Mohon tunggu...
Nicholas Keenan Karahayon
Nicholas Keenan Karahayon Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Murid SMA Kolese Kanisius

saya suka bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Toleransi antar Umat Beragama melalui Ekskursi

22 November 2024   09:22 Diperbarui: 24 November 2024   22:28 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Menurut saya, Titik awal terjadinya sikap intoleran sering kali berakar pada kurangnya pemahaman terhadap perbedaan, baik itu perbedaan keyakinan, budaya, atau pandangan hidup. Ketidaktahuan ini dapat diperburuk oleh penyebaran informasi yang tidak akurat atau narasi negatif yang memperkuat prasangka. Selain itu, faktor-faktor seperti ketimpangan sosial, politisasi identitas agama, serta pengaruh kelompok tertentu yang mengedepankan eksklusivitas dapat memicu perpecahan. Dalam banyak kasus, intoleransi berkembang ketika dialog yang konstruktif tidak terjadi dan rasa saling percaya antarindividu atau kelompok mulai terkikis. Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan, komunikasi, dan kepemimpinan yang inklusif dalam mencegah dan mengatasi sikap intoleran di masyarakat.

Kesalahpahaman sering kali muncul dari kurangnya dialog antarumat beragama. Melalui percakapan yang jujur dan terbuka, kita dapat saling memahami perspektif masing-masing. Forum lintas agama atau kegiatan komunitas menjadi sarana yang efektif untuk memperkuat hubungan antarpemeluk agama.

Penting untuk menanamkan nilai-nilai toleransi sejak usia dini. Sekolah, sebagai tempat bertemunya anak-anak dari latar belakang beragam, memiliki peran strategis. Melalui kurikulum inklusif dan kegiatan bersama, siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi persatuan.

Komitmen Bersama untuk Masa Depan Damai

Toleransi antarumat beragama bukanlah tujuan yang dapat dicapai sekali waktu, melainkan proses berkelanjutan. Setiap individu, komunitas, dan institusi memiliki peran dalam merawatnya. Dengan semangat persaudaraan, kita dapat memastikan keberagaman Indonesia tetap menjadi kekuatan, bukan sumber perpecahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun