Padahal, ada banyak cara yang bisa dipilih selain harus menghabiskan tenaga menuju lapangan merdeka yang merupakan titik nol Kota Medan hanya sekedar melihat pesta kembang api.
Karena semua masyarakat Kota Medan mengetahui jumlah populasi kendaraan lebih cepat pertumbuhannya dari pada pembangunan infrastruktur jalan di kota tercinta kita ini.
Kota Medan yang pernah disematkan menjadi kota sejuta papan reklame, kota sejuta proyek dan kota sejuta jalan berlubang, membuat kami teramat berharap kepada pemimpin agar terus berbenah tanpa memikirkan membalikkan modal jauh sebelum mereka duduk di singgasana yang teramat empuk untuk dimiliki.
Yah, jadi ngelantur ni cerita. Mohon maaf atas ketidaksambungan tulisan ini. Hal ini tercetus karena sudah muak dengan suasana yang ada tanpa ada perubahan yang berarti.
Di sini, saya mengingatkan untuk semua masyarakat Kota Medan termasuk saya untuk benar-benar memilih pemimpin. Karena hanya ditangannyalah kemajuan dan peradaban Kota Medan terjadi.
Salah memilih, siap-siaplah untuk merugi satu periode atau sekitar 5 tahun ke depan. Takutnya bukan pembangunan yang ada, malah foto selfie atas pelantikan atau kegiatan yang ternyata hanya bermanfaat bagi kalangan ataupun kelompok sendiri.
terpublikasi juga di kaskus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H