Padahal konsep strukturasi Giddens adalah dualitas. Dari film ini kita dapat melihat bagaimana sutradara ingin memperlihatkan struktur-struktur yang ada di dalam film.Â
Erat kaitannya dengan komunikasi massa, film dapat menjadi salah satu media yang memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi khalayak. Dalam hal ini yang dapat berpengaruh adalah terkait penanaman ideologi. Film merupakan media yang menggambarkan praktik wacana melalui penanaman kekuasaan dan ideologi (Sahid, A. A, Â 2020).Â
Apabila menganalisis dari film Wonder Woman, penanaman ideologi yang ingin ditanamkan adalah mengenai feminisme. Ideologi yang ditanamkan disalurkan melalui perantaraan Diana sebagai Wonder Woman.Â
Film ini ingin menyampaikan pesan bahwasannya seorang perempuan juga bisa menjadi pahlawan atau hero. Dengan adanya penanaman nilai ini diharapkan khalayak juga dapat melihat bahwasannya perempuan juga mampu melakukan sesuatu yang biasa dikerjakan oleh seseorang laki-laki.
Berbeda halnya dengan film Wonder Woman, penanaman ideologi dalam film Aquaman terletak pada penghapusan batas-batas atau sekat yang ada di masyarakat.
Saya melihat atau menganalisis hal tersebut berdasarkan pada akhir cerita yang digambarkan dengan suasana baik dan positif (happy ending). Arthur yang merupakan anak dari perkawinan orang tua dengan latar belakang berbeda ternyata justru mampu menjadi penerus tahta untuk menjadi penguasa Atlantis.Â
Selain itu, orang tua Arthur (Atlanna dan Thomas), walaupun mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, namun mereka tetap dapat bersatu atas dasar saling mencintai.
Apabila kita menarik benang merah dalam kedua film ini, tingginya sikap nasionalisme yang dimiliki oleh Diana dan Arthur dapat dijadikan sebagai ukuran dan contoh dalam mencintai suatu bangsa dan negara.Â
Dari sisi film Wonder Woman, penulis ingin menceritakan bahwa siapa saja mampu menjadi pembela dan pahlawan. Tak ada unsur gender yang lagi membatasi akan hal itu.Â
Sedangkan dari film Aquaman, rasa nasionalisme itu tercermin dari kebulatan tekad Arthur untuk menyatukan Atlantis. Menjadi pejuang tunggal yang bertarung dalam merebut dan menyatukan besarnya Atlantis bukanlah suatu masalah untuknya.
Rasa gentar dan dedikasi tinggi yang dimiliki oleh Diana dan Arthur perlu diacungi jempol. Dalam mencintai bangsa dan tanah kelahirannya, keduanya rela berjuang habis-habisan sampai titik darah penghabisan.Â