Pernahkah kalian merasakan kecanduan terhadap suatu hal? Seperti kecanduan gadget, ngegame, nonton anime, atau ngefans banget sama oppa-oppa Korea hingga ngga bisa untuk berhenti kepoin biasmu tiap waktu? waduh bisa bahaya ga sih untuk kondisi psikologis kita? Ayo kita kupas tuntas disini. Apa sih penyebabnya, dan gimana sih cara mengatasinya? Bonus: prosedur mengatasi kecanduan dalam kacamata BK.
Apa itu kecanduan? Kecanduan dalam KBBI bermakna sangat menyukai (mennggemari) sesuatu (hingga lupa hal-hal yang lain). Artinya ialah disebut kecanduan jika seseorang sangat menyukai atau sangat menggemari sesuatu, yang mana tingkat kesukaanya itu sudah melampaui batas kewajaran hingga dirinya mengesampingkan hal-hal lain dalam hidupnya.
Alat pendeteksi kecanduan. Cara sederhana untuk mendeteksi seseorang kecanduan atau tidak terhadap suatu hal mudah sekali, yaitu apabila ia melalaikan kewajiban dan tugasnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, seorang siswa lupa untuk belajar.Â
Alih-alih belajar, malah ditinggal ngegame sepanjang hari. Â padahal belajar adalah suatu kewajiban bagi setiap siswa. Maka, dapat dikatakan siswa tsb sudah kecanduan ngegame. Bahasa mudahnya, apabila ia sangat menomorsatukan sesuatu yang dia sukai maka disebut kecanduan. Kecanduan yang berlebihan akan naik tingkat menjadi sebuah kefanatikan, yang mana akan berbahaya bagi kondisi psikologi seseorang.
Bagaimana mengatasinya? Mengatasi kecanduan memang tidak mudah. Perlu usaha ekstra dan tekad yang kuat untuk keluar dari sebuah candu. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk dapat sembuh dari kecanduan tsb. Berikut adalah tips buat kalian yang sedang mengalami kecanduan :
1. Ketahui faktor pemicu kecanduan.Â
Caranya, tanya pada dirimu sendiri, mengapa saya sangat menyukai ngegame, misalnya. Akhirnya usut punya usut ternyata karena dengan bermain game saya lebih percaya diri. Membuat saya lebih bersemangat.Â
Di dunia game, saya dapat menjadi tokoh yang dapat menyelamatkan orang lain, dan saya dapat membanggakan diri saya sebagai pahlawan. Dibandingkan dengan di dunia nyata, yang mana saya takut untuk menghadapi masalah di kehidupan nyata. Maka dari itu, saya lebih memilih untuk bermain game saja.
2. Mengurangi intensitas kegiatan yang dicandui.Â
Kurangi aktivitas yang bikin candu tsb ya, gais. Secara perlahan tidak apa-apa, karena semuanya memang membutuhkan yang namanya proses. Tidak bisa langsung instan berubah dan sembuh. Nikmati prosesnya! Yang awalnya betah ngegame 12 jam dalam sehari, untuk hari kedua harus dikurangi menjadi 10 jam per hari, dan harus terus berkurang seiring bertambahnya hari.Â
Kalian bisa menyibukkan diri dengan mengikuti kegiatan lain yang positif dan memiliki alasan yang sama. Misalnya, jika alasan suka game karena bangga bisa menjadi pahlawan, maka kalian bisa mendaftar sebagai relawan bencana alam, kegiatan baksos, atau yang lainnya
3. Memberikan reward dan punishment untuk diri sendiri.Â
Reward ini sifatnya dapat sebagai penyemangat untuk melakukan progress yang harus dicapai. Sedangkan punishment diberikan agar kita takut untuk melanggar konsekuensi yang telah ditetapkan. Misalnya, jika sudah berhasil meraih target hari ini, belikan dirimu seporsi makanan yang kamu sukai, dan jika melanggar pantangan, maka akan dihukum. Hal terpenting ialah, memiliki kesadaran bahwa ia harus sembuh dari kecanduan tsb. Dan bertanggungjawab atas apa yang telah ditetapkannya.
Prosedur mengatasi kecanduan dalam kacamata ilmu BK. Dalam Ilmu BK (Bimbingan dan Konseling), masalah kecanduan termasuk dalam jenis pelayanan responsif, dimana kasus harus segera diatasi, karena apabila tidak segera diselesaikan akan menghambat perkembangan seseorang baik perkembangan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.Â
Jika rasa kecanduan itu masuk kategori serius, maka disarankan untuk mendatangi konselor (Guru BK) untuk mendapatkan layanan individual, yaitu layanan yang sifatnya khusus untuk perorangan secara personal saja, karena permasalahan tsb sudah tidak bisa ditangani oleh dirinya sendiri.Â
Dengan dibimbing oleh konselor seseorang tsb akan diwawancarai secara mendetail yang kemudian hasilnya akan disimpulkan oleh konselor dalam sebuah himpunan data yang sistematis. Dengan data tsb akhirnya pun dapat diketahui penyebab-penyebabnya yang kemudian konselor akan mendiagnosa, lalu diikuti dengan memberikan solusi untuk mengatasi kecanduan tsb.Â
Peran stekholder BK (elemen yang membantu tugas guru BK) juga sangat penting untuk mendapatkan informasi klien secara mendetail. Apabila setelah melakukan bimbingan dan konseling belum teratasi masalahnya, karena tingkat kecanduan yang sudah parah misalnya, maka konselor akan mengalih tangankan kasus tsb kepada psikiater yang mana akan ditangani lebih intensif lagi , karena psikiater memiliki prosedur yang lebih mendalam dalam menyelesaikan suatu masalah psikologi sesorang.
Silahkan mencoba tips yang sudah saya bagikan untuk kalian yang tengah mengalami kecanduan. Kalian boleh sharing perjuangan kalian dalam menghadap kecanduan di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H