Aklimatisasi harus dilakukan secara hati-hati dan juga bertahap, yaitu dengan cara memberikan sungkup. Sungkup tersebut kemudian akan dilepaskan apabila tanaman baru yang sudah berhasil kultur sudah mampu untuk berdaptasi dengan lingkungan luar tersebut. Supaya tanaman baru tersebut tumbuh dengan baik, harus dilakukan pemeliharaan yang prinsip utamanya hampir serupa dengan pemiliharaan pada tanaman generatif.
Walaupun usaha Haberlandt menerapkan teknik kultur jaringan tanaman pada tahun 1902 mengalami kegagalan, akan tetapi Harrison, Burrows dan Carrel pada tahun 1907-1909 berhasil mengkulturkan jaringan hewan dan manusia secara in vitro.Â
Keberhasilan aplikasi teknik kultur jaringan sebagai sarana perbanyakan tanaman secara vegetatif pertama kali dilaporkan oleh White pada tahun 1934 yakni melalui kultur akar tanaman tomat. Selanjutnya, pada  tahun 1939, Gautheret, Nobecourt, dan white berhasil menumbuhkan kalus tembakau dan wortel secara in vitro. Pada jaman sekarang ini, sudah ada begitu banyak perkembangan dalam teknik serta hormon dalam kultur jaringan.
Kultur jaringan juga dapat menciptakan varietas baru, dengan cara menggabungkan plasma dari sel-sel yang berbeda dalam satu spesies lalu menumbuhkannya melalui kultur jaringan. Kultur jaringan juga berguna dalam pelestarian jenis tanaman yang hampir punah, dan mempertahankan keaslian sifat-sifat tanaman.
Setelah kita tahu apa itu kultur jaringan, Â jenis-jenisnya apa saja, tahapan-tahapannya, dan sejarahnya, maka kita bisa mencoba untuk menjawab pertanyaan yang ada di paragraf pertama. Apakah salah kita "mengambil" sel dari tanaman di negara lain untuk kita bawa pulang ke negara kita sendiri untuk dikulturkan dan sebaliknya? Di sini penulis akan memberikan pendapat berdasar pemikiran penulis.
Bila kita lihat, untuk melakukan kultur jaringan kita hanya memerlukan potongan kecil sel atau jaringan asal dari tumbuhan induk. Pengambilan ini tentu tidak akan melakukan terlalu banyak kerusakan sehingga membuat tumbuhan menjadi rentan dan sebagainya. Dengan begitu, pengambilan sel atau jaringan asal ini tidak akan merugikan tanaman dan negara atau wilayah tempat asal tumbuhan.Â
Bila peneliti atau ilmuwan luar negeri sudah mendapat ijin untuk melakukan riset atau penelitian dengan mengambil potongan kecil sel atau jaringan untuk dikulturkan, tentu saja hal ini tidak masalah.
Tetapi, juga perlu kita ingat bahwa iklim, suasana, suhu, dan lingkungan setiap negara berbeda-beda. Hal ini juga akan memengaruhi pertumbuhan tumbuhan setelah melalui proses aklimatisasi.Â
Dalam lingkungan luar yang tidak dikontrol, membuat tanaman perlu untuk beradaptasi. Perlu diingat bahwa tumbuhan yang dihasilkan dari kultur jaringan sama persis dengan tumbuhan induknya. Bila tumbuhan induknya berasal dari daerah yang beriklim tropis kemudian dikulturkan di daerah atau negara yang beriklim sedang, tentu akan membuat tumbuhan sulit untuk bertumbuh dan beradaptasi.