Mohon tunggu...
Tatang Tarmedi
Tatang Tarmedi Mohon Tunggu... Jurnalis - Untuk share info mengenai politik, ekonomi, sosial dan budaya.

Hidup akan jauh lebih bernilai, jika kau punya sebuah tujuan penting.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kampung Kecil dalam Kawasan Hutan Buru

23 Januari 2021   05:59 Diperbarui: 23 Januari 2021   06:57 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Berdasarkan pengamatan Engkos Perdana, betkaitan dengan tulisan Imanudin, tidak semua rumah di Cigumentong pakai rumah panggung kabuhunan. Mereka sebagian berkebun. Tentang kemanutan gunakan pupuk organik. Karena keterpaksaan lokasi yang jauh dari tempat jual beli pupuk. Sehingga, mereka terpaksa gunakan pupuk organik yang berasal dari serasah tumbuhan dan kotoran hewan," Tapi, itu bisa jadi modal untuk terbentuknya satu kampung adat." kata Engkos

Penetapan Cigumentong sebagai kampung adat, lanjut Engkos, perlu adanya pendalaman karakter kampung adat, "Sejarah, sebenarnya, tak terlalu penting. Sebab, Kampung Naga pun belum memiliki sejarah yang utuh. Perlu dibutuhkan pondasi mental warga Cigumentong itu sendiri. Telah siap belum untuk dijadikan warga adat. Dalam arti, sanggup bertahan jalankan kearifan lokal yang selama ini berlaku. Bila komponen-komponennya belum mendukung, jangan paksakan untuk jadi kampung adat," tutur Engkos.

Tak terasa waktu pun telah beranjak sore. Bertudung mega mendung, kami tinggalkan kampung Cigumentong.  Namun, belum sampai di pertengahan jalan, taburan butiran air deras menahan kami untuk berteduh di bawah rindangan pohon besar. Terlihat Sang Pemerhati Sejarah Sumedang itu membuat tulisan kesimpulan dari perjalanan jurnalistik kami ke Cigumentong. Isi tulisannya, "Kampung adat itu biasanya terisolir. Tapi, tak semuanya yang terisolir itu, kampung adat" ( TATANG TARMEDI )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun