Mohon tunggu...
Tatang Tarmedi
Tatang Tarmedi Mohon Tunggu... Jurnalis - Untuk share info mengenai politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Hidup akan jauh lebih bernilai, jika kau punya sebuah tujuan penting.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Ki Kebo Mantan Seniman Ular dari Sumedang

25 Juli 2023   21:04 Diperbarui: 25 Juli 2023   21:24 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Darsum bagi pecinta pentas seni ketangkasan di Jawa Barat, niscaya tidak bakal asing lagi. Di era zaman keemasannya, sekitar tahun 1990-an, Darsum sering kali bersensasi   lewat atraksi-atraksinya  yang bikin orang tahan napas. Kini, seorang Darsum, telah bermetamorfosa menjadi Ki Kebo, ahli spiritual yang rajin mendalami hakekat kehidupan.

Ditemui penulis baru-baru ini, sosok Darsum yang ketika jaman keemasannya bertubuh kekar dan berambut hitam gondrong. Kini, ketika menjelma seorang Ki Kebo, menjadi sesosok tua dan berpenampilan kalem. Namun, dari rambutnya yang gondrong beruban dan kulit tangannya  penuh bekas gigitan ular. Pria warga Desa Cibeureum Wetan ini layaknya seorang seniman.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dengan sorot mata tajam, Ki Demung bercerita tentang masa lalunya. Ketika orang-orang menyebutnya Pawang Ular, " Padahal, awalnya, saya bukan pawang ular. Tapi, seorang pemasok ular. " katanya. Kebun Binatang Bandung, salah satu mitranya. Ular-ular berbisa dan sanca phyton yang ada di Bunbin Bandung pada zaman itu, hasil pasokannya. Kata Darsum.

Bercerita tentang pencarian ular-ular berbisa, Darsum merasa semua itu sebuah jalan kehidupan. Tidak pernah ada rasa takut. Tidak pernah berbekal obat atau ramuan anti bisa. Bahkan, ketika pada waktu nahasnya, kena patukan ular berbisa, ia tidak pernah panik. Pulang ke rumah dan merawatnya sendiri.

" Pencarian ular raksasa phyton lebih seru lagi, " ujar Ki Kebo. Pencarian ular phyton raksasa dilakukan pada malam hari. Dengan bantuan lampu petromak, ia ranjah hutan belukar. Tubuh ular phyton raksasa akan bersinar bila terkena petromak. Ketika itu, ia bersiap untuk bertarung dengan phyton.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Dekati tubuh hewan predator itu. Dengan satu gerakan, ia himpit bagian kepala phyton. Namun, sang preedator tidak diam begitu saja. Ketika tubuhnya terancam, hewan itu lakukan serangan balik. Bagian ekor phyton melilit tubuh Darsum. Tapi, dengan segenap pengalamannya, Darsum bisa terbebas dari cengkraman phyton.

Proses penangkapan phyton tersebut, hampir mirip dengan pentas Darsum bergulat dengan ular phyton raksasa. Setidaknya, penulis pernah saksikan sendiri sekitar tahun 2002-an. Darsum vs ular phyton liar di Pasar Gedebage Bandung. Hanya, pentas Darsum waktu itu mengalami kegagalan. Hingga Darsum diboyong ke Rumah Sakit. ( Tatang Tarmedi )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun