Mohon tunggu...
Nicko Kharisma Gunawan
Nicko Kharisma Gunawan Mohon Tunggu... Penerjemah - -

Membaca itu seperti menyaksikan kisah dalam setiap dunia yang berputar, melainkan menulis adalah bagian teristimewa dari setiap dunia itu diciptakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Antara Angin dan Sepi

19 Februari 2023   18:46 Diperbarui: 20 Februari 2023   21:05 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku melanjutkan sisa barangku ke dalam mobil. Hari ini sudah hari keenam, waktunya pulang untuk bertemu anak dan istriku. Aku berpamitan kepada Mas Bakir. Namun nenek tersebut belum juga kembali.

"Ndak apa-apa Mas. Nanti saya pamitkan saja".

"Mbah kemana Mas?"

"Ndak tahu, tadi sih nyari Mas Gusti buat ngajak makan dulu sebelum pulang".

"Ya sudah kalau begitu, saya nitip pamit ya, Mas".

Perlahan mobilku menjauhi rumah kayu nenek. Tanpa memastikan jalanan aman, aku telah menyusur jalan aspal rusak sebagai akses utama di kampung itu. Masih melaju lirih, mataku seperti tak ingin melewatkan untuk memandang sekali lagi rumah klasik itu. Namun kali ini aku benar-benar terkejut. Dalam jendela kaca, sepintas terlihat nenek dan pria plontos itu berdiri memandang ke arahku. Tanpa sadar, mobilku melaju dengan pesat seakan siap terbang menembus awan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun