitzkrieck yang Gagal —39
5. Mimpi-mimpi (deja vu) itu —49
6. The Richest Archipelago on Earth —62
7. Akuntansi Nusantara —73
8. Dust Buster Story —83
9. Homo Politicus —98
10. Matematika Mega Korupsi —109
11. Kuliah Tentang Negeri Naga —120
12. Cinta Bertepuk Sebelah Tangan —131
13. Short Jurney Conversations —143
14. Tahafuthul Falsafah al Libraliyah —157
15. I Have a Dream —171
16. Srikandi-Srikandi Cyber —185
17. Pusat Kendali Peperangan —196
18. Insurgency Begins —206
19. Para Laskar Ekonomi —220
20. To Be or Not To Be —232
21. The Snowy Mountain Experience —245
22. Pergeseran Pusat Imperium —253
23. The Melbourne Cup Winner —266
24. Mendongak ke Langit Maha Luas —278
25. Man on two Missions —291
Tentang Penulis —303

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun