Politik juga memainkan peran penting dalam melawan rasisme. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dapat memperbaiki atau memperburuk situasi. Sebagai contoh, kebijakan otonomi khusus bagi Papua adalah langkah positif yang diambil untuk memberikan hak-hak lebih kepada masyarakat Papua. Namun, pelaksanaannya masih sering terkendala oleh birokrasi dan korupsi, sehingga manfaat yang dirasakan oleh masyarakat tidak optimal.
Melalui kisah Ah Sahm dalam film seri "Warrior," kita dapat belajar tentang pentingnya memperjuangkan keadilan dan kesetaraan melalui hukum dan politik yang adil. Ah Sahm, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda dan menghadapi berbagai bentuk diskriminasi, tidak pernah menyerah dalam memperjuangkan hak-haknya dan hak-hak komunitasnya. Ini adalah contoh nyata bahwa keberanian dan ketahanan bisa menjadi kekuatan dalam menghadapi ketidakadilan.
Kesimpulan
Film "Warrior" bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan di tengah keberagaman. Dengan menonton "Warrior," kita diingatkan akan pentingnya terus memperjuangkan keadilan dan kesetaraan bagi semua, tanpa memandang latar belakang budaya dan etnis.
Di Indonesia, pesan dari "Warrior" sangat relevan. Kita perlu bersatu melawan rasisme, baik melalui penegakan hukum yang adil maupun kebijakan politik yang mendukung. Setiap bentuk diskriminasi harus ditindak tegas, dan pemerintah harus memperkuat kesetaraan dan keadilan bagi semua warga negara.
Melalui film ini, kita diajak untuk mengingat bahwa keberanian, ketahanan, dan solidaritas sangat penting dalam melawan ketidakadilan. Kita harus terus berjuang untuk kesetaraan yang lebih baik agar semua orang dihargai dan diperlakukan dengan adil tanpa memandang asal usul mereka. Serial ini membuka pandangan kita sebagai masyarakat untuk menjunjung tinggi solidaritas sebangsa dan setanah air khususnya kepada mereka yang termasuk kaum minoritas Indonesia.