Aneh rasanya jika kamu belum mengenal karakter tokoh satu ini. Yap.. betul, semua juga pasti sudah familier dengan 'Bu Tejo'. Sosok yang menjadi pemeran utama dalam film pendek 'Tilik' (2018) banyak mencuri perhatian publik akibat peran yang dimainkannya.
Film pendek berjudul Tilik (2018) yang tayang perdana pada 17 Agustus 2020 lalu, sempat bertengger menjadi trending topik di twitter usai mengusung nama salah satu pemerannya. Ya, 'Bu Tejo' berhasil membuat publik akhirnya penasaran dan menyukai akting-nya dalam film 'Tilik' yang dipublikasikan melalui kanal youtube Ravacana Films.
Nama Bu Tejo ini berhasil menduduki puncak trending twitter selama beberapa hari usai penayangannya di youtube. Publik kemudian kemudian banyak yang penasaran akan film ini, terutama karakter 'Bu Tejo'. Sontak film ini kemudian dibanjiri berbagai komentar dari warganet dan membuat film ini cukup mengantongi banyak viewers. Hingga tulisan ini dibuat, film ini berhasil ditonton sebanyak 23 Juta kali.
Bedah Karakter 'Bu Tejo' dan Isi Film Pendek Tilik (2018)
Dengan nama 'Bu Tejo' yang berada di puncak trending, tentu bukanlah tanpa sebuah alasan yang kuat. Salah satu yang alasan yang digadang-gadang kebanyakan orang adalah cara dia berakting menyampaikan suatu informasi (gosip) yang dianggap unik. Namun, apabila kita menelaah lebih jauh, hal utama yang menjadikan nama Bu Tejo trending dikarenakan adegan yang ada dalam film menunjukkan fenomena atau dinamika yang terjadi di masyarakat. Secara gampangnya, Bu Tejo dianggap sebagai representasi tokoh (ibu-ibu) yang ada di masyarakat.
Banyak keserupaan atau fenomena yang terjadi di masyarakat dengan film ini. Salah satunya adalah yang berkenaan dengan Bu Tejo. Hal tersebut diantaranya adalah:
- Cara membicarakan orang (bergosip)
Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films' - Isu yang dibicarakan
Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films' - Selalu ada pro kontra (Tokoh penengah)
Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films' - Kepercayaan orang dulu
Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films' - Pamer secara tidak langsung
Image: Screenshot YT Channel 'Ravacana Films'
Refleksi dan Pesan
Apabila dilihat dari sisi paradigma film, hal utama atau yang menjadi dominasi dari film ini adalah penggunaan paradigma fenomenologi. Di mana paradigma ini mengambil sisi atau sudut pandang dari fenomena (gejala) yang terjadi di masyarakat. Paradigma ini ingin menjelaskan bagaimana fenomena perilaku manusia yang dialami secara sadar.
Di sisi lain, paradigma empiris juga masuk di mana ketika film mengedepankan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Pengetahuan yang juga berasal dari pengenalan indrawi. Sisi empiris terlihat ketika bagaimana Dian kemudian menjadi bahan gosip akibat adanya foto yang terpampang di internet dan juga beberapa warga yang melihat tingkah lakunya.
Selain itu, paradigma kritis juga sedikit masuk dalam film ini di mana hal tersebut justru yang menjadi hal menarik dari filmnya. Bahwasanya  tidak selalunya 'gosip' adalah hal yang buruk (informasi yang salah). Pada akhir film ini mengungkap bahwa ternyata Dian memang memiliki hubungan dengan 'lelaki tua'.Â
Keseluruhan film ini juga ingin menjelaskan, bahwasanya dalam suatu masyarakat akan ada 'pentolan' yang memiliki power kuat (berpengaruh besar) terhadap pemikiran atau pola pikir masyarakat. Semua hal tersebut tercermin dalam diri Bu Tejo. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI